Di sini, tengah musim gugur, entah di negara sana apakah sama adanya.
Lima tahun berlalu, ia habiskan hanya untuk belajar dan juga belajar, sampai gelar hukum pun ia telah berhasil meraihnya.
Sejak kepergian kala itu, dirinya memutuskan untuk membuka dan juga memulai kehidupan yang baru, sejuta kenangan indah tentang 'Dia' akan selalu tersimpan dan terkubur sedalam mungkin.
Dunianya cukup sederhana, hanya perihal belajar dan bekerja. Sederhana, namun terbilang cukup rumit, sebab dunianya tidak ada kata bermain seperti dahulu lagi.
Dan ia merasa, dirinya benar-benar telah menjadi dewasa.
Di bawah langit berawan pada musim gugur kedua kakinya berpijak, memandangi wahana roller coaster yang berukuran sangat besar, sebab terlihat jelas dari kejauhan.
Ia tersenyum bersama beberapa rekaman kenangan yang tiba-tiba saja terputar di dalam kepalanya.
Dia, apa kabar?
Namun, lagi dan lagi senyum itu sirna, ia sengaja melakukannya hanya karena dirinya tidak ingin terus mengingat, biarkan hal itu menjadi cerita dan hanya menjadi sebuah cerita, dengan berjuta kenangan.
Sekitar dua tahun yang lalu, Jisung sempat berkunjung ke negara dimana dahulu ia tinggal, negara masa kecilnya, dan negara yang menjadi kisah dari banyaknya kenangan tentang sang sahabat.
Tidak semena-mena ia berkunjung, ada hal penting mengenai kuliahnya yang harus dikerjakan disana, dan di saat ia memilliki waktu senggang, sempat ia memutuskan untuk menemui sosok sang sahabat disana.
Dia masih tinggal di tempat yang sama, dan keadaannya terlihat baik-baik saja.
Dua tahun yang lalu tanpa Minho ketahui, Jisung ada di sana.
Sebelum memandangi sosok Minho yang tengah merapikan halaman rumah, netranya tertuju pada tempat dimana dahulu keduanya sering berbincang riang dan bermain. Motor itu, motor yang sama dengan Jisung, yang dimana dahulu sering digunakan untuk bepergian ke sekolah, Minho masih menyimpannya, padahal Jisung telah lama menjual motor itu di saat dirinya memutuskan untuk pergi.
Terakhir, netranya hanya tertuju pada sosok sang sahabat, Lee Minho.
"Telah lama sejak beberapa tahun terakhir, aku kira rasa itu benar-benar telah hilang. Namun, disaat aku disini memandang mu yang telah berbeda sejak kali terakhir aku melihat mu. Tetapi, rasa ini kembali dalam bentuk yang sama"
"Aku rasa janjiku benar-benar harus aku ingkari, janjiku untuk kembali"
"Maaf"
Perihal lima tahun yang lalu, dua tahun yang lalu, atau bahkan saat ini, sepertinya rasa itu masih berjalan di jalur yang sama.
Keputusannya untuk kembali sungguh telah sirna, Jisung tak ingin rasa itu juga akan kembali lagi. Untuk itu, selamanya, ia memutuskan untuk tidak akan pernah kembali.
Meski rindu, tetapi ia jua cukup nyaman berada disini, kini ia hanya ingin, menghabiskan sisa hidup disini, menikah, memiliki anak, dan bahkan menua. Biarkan sosok Minho hanya akan menjadi kisah, kisah yang selalu terkenang, atau bahkan kisah yang selalu ia berusaha untuk lupakan.
Tetapi, ia tak pernah lupa untuk terus berterimakasih, mengirim kata lewat semesta, berterimakasih akan sahabat yang telah mewarnai masa remajanya, meski memiliki akhir yang pahit, tetapi ia tidak pernah luntur akan kata syukur.
Ia sadar akan kesalahan yang dilakukannya, yang menyebabkan persahabatannya hancur begitu saja.
Dan jalan atas kepergiannya selama ini, adalah hukumannya sendiri atas kesalahan yang ia lakukan, ia yang memutuskan hukuman itu sendiri.
Dan dirinya sama sekali tidak pernah menyesal.
Pada akhirnya Jisung tidak akan pernah kembali, dan Minho dengan bodohnya masih akan terus menunggu.
Jika Minho tahu perihal Jisung yang tidak akan kembali, betapa menyesalnya ia pernah bertanya hal sepele pada waktu itu, hal sepele yang membuat semua nya hancur berkeping-keping dan tak dapat kembali.
Semua telah terjadi, percaya atau tidak, semua adalah rangkaian garis takdir yang telah ditentukan.
Hal yang keduanya harus lakukan adalah, hanya saling mendoakan agar selalu bahagia di sana, di tempatnya, dan di dalam kehidupannya.
Selamat tinggal sahabat kecil, terimakasih pernah ada.
-Roller Coaster-
[ SELESAI ]
nobbymine, 2021 publish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roller Coaster | MINSUNG [✓]
Fanfiction[END] Semenjak hari itu, dimana dia dapat melawan rasa takutnya sendiri, dia mengatakan bahwa hal favoritnya telah bertambah menjadi tiga. Yang kedua adalah langit berawan, dan yang ketiga adalah roller coaster. Lalu, yang pertama? Dia tidak mengata...