jane menendang peti dari dalam, ia berhasil keluar dari dalam peti, namun tidak dengan rumah.
rumah itu tidak bisa dibuka, jane memanjat barang-barang untuk keluar lewat jendela. nasib baik, dibawah jendela terdapat tumpukan jerami. tanpa ragu, ia meloncat.
prok! prok! prok!
jane menoleh, mendapati ambara di sana.
"yah, ketahuan deh." ambara mendekat, menyuntikkan cairan ke lengan jane.
"kamu mau apa? uang? aku bisa ngasih kamu 1 milyar atau lebih." jane mendongak, nafasnya sempat tercekat.
"aku ga butuh uang, jane. uangku banyak asal kamu tahu."
pandangan jane memburam, ia pingsan.
kembali, jane kembali terikat di kursi yang tadi.
ia tidak bisa memberontak karna seluruh badannya melemah, mungkin karena efek obat yang yang tadi ambara suntikkan padanya."tara! ayo kita liat, apa jaemin perduli sama kamu."
"ambara." ambara berbalik, mendapati jaemin di belakangnya.
ambara berlari, menghampiri jaemin, kemudian memeluknya. "hai, jaemin!"
"aku cari kamu rumah, tapi kenapa ada disini?" jaemin kepala rambut ambara.
"aku nangkep tikus, hehe." ambara menunjuk jane.
"good kitten." jaemin membius ambara, sama seperti ambara membius jane.
"jaemin!! kamu pasti dateng buat nolongin aku kan!!" pekik jane.
"sebagian benar, and sebagian salah. mark, bawa jane." jaemin mengendong ambara.
jaemin kembali, bukan ke rumah tempat tinggalnya dengan ambara, melainkan mansion pribadinya.
"lo urus dia, gue mau ngurus ambara dulu." jaemin melempar kunci mobil yang langsung ditangkap oleh mark.
"oke."
"i love you, babe." jaemin mencium tangan ambara secara terus menerus.
"hey, ambara. i wanna to tell you something, kamu cantik— and maybe kata cantik aja ga cukup. oh God, aku ga rela kamu di liat banyak orang. be a good kitten for me, okey?"
jaemin pergi, meninggalkan ambara bersama gadis cantik yang nyaris sempurna lainnya.
jaemin senang. koleksinya bertambah satu, dan mungkin akan bertambah lagi, nanti.
DUGGH!
suara apakah itu?
mark, memukul kepala jaemin dengan tongkat baseball.
DUGH! DUGH! DUGH!
mark, ia tidak hanya memukul satu kali, tetapi berkali-kali sampai jaemin pergi untuk selamanya.
"jaemin, dunia terlalu baik buatmu. tenang aja, koleksimu aman di tanganku. pfft, mimpi indah di neraka, dude."
mark melempar tongkat baseball dengan asal, lalu ia menarik pinggang kekasihnya untuk dipeluk.
"mau makan malam diluar, jane?"
mark memeluk pinggang jane dengan posesif."baby bilang mau makan di mall!" jane terkekeh geli.
mark berjongkok, menyamai tingginya dengan perut buncit jane. "hey bubbie, kamu yakin mau makan di mall, hm? ahahahah okey. anything for you, bubbie."
.
.FINALLY, blood house tamat!
sorry for my broken eng, huhu.
dari awal saya emang niat mau bikin cerita ini 10-11 part aja.
semoga kalian suka, and maaf kalau book saya yang satu ini ga sesuai ekspektasi kalian.see you in the next book.
2692021.
KAMU SEDANG MEMBACA
blood house
Fanfictionsshhht, menjadi sempurna itu tidak selalu mengasyikkan! ngga percaya? yuk baca cerita ini. jaemin, ambara, mark, dan jane. mereka seperti memiliki banyak kepribadian, atau mungkin kelainan? mereka cukup gila- oh tidak, kata gila mungkin tidak dapat...