5

8 1 0
                                        

Hari esoknya teman-teman lathi datang untuk menjenguk. Tenang saja lathi sudah membuat surat sakit baik ke kantor tempat ia bekerja dan ke kampus. Dan semalam andini sudah menjelaskan alasan kenapa ia kabur dari rumah 10 tahun lalu.

"Assalamualaikum." ucap ketiga perempuan yang tidak lain adalah teman-teman lathi yang datang berkunjung

"Waalaikumsalam. Sini masuk." ucap lathi, teman-teman lathi memasuki ruangan dan duduk di sekitar kasur.

"lo sendirian aja? nggak ada yang jaga?" tanya adel yang menyadari bawah sebelum ia dan si kembar masuk lathi memang sendiri di ruangannya.

"ada kok, lagi nyari sarapan. Kalian udah sarapan?" tanya lathi pada ketiga temannya

"Udah kok tadi, makan bubur di rumah adel." Jawab zyafira.

"Ih kok nggak dibawain sih, kan gua juga mau bubur buatan tante linda." rengek lathi yang ingin dibawakan bubur

"Kata bunda, lo harus keluar dulu dari rumah sakit, nanti bunda bikinin buat lo yang banyak sampe lo bosen." ujar adel dengan kedua jempolnya

"Gua mah kagak pernah bosen sama bubur buatan mamah lo del. Enak banget sih." ucap lathi dan mengacungkan jempolnya

"Eh mana luka lo, kata si manusia es lo dijait sampe 100?" tanya zhafira yang penasaran dengan luka lathi

"Nih, belom terlalu kering dan belom boleh banyak gerak tangan kiri gua." jelas lathi

"Kita udah tau kok, kenapa lo masuk rumah sakit. Coba aja waktu itu gua nginep disana pasti lo nggak ngelakuin hal itu." ujar adel yang menyesal karena tidak menginap disana dan mencegah sahabatnya untuk tidak melakukan hal berbahaya itu.

"Assalamualaikum." ucap gerry yang baru selesai mencari sarapan.

"Waalaikumsalam." dan dijawab oleh keempat wanita yang berada disana.

"Udah minum obat yang sesudah makan?" tanya gerry pada lathi yang ia tinggal untuk mencari sarapan di luar.

"Oh iya lupa. tolong ambilin." ucap lathi menunjuk obat yang ada di nakas. Setelah diambilkan oleh gerry, lathi langsung meminum obat itu.

"Waah kalian cocok loh jadi pasutri." ucap adel spontan dan tersenyum melihat kedua orang itu.

"iya bener-bener cocok pake banget." ucap zhafira yang ikut-ikutan memprofokator

"Waah ini mah nggak bakal lama lagi, udah gas terus ini mah, di tunggu undangannya." ucap zyafira yang ikut-ikutan mengompor

"Apa sih kalian nggak jelas deh. Gua nggak ada apa-apa kok sama dia." ucap lathi yang membantah ucapan temannya.

"Halah nggak ada apa-apa tapi muka kalian berdua merah tuh." ucap adel menunjuk kedua wajah lathi dan gerry bergantian.

"cih nggak usah sok malu-malu lo lath, biasanya juga lo malu-maluin." ucap zhafira

"Saya mau mandi dulu, kalian bisa lanjutkan obrolannya." ucap gerry dan berlalu mengambil tas berisikan baju yang ia bawa. Setelah gerry masuk kamar mandi yang ada di dalam ruang inap itu, merekapun melanjutkan obrolan mereka.

"jadi gimana? kapan kalian jadian?" tanya adel yang masih penasaran dan setia mengganggu lathi.

"Jadian? kagak ada yang jadian anjir. udahlah bahas yang lain aja. nggak penting ngomongin dia." jawab lathi.

"oh iya anak-anak tongkrongan pada nanyain lo tuh." ucap zyafira

"gua tau, pasti yang getol nanyain si ilham kan?" tanya lathi yang menebak ilham, dia pria yang selalu mendekati lathi.

That Iceman is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang