"Aku menyukai mu!"
Untuk kali pertamanya lagi setelah satu pekan terakhir, Jisung menatap netra itu, menatapnya dengan sorot yang tajam.
Minho sejenak terdiam, seakan dirinya merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia karena sungguh ia tidak mengerti apa maksud Jisung, jika Jisung menyukainya, lalu mengapa Jisung marah?
"Hei, sebagai sahabat, tentu saja aku juga menyukaimu, Jisung. Mengapa kau marah akan hal itu?"
Jisung tersenyum miring lagi, sedangkan Minho masih memasang raut wajah bingung.
"Bodoh!" maki Jisung, ia berniat untuk berlalu tetapi Minho meraih tangannya keras hingga menahan langkahnya untuk bergerak pergi.
"IYA AKU BODOH! UNTUK ITU BICARALAH YANG JELAS!"
"Agar aku mengerti" sambungnya setelah teriakan itu mengudara, lagi-lagi ia sulit untuk mengontrol sebuah amarah.
"AKU MENYUKAI MU, DAN ITU HAL YANG BERBEDA!"
"HAL YANG SEHARUSNYA AKU TIDAK LAKUKAN, TETAPI AKU JUSTRU MELAKUKANNYA!"
"MENGAPA KAU TIDAK MENGERTI?!"
"Aku menyukai mu"
Sesaat setelah mendengar ledakan amarah sahabatnya, ia hanya tertunduk diam, mengapa dirinya sangat bodoh hanya untuk mengerti hal sederhana itu, tentang sebuah rasa. Dan pada akhirnya, ia memahami apa maksud Jisung.
Untuk pertama kalinya selama hidup, ia merasakan atmosfer pada dunia yang berbeda, ia benci itu, mengapa hari ini harus terjadi, mengapa harus menjadi seperti ini?
Minho masih terdiam, ia takut jika berucap maka itu akan terdengar salah, Jisung masih berdiri di sana, terlihat ia terus saja menatap udara seakan dengan keras menahan tangis yang ingin membuatnya terlihat lemah, tentu saja Jisung tidak membiarkan.
"Hari itu, aku tersadar bahwa hanya aku yang merasakan hal konyol seperti ini, tentu saja aku juga membencinya"
"Tetapi aku tidak bisa melenyapkan rasa itu"
"Sampai saat ini aku terus berusaha untuk membencimu dan terus seperti itu, agar apa?"
"Agar aku bisa membunuh rasa itu, rasa yang tak pantas, yang memang seharusnya tidak ada"
"Tetapi, aku tidak bisa melakukannya, sepertinya aku gagal"
"Aku tahu, setelah ini kau pun akan membenci ku, aku selalu siap akan hal itu"
"Dan sepertinya lagi, itu adalah jalan yang terbaik"
Minho masih tertunduk diam mendengar berbagai macam ucapan yang baru saja diutarakan oleh Jisung, sungguh ia tidak tahu harus berbuat apa, bahkan ia juga membenci dirinya sendiri mengapa ia hanya bisa terdiam?
"Tak ku sangka hari ini benar-benar tiba, ini kali terakhir kita bertemu"
"Aku akan pergi"
"Sejauh yang aku mampu"
~~•••~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Roller Coaster | MINSUNG [✓]
Fanfiction[END] Semenjak hari itu, dimana dia dapat melawan rasa takutnya sendiri, dia mengatakan bahwa hal favoritnya telah bertambah menjadi tiga. Yang kedua adalah langit berawan, dan yang ketiga adalah roller coaster. Lalu, yang pertama? Dia tidak mengata...