jane menerima permintaan ambara. dan saat ini mereka sedang berada di dreams cafe.
"siapa kamu? kenapa bisa tau nomor saya?"
"saya adiknya jaemin, jaemin bilang kamu pacarnya ya? cantik."
ambara berhasil membuat pipi jane memerah, mereka berdua tersenyum sampai mata mereka berbentuk seperti bulan sabit.
"ahh, iya. tapi jaemin ngga pernah bilang kalau dia punya adik."
"mungkin dia belum bilang, sudah berapa lama pacaran dengan kakak saya? mau pesan apa?" ambara menjaga senyumnya.
"5 bulan. jaemin kalau ada sesuatu pasti langsung kasih tau saya, ah saya juga sering ke rumah kalian, tapi saya belum pernah lihat kamu?" raut wajahnya terlihat ragu.
"tempat saya kuliah jauh dari rumah, jadi saya milih buat beli apart terdekat." ambara memanggil pelayan, memesan 2 minuman dan 2 cheese cake.
"kamu suka cheese cake?" tanya ambara.
"maaf, saya alergi keju, namamu siapa?"
"ambar, saya ambara. oh ya, mau mampir ke rumah sebentar? sambil nunggu kak jaemin pulang?"
jane mengangguk, bodoh.
sampai dirumah ambara menyeret jane, ia menarik rambut jane dengan erat seakan tidak mau melepasnya.
"AMBAR KENAPA KAMU TARIK SAYA?" jane berteriak.
"diam kak, nanti ada yang dengar." ambara terkikik.
"SAYA SALAH APA SAMA KAMU?? LEPAS ATAU SAYA ADUKAN KAMU KE JAEMIN!"
"jangan, nanti kak jaemin marah. kamu berharap saya bilang begitu? big no, jane. saya pacarnya."
ambara masuk ke dalam lift, memencet beberapa angka lalu suprise- sebuah ruang rahasia muncul.
perlu kalian ketahui, rumah yang ambara dan jaemin tinggali tidak kecil.ambara melempar jane, berjongkok didepannya lalu menarik rahang jane kasar.
"jaemin, bisa-bisanya kamu selingkuh. aku kurang apa, jane? aku lebih cantik dari kamu, tapi jaemin? haahahaha."
"ambara, kamu gila!" jane memberontak, menendang-nendang ambara walau tidak ada gunanya karna kedua dan tangannya diikat kencang.
"sshhtt, kamu bakal baik-baik aja kalau kamu nurut sama aku."
ambara merogoh kantung celana jane, mencari ponsel lalu melempar ponsel tersebut sampai mati.
"AMBAR!"
"hihi, kamu tau? jaemin cuma manfaatin kamu. yang kayak kamu, ga cuma satu atau dua- oh mungkin sepuluh?"
"kalian-" ambara menutup mulut jane dengan selotip hitam.
"sshhtt, aku bilang nurut sama aku, jane. jaemin sebentar lagi pulang, jangan nakal ya? dadah." ambara keluar dari ruangan tersebut, jaemin tidak tahu menahu soal ruangan itu, karna urusan rumah ambara yang mengatur.
KAMU SEDANG MEMBACA
blood house
Fanfictionsshhht, menjadi sempurna itu tidak selalu mengasyikkan! ngga percaya? yuk baca cerita ini. jaemin, ambara, mark, dan jane. mereka seperti memiliki banyak kepribadian, atau mungkin kelainan? mereka cukup gila- oh tidak, kata gila mungkin tidak dapat...