Bab 1

158 24 3
                                    

Best Friend, Jisung.

Pagi-pagi sekali di tengah jalanan pusat kota dengan suasana yang terbilang cukup sepi, dikarenakan hanya sedikit dari penduduk kota yang mau menggunakan mobil ataupun motor pribadi, sebab menggunakan angkutan umum seperti bus lebih mudah dan juga murah.

Itu bagi orang-orang yang bekerja, tetapi sebagian besar anak sekolah maupun mahasiswa juga lebih nyaman menggunakan bus karna tarif yang terbilang cukup murah bagi pelajar dan juga jalur yang strategis, sebab itu lah jalanan pusat kota di negara ini jarang sekali terkena macet akibat padat kendaraan.

Namun, tidak bagi dua bocah ini, setiap harinya mereka berangkat sekolah selalu menggunakan kendaraan roda dua, dan jalanan yang sepi adalah kesempatan bagi keduanya yang tiba-tiba menjelma seakan menjadi Valentino Rossi, dengan taruhan yang menang akan mentraktir makanan di kantin sepuasnya.

"SIAP-SIAP UANG SAKU MU MELAYANG HABIS TANPA SISA!!" teriak Han Jisung dari balik helm fullface nya, dengan suara tawa yang menggelegar tiada tara.

"SIAP-SIAP NYAWA MU MELAYANG TANPA SISA!!" balas Minho menyeringai tipis dari balik kaca helm yang terbuka, sungguh becandaan yang dark.

Jisung sempat membulatkan kedua mata tetapi kemudian ia menggeleng kecil dan kembali melihat arah depan, sudah tidak heran jika sosok Lee Minho berbicara tanpa di saring.

"JISUNG AWAS!!!"

Dari kejauhan Minho sudah melihat bahwa terdapat polisi tidur di depan jalan sana, sedangkan Jisung yang berada di jalur terdepan itu menancapkan gas dengan kecepatan penuh dan sepertinya ia tidak nampak bahwa akan ada polisi tidur di sana.

BRAK!!!

"JISUNG!"

Sudah bisa di tebak apa yang terjadi. Lagian, bermain yang tidak-tidak saja.

Akibat menarik rem dengan penuh secara tiba-tiba membuat kendaraan bermotornya jatuh begitu saja, tidak begitu keras memang, tetapi yang namanya terjatuh akan selalu menyakitkan.

Dengan jarak yang tidak begitu jauh, Minho memarkirkan motornya menepi dan ia segera melepas helm untuk bergegas menuju sahabatnya yang dengan nyaman sedang duduk tertimpa motor di sana. Ah, mana ada nyaman, sakit iya.

"Jisung, kau? Nggak pa-pa?" dengan cepat Minho mendirikan motor yang sejak tadi menimpa tubuh Jisung.

"Pertanyaan yang sangat-sangat klise hingga terdengar menyebalkan, KAU TAHU AKU TERLUKA DAN KAU MALAH BERTANYA 'Jisung, nggak pa-pa?'" sahutnya berteriak dengan raut wajah yang bisa di bilang cukup menyebalkan, tetapi Minho justru tergelak akan hal itu.

"Untung saja motor ini baik-baik saja" kata Minho usai tergelak.

"UNTUNG SAJA AKU MASIH HIDUP!" teriak Jisung lagi dengan nada menyindir Minho yang terlihat lebih peduli pada motornya, tentu saja Minho tergelak lagi.

"Makanya lain kali hati-hati, sudah tahu mata mu minus, bukan di pakai kacamatanya"

Minho kini duduk bersanding dengan Jisung yang tengah mengurut sebagian lututnya yang terasa sakit, untung saja celana seragamnya tidak sobek, dan ia tidak mengalami luka serius.

"Motor ku benar tidak pa-pa?" tanya Jisung masih terus mengurut lututnya.

"Hm, hanya baret sedikit di bagian body sampingnya"

Beruntung Jisung terjatuh bukan di tempat jalanan pusat kota, Jisung terjatuh di saat mereka hampir sampai pada lokasi sekolah, jadi itu tidak mengundang orang-orang yang berkerumun, dikarenakan masih cukup pagi pula untuk para pelajar datang ke sekolah, jadi jalanan masih terbilang sepi.

Roller Coaster | MINSUNG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang