Chapter 5

1.6K 82 0
                                    


"Aku tak akan menyalahkanmu, jika sekarang kau berpikir aku bajingan," gumam Shinichi yang masih memeluk Shiho.

Tubuh mereka masih telanjang, karena mereka belum dikirimkan pakaian pengganti. Shinichi menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut dan membungkus Shiho hingga setinggi leher, tidak ingin memberikan kesenangan pada Kiyosuke untuk menatapi tubuh Shiho. Saat itu hari masih subuh, di luar masih gelap. Beberapa jam lagi, mereka harus bermain kembali.

Shiho menggeleng, wajahnya tenggelam dalam dada Shinichi.

Shinichi dapat merasakan pergerakannya.

"Aku tak menyalahkanmu, lagipula kita memang tak ada pilihan. Kalaupun ada, jauh lebih buruk," Shiho bergidik jika ia harus membayangkan melakukan seks dengan pria-pria lainnya.

Hening sejenak.

"Apakah selamanya kita akan terjebak di sini?" bisik Shiho pahit.

"Aku yakin, Masumi dan Akai-San masih mencari kita. Cepat atau lambat mereka pasti akan menemukan ranch ini,"

"Aku harap tidak terlalu lama lagi," ucap Shiho penuh harap.

"Aku percaya mereka pasti mampu,"

"Uhm," Shiho mengangguk.

"Sambil menunggu, sebaiknya kau bayangkan saja, kau ingin apa setelah kembali?"

"Aku... Aku tidak tahu..."

"Kau mau takoyaki? Atau okonomiyaki?" Shinichi berusaha menghiburnya.

"Sandwich blueberry dan kacang boleh juga..."

"Ah... Nanti aku akan minta Okasan membawakan selainya langsung dari Amerika. Khusus untukmu, jangan bagi Hakase, oke?"

Shiho mengangguk, "Dia sudah terlalu gemuk..."

"Benar,"

Dan mereka terus membicarakan hal-hal lainnya yang dapat mempertahankan rasa kemanusiaan mereka.

Tanpa terasa, mereka sudah terjebak di ranch itu selama kurang lebih satu bulan. Bagai lingkaran setan, siklus permainan itu dijalani Shinihi dan Shiho berulang kali setiap hari, sesuai kemauan Kiyosuke. Anggota-anggota baru bahkan bertambah, hasil penculikan komplotan Kiyosuke yang lain. Shinichi dan Shiho kadang menjadi grup pemangsa, grup mangsa dan balik lagi ke pemangsa. Namun kini mereka sudah semakin mahir untuk bersembunyi dan bermain taktik. Beberapa malam sekali, mereka mendapat kiriman pakaian dalam. Mereka juga telah mengerti, jika sudah begitu berarti Kiyosuke menginginkan tontonan seks. Shinichi dan Shiho sudah tidak canggung lagi ketika melakukannya. Bahkan mungkin kegiatan itu kini sebagai sarana pelepasan stress untuk mereka akan ketidakpastian hidup.

***

"Kawasaki Zero?" tanya Kiyosuke seraya memandang Akira.

"Eh," pria keturunan Inggris yang kaya raya, "Dia membeli lukisan Olympia seharga 100 juta yen," Akira memberitahu.

"Hmm... Menarik," gumam Akira tampak terpikat.

"Dia suka berburu, tembakannya canggih dan agak psikopat. Dia cocok dengan profil untuk menjadi tambahan anggota kita dan pundi-pundi pemasukan Kiyosuke-Sama,"

"Atur pertemuanku dengannya. Jika dia memang menarik bagiku, aku akan mengajaknya untuk bergabung,"

"Baik Kiyosuke-Sama,"

"Mungkin sebagai perkenalan, aku akan mengundangnya dalam perayaan tiga tahun permainan ini. Aku berencana untuk menciptakan permainan baru yang lebih menarik,"

The Dying GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang