Jam terakhir itu pasti bakal jadi jam paling membosankan, walaupun mapelnya adalah mata pelajaran favorit. Soalnya yang ada di otak itu kapan pulang kapan pulang kapan pulang dan KENAPA JAM LAMBAT BANGET JALANNYA.
Untungnya Haruto bukan tipe siswa yang selalu nengok ke jam dinding. Yang Haruto lakukan adalah tidur.
Ya daripada kesel nungguin jam kan mending tidur.
Haruto gak setiap hari kok tidur di kelas, cuma sesekali aja kalo ngantuk. Kebetulan waktu malem Haruto main game sampe jam 1 malem. Jadi dia telat bangun dan ngantuk berat.
"Haruto!" panggil Bu Sunmi.
Sekelas langsung nengok ke Haruto yang ngelipet tangannya di atas meja, kepalanya ia taro di atasnya.
Tiba-tiba sebuah kapur melayang, jatoh tepat di atas meja Haruto.
Anak kelas udah gak kaget sih TAPI TETEP AJA KAGET. Gak ada aba-aba soalnya.
"Anjrit," umpat Haruto langsung bangun dan nengok ke kanan ke kiri.
"Haruto?" panggil Bu Sunmi.
"Eh, iya, Bu?"
"Mimpi apa?"
Haruto ngegaruk tengkuk kepalanya yang gak gatel, "Gak mimpi, Bu."
"Bel pulang bentar lagi bunyi, tahan rasa ngantuk kamu," tegas Bu Sunmi.
"Iya, Bu."
Bu Sunmi kembali menerangkan kepada siswa-siswi 11 IPS 3. Lalu apa yang Haruto lakukan? Ya, mencorat-coret meja dengan kapur yang tadi dilempar Bu Sunmi 👍🏻
💭
"Asinnya jangan banyak-banyak," kata Jeongwoo.
"Sebentar."
Jeongwoo nepuk punggung Haruto yang lagi ngelamun. "Lu beli gak?"
"Bang, cimol lima rebu," ujar Haruto.
"Iya, sebentar."
"Gua duluan," kata Jeongwoo, Haruto ngangguk.
Lagi diem nungguin cimol, ada satu cewek yang seragamnya beda sama seragam mereka semua. Cewek itu jalan lurus ke depan sambil menatap ponselnya.
"YOON JIA!!!!!!!!" seru Jeongwoo. Gadis itu mengangkat kepalanya, lalu berlari kecil menghampiri Jeongwoo dan Haruto.
"Hai, Jeongwoo!! Gue lupa lo sekolah di sini," sahut Jia.
"Nyasar lu? Kok ke sini?"
"Enggak. Sengaja gue ke sini, mau ketemu temen gue," jawab Jia, lalu tangannya menepuk pundak Haruto. "To! Gila, sombong banget lo."
"Emang gitu dia," celetuk Jeongwoo, Haruto natap Jeongwoo sinis.
"Apa kabar lu, Jia?" tanya Haruto.
"Pertanyaan lo bukan Haruto banget," ejek Jia.
"Tau ah, diem dibilang sombong, ditanya dibilang bukan gua banget." Haruto melipat tangannya lalu membelakangi Jia.
"Anjir, jangan ngambek gitu dong!!" Jia tertawa. "Baik gueeeee baik! Lo gimana? Udah punya temen nyontek?"
"Yang bener aja pertanyaan lu," sahut Haruto datar, Jeongwoo ketawa.
"Mau cimol gak lu?" tawar Jeongwoo ke Jia. "Gua traktir nih."
"Gak deh, temen gue udah keluar.” Jia mengecek ponselnya lalu menepuk pundak Haruto dan Jeongwoo. "Gue duluan ya, bye!"