Extra Chapter

14.3K 1K 16
                                    

Karena aku lagi pengen buat, jadi aku bikin Extra Chapter, semoga kalian suka.

Seminggu setelah pernikahan mereka, Retno bangun dengan muka bantalnya, kemudian dia masuk ke kamar mandi untuk mandi setelah itu menyiapkan sarapan untuk dia dan suaminya.

Di dapur Retno melihat bahan bahan apa saja di kulkas. "Hmm sisa telur dengan mie, belum belanja bulanan, mending bikin omelet aja deh."

Disisi lain Putra yang masih tertidur menyentuh area tempat tidur sebelahnya yang sudah dingin, dia bangun dan melihat jam berapa. Setelah mengumpulkan nyawa dia pergi untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kantor.

Retno selesai dengan masakannya cukup sederhana tapi nikmat dimakan, kemudian dia pergi ke kamar mereka untuk membangunkan suaminya. Dia melihat tempat tidur yang sudah kosong tanpa penghuninya, dia juga mendengarkan percikan air di kamar mandi. "Oh lagi mandi toh, tumben bangun pagi." Batin Retno.

Retno membereskan tempat tidur kemudian mengambil pakaian untuk di pake suaminya bekerja. Putra keluar dengan keadaan toples dan handuk yang menutupi area kebanggaannya. Retno meneguk ludahnya kasar melihat betapa indahnya otot lengan dan perut sixpack dimiliki suaminya, iri dia tuh.

Putra menghampiri Retno kemudian mencium keningnya. "Makasih sayang, aku ganti baju dulu, kamu mau disini atau keluar? Oh saran aku kamu disini aja nunggu aku ganti baju." Putra menaik turunkan alisnya, Retno mencubit perut bidang suaminya kesel dia tuh, muka dia memerah hanya perkataan itu, kotor pikiran Retno.

Retno turun menunggu suaminya di meja makan. Setelah Putra selesai, dia turun untuk sarapan. Retno mengambilkan dia nasi beserta lauk pauknya, Putra tersenyum melihat perlakuan istrinya, gak salah dia tuh milih Retno. "Masakan kamu selalu enak sayang, gak pernah gagal deh." Puji Putra, Retno hanya bisa tersenyum mendengar penuturan suaminya.

"Sayang aku pergi dulu."

"Mas nanti siang jangan makan di kantin, aku datang ke kantor mas yah, sekalian liat kantor mas."

"Boleh dong sayang, sama supir yah perginya."

"Okay." Jari jempol dan telunjuknya membentuk huruf 'O' dan matanya menutup sebelah, kesan lucu dan imut Dimata Putra. Dia mencium istrinya kemudian pergi ke kantornya.

Setelah kepergian Putra, Retno membersihkan rumah dan berbelanja untuk Siang nanti. Sebenarnya Retno ada pembantu, supir, tapi dia tidak mau merepotkan pembantunya, seenggaknya pekerja dirumahnya bisa betah kerja sama dia.

~£~£~£~£~£~£

Pukul 10 pekerjaan rumah Retno telah selesai, kemudian dia mengambil uang di dompet setelah itu pergi untuk ke supermarket untuk belanja. "Pak tolong antar saya ke supermarket." Ucap Retno

"Baik nyonya, silahkan." Retno masuk kedalam mobil kemudian. Panggilan nyonya itu berlaku buat Retno karena suruhan Putra, jadi mau tidak mau Retno hanya mengiyakan saja.

"Bapak boleh ngopi disana atau sekedar makan, ini duitnya buat bapak jajan, saya belanja dulu." Supir Retno hanya mengangguk patuh dengan majikannya, ini yang bikin pekerja mereka betah karena majikan mereka orangnya baik-baik, dari contoh awal saja udah bisa dilihat.

Retno sedang asik memilih bahan makanan apa yang dia sama suaminya makan nanti. Dia berhenti di rak daging. Tiba-tiba ada yang memanggil dirinya, ternyata itu temannya Aldi dan Surya.

"Haii No, apa kabar." Retno memeluk kedua temannya.

"Baik kok, kalian gimana?"

"Aku selalu baik Retno, Aldi mah gak usah ditanya kali yah." Ucap Surya, Aldi menatap tajam sahabatnya padahal dia mau ngomong.

Ketua BEM Is My Boyfriend {END}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang