📖: Bab 13

21 8 9
                                    

"Apa yang akan kau lakukan setelah bertemu maker?"

.

.

.

⋆❀⋆

⭒☆━━━━━━━☆⭒

Lune membuka mulut, tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar. "Memintanya untuk mengeluarkanku dan Noi tentunya. Apa lagi?" kata Lune pada akhirnya.

"Tidak, tentu saja kau akan melakukan itu. Iya benar, apa lagi ya?"

Sekali lagi, Lune tidak mengerti dengan sifat wanita berambut pendek itu. Terkadang kata-kata Scarlett membuatnya bingung, terkadang kelakuan Scarlett membuatnya tertegun. Ah, dan jangan lupakan selera humornya.

Noi hanya mengamati mereka berdua sekilas lalu kembali mengaduk-aduk gelas berisi teh yang dipegangnya. Otaknya memutar kembali serangkaian peristiwa yang terjadi semalam.

.

.

.

"Bagaimana kalau sekarang kau katakan saja semua yang kau sembunyikan?"

Noi menatap tak percaya Lune yang sudah tertidur pulas. Ia lengah, harusnya tadi ia mencegah Lune minum air yang disediakan Scarlett.

"Kau taruh apa di minuman Lune?" Mata Noi memicing tajam. Tangannya mengambil gelas yang tadi Lune gunakan.

"Tenang saja, aku tidak membunuhnya. Itu hanya sleep potion. Besok pagi dia akan bangun kembali. Yah, efek sampingnya dia akan memimpikan kejadian yang sangat ingin dia lupakan." Scarlett memandangi Lune di sebelahnya. "Maaf," bisiknya di telinga Lune.

"Ternyata seorang pembunuh bayaran bisa meminta maaf," sindir Noi. Sikap formalnya dia buang jauh-jauh. Akhir-akhir ini dia banyak bertemu orang yang membuatnya kesal.

Scarlett tertawa. "Kau kira rasa kemanusiaanku hilang begitu saja?"

Noi menatap wanita itu datar. Jadi rasa kemanusiaannya tetap ada walau sudah sering membunuh manusia? Begitu pikirnya.

"Ah, satu lagi. Aku bukan pembunuh bayaran."

Gadis berambut panjang itu menghela napas. "Bagaimanapun juga aku tidak tahu apa maksudmu mengatakan kalau aku menyembunyikan sesuatu." Noi mengangkat kedua tangannya ke samping. "Tidak ada yang kusembunyikan."

Scarlett mengaktifkan riteinfor miliknya. Sebuah potion muncul di tangannya.

"Jangan menipuku, kau tahu benda ini. Kau juga sangat tahu kegunaannya," ujar Scarlett mengayun-ayunkan sebuah potion di depan Noi.

Noi menggeleng seraya menghela napas. "Kutegaskan kembali aku tidak tahu apa maksudmu." Pandangannya terkunci pada potion itu. "Memangnya itu potion apa?"

"Mau sampai kapan kau menipu seorang sepertiku? Kau harus belajar akting lebih baik kalau mau membohongiku, aku sudah sering terlibat dengan orang yang tidak mau mengaku." Senyum Scarlett terpampang di wajahnya, kakinya dia silangkan. "Sepertinya kau tidak sadar kalau bahasa tubuhmu dapat terbaca dengan jelas."

Noi melirik tangan yang tangan yang tadi dia angkat. Sejak kapan tangannya gemetar? Padahal dia sudah melatih ekspresi wajahnya di depan cermin berkali-kali, tapi dia lupa mengontrol reaksi tubuhnya.

"Apa alasanmu berada di dunia ini?" tanya Scarlett serius. Matanya masih memandang Noi.

.

.

Retrouvaille (END | TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang