ARASELY : 24 🍯

310 25 61
                                    

| WELCOME TO LAVENDERWRITERS SEASON 08 |

| ARASELY © KELOMPOK 01 |

| CREATED BY : mghescape |

| SENIN, 23 AGUSTUS 2021 |

H A P P Y  R E A D I N G

✨✨✨

Ara dibuat uring-uringan oleh Raka karena sudah tiga minggu— nyaris sebulan, Raka tak ada kabar sama sekali. Ara berusaha tetap berpikir positif jika Raka sedang sibuk dengan kehidupannya dan mungkin tak punya waktu untuk  menghubungi dirinya. Tapi, sekeras apapun otak Ara berasumsi seperti itu, hatinya bertolak belakang dengan pemikirannya itu.

“Yang bener aja nyaris sebulan Raka gaada kabarnya,” gumam Ara pelan
sambil menatap dirinya dengan rambut acak-acakan dan wajah yang
terlihat layu seperti tanaman yang tak diberi asupan air selama seminggu, lewat pantulan cermin hias yang berada di atas meja.

Jarum jam menunjukkan pada angka 23.00, pertanda 30 menit lagi hari akan berganti. Tapi tak ada sedikitpun pergerakan dari Ara yang sedari dua jam lalu hanya duduk melamun memikirkan Raka. Ara tidak sedikitpun berniat untuk bangkit dari duduknya dan segera berbaring atas ranjangnya serta memejamkan matanya untuk tidur. Beruntung besok hari Minggu, jadi walaupun dirinya telat tidur Ara tak harus bersusah payah menyembunyikan kantong matanya untuk pergi ke sekolah.

Detik terus berlalu, tepat pada pukul 00.00 akhirnya Ara bangkit dari kursi dan berjalan menuju tempat tidurnya dan berbaring. Tapi, Ara hanya berbaring dan membuka handphonenya melihat- lihat kembali pesan antara dirinya dan Raka. Ara juga memandang dengan lekat layar handphonenya yang sedang menampilkan foto- foto Raka. Tanpa disadari akhirnya Ara jatuh tertidur dengan genggaman handphone yang jatuh di atas dadanya serta kondisi  layar handphone yang masih menunjukkan foto Raka yang sedang tersenyum manis menampilkan lesung pipinya.

***

Di pagi harinya, Ara terbangun disebabkan oleh suara ketukan pintu yang diketuk dari luar pintu kamarnya.

“Iya,” sahut Ara menanggapi siapapun yang mengetuk pintu kamarnya.

“Ara, udah bangun sayang?" Terdengar suara Jane dari luar menanyakan kondisi Ara.

“Udah Bun, masuk aja,” jawab Ara.

“Ok, Bunda masuk ya.”

Jane pun membuka pintu kamar Ara dan menggeleng- gelengkan kepalanya saat melihat Ara yang katanya tadi sudah ‘bangun’ tetapi realitanya masih bergelung nyaman di atas tempat tidurnya dengan mata yang masih terpejam erat— bagai ada lem yang melekat. Akhirnya Jane berjalan menuju ranjang Ara dan duduk dengan posisi menyamping lalu mengelus
pelan surai rambut hitam legamnya Ara yang masih acak- acakan.

ARASELY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang