01. Paper Of Truth

389 3 0
                                    

🔆 Remember to click the ⭐️




••• 3 0 •••





•••

"Mau beli apa lagi?"

Nathan menggeleng, "Nggak ada, pulang aja yuk."

Varrel yang mengerti karena Nathan memang terlihat sudah lelah dengan acara mereka hari ini memutuskan untuk pulang. Mereka cukup bersenang-senang untuk melepas letih keduanya akibat tugas sekolah.

Varrel merangkul Nathan sedangkan Nathan saat ini masih dengan es krim ditangan kanannya. Keduanya terlihat serasi berjalan berdua diantara kerumunan orang-orang yang juga sedang berjalan-jalan juga difestival tersebut. Iya, mereka sedang ada difestival yang ada dikotanya, perayaan ini ada setiap pertengahan tahun.

Varrel memutar knop pintu dan mempersilahkan Nathan masuk terlebih dahulu, "Mau mandi duluan?"

Nathan yang sedang melepas jaketnya langsung menggeleng kuat, "Capek, mau langsung tidur."

Varrel paling tidak suka kebiasaan Nathan satu ini, Nathan adalah orang yang sangat malas mandi. Dia hanya akan mandi jika ada acara yang penting, sekolah dan jika tubuhnya berkeringat. Jika tidak ya Nathan tidak akan mandi. Kalau katanya sih...

"Hemat air, bayar air mahal, sayang kalau dibuang sia-sia."

Varrel mengambil handuk yang menggantung dibalik pintu lalu memberikannya pada Nathan.

"Aku nggak mandi."

"Habis dari luar, Na."

Nathan yang tidak bisa menolak kekasihnya ini pada akhirnya menerima bahwa dirinya harus mandi malam ini. Misi hemat airnya hancur sudah.

"Tapi ada syarat."

"Syarat apa, sayang?"

Satu kata itu membuat Nathan tersenyum. Hey, siapa yang tidak salah tingkah jika dipanggil seperti itu oleh orang yang kita sukai?

Nathan memberi kode dengan menunjuk bibirnya dan sedikit memajukannya. Varrel yang tahu langsung menyambar bibir mungil milik Nathan, "Mau lebih?"

Nathan yang seakan tahu maksud dibalik kata lebih itu segera mendorong tubuh Varrel dan lari sambil memegang pipinya yang sedikit panas kedalam kamar mandi sedangkan Varrel sudah tertawa keras disana. Bukankah lebih baik menghindarkan diri dari binatang buas daripada memancingnya?

Keduanya sudah selesai mandi dan sekarang mereka sedang duduk berhadapan diatas kasur dengan kertas masing-masing ada ditangan mereka, "Siapa duluan?"

"Kamu."

Nathan membalas dengan anggukan dan mengambil kertas yang ada ditangan Varrel, "Apa warna kesukaanku?"

Nathan sedikit berpikir karena sejauh mereka menjadi pasangan kekasih sekaligus sekamar diasramanya, ia bahkan tidak tahu soal warna kesukaan Varrel. Namun ia tetap ingin menebak sendiri dengan menyambungkan beberapa moments.

"Hijau."

Varrel menggeleng, Nathan salah. Ia memiliki dua kesempatan sebelum tangan atau wajahnya terkena spidol mengerikan itu.

Never Mind [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang