karena ambara membius jane, ia menyiram jane dengan sebotol air agar terbangun.
"uhuk! uhuk! ambara... jangan lagi.." jane masih lemas karena efek obat biusnya.
"kamu, udah aku kasih peringatan loh?" ambara berjalan mengelilingi jane yang terikat di kursi.
ambara membawa jane ke hutan, karena menurutnya di tempat itulah ia bisa bebas memperlakukan jane, tanpa ada gangguan satupun.
jane tertawa. "hahhahha, aku mengandung anaknya jaemin. dia pasti nolong aku, bukan kamu."
"diam."
"kamu cuma pacar abal-abalnya, jaemin yang bohongin kamu, ambara."
plak! tamparan ambara tepat mengenai pipi kiri jane.
"justru kamu yang bodoh, jane."
ambara membuka seluruh ikatan yang mengikat kuat tubuh jane.
"silahkan pergi sejauh yang kamu bisa, kalau tertangkap—"
"aku bakal lempar kamu ke sana." ambara menunjukan danau yang ada di tengah hutan.
jane bergidik ngeri, ia lari sekencang yang ia bisa. sayangnya ia lupa kalau dirinya sedang mengandung. dan sial menghampiri jane, ia tersandung akar pohon yang membuatnya langsung terjatuh.
"jane, aku bisa dengar suara nafasmu loh~!" ambara berjalan pelan sembari terkikik.
jane tidak kuat berlari lagi, ia bersembunyi di sebuah rumah kayu kosong yang entah punya siapa.
jane merogoh kantungnya, mencari ponsel untuk meminta pertolongan. pergerakannya terhenti saat mendengar suara seseorang yang membuka pintu.
jane panik, ia masuk ke dalam peti yang ada di sampingnya."jane~ apa kamu disini? oh atau kamu berhasil keluar dari hutan ini?"
semakin dekat, suara tapak kaki ambara semakin jelas jane dengar. jantungnya tidak berhenti berdetak dengan kencang, ambara gila! jane bisa mati kehabisan nafas di dalam sini.
dengan tiba-tiba ambara menendang peti yang jane pakai untuk bersembunyi, jane membekap mulutnya dengan kuat-kuat.
"oh ngga ada." ambara menjauh dari peti itu, saat berjalan mundur, ia menemukan korek api.
tersenyum, ia mengambil korek tersebut, menyalahkan lalu membuangnya ke arah peti.
ambara pergi, tidak lupa mengganjal pintu rumah itu dengan balok kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
blood house
Fanfictionsshhht, menjadi sempurna itu tidak selalu mengasyikkan! ngga percaya? yuk baca cerita ini. jaemin, ambara, mark, dan jane. mereka seperti memiliki banyak kepribadian, atau mungkin kelainan? mereka cukup gila- oh tidak, kata gila mungkin tidak dapat...