"ambaraa! aku dapat tawaran main drama." jaemin memasuki rumah dengan berlari.
"wahh, hebat. drama romantis?"
"iya, kamu gapapa kan?" wajah jaemin terlihat ragu-ragu. ambara, kekasihnya adalah wanita yang cemburuan.
"gapapa, emangnya aku kenapa?" ambara memasang senyum, senyum yang belum pernah jaemin lihat.
"kalau kamu ga mau aku main drama itu, aku bisa tolak."
"kenapa harus ditolak? itu tawaran bagus buat kamu, jaemin. udah ya? aku mau tidur duluan."
ambara pergi menjauh, meninggalkan jaemin yang tertegun.
jaemin kecewa. reaksi ambara tidak seperti yang ia inginkan.
mereka memang tinggal bersama setelah 3 bulan berpacaran.
"ambara, kamu bener gapapa kalau aku terima?" jaemin masih tidak percaya dengan reaksi biasa saja yang dikeluarkan ambara tadi.
"aku harus kasih kamu reaksi gimana jaemin? ya gapapa, itu pilihan kamu mau diterima atau engga. aku ngantuk, kamu jangan begadang." membalikkan badannya, ambara tertidur.
ponsel milik jaemin berdering. jaemin bangun lalu menjauh dari ambara untuk mengangkat teleponnya.
"lo gila? ini jam 2 malem, gue ga mau ambara tau."
"ini penting jaemin. intinya lo harus dateng, ga dateng gue cemburin lo ke laut."
jaemin memakai jaketnya. ia pergi setelah meyakinkan bahwa ambara sudah tertidur pulas.
BROMM
ambara yang mengetahui jaemin pergi hanya diam melihat dari jendela.
jaemin pergi tanpa memberitahu dirinya.
"jaemin.. bisa-bisanya kamu pergi tanpa izin aku." gumam ambara.
KAMU SEDANG MEMBACA
blood house
Fanfictionsshhht, menjadi sempurna itu tidak selalu mengasyikkan! ngga percaya? yuk baca cerita ini. jaemin, ambara, mark, dan jane. mereka seperti memiliki banyak kepribadian, atau mungkin kelainan? mereka cukup gila- oh tidak, kata gila mungkin tidak dapat...