"Kok lo bisa ada disini?" Tanya Dante dengan wajah datar.
"Biasa, si Ruel buat ulah." Bukan Carissa yang menjawab, melainkan Shela. Ia paham bahwa gadis di sampingnya itu merasa tidak nyaman ditatap intimidasi oleh keempat teman Ruel.
"Ruel mana bun?" Tanya Dante tidak ingin tau lebih lanjut alasan kenapa Carissa bisa ada di rumah sepupunya itu.
"Tadi terakhir sih di ruang tamu, kalo gak ada ya palingan di kamarnya. Kalian cek aja gih." Mendengar itu, Dante langsung pergi menuju kamar milik sepupunya sedangkan Alan, Arkan dan Zico masih berada ditempat bahkan ikut bergabung memakan salad buah.
"Tadi Pak Supri nyariin lo sama Ruel tau Ca. Dia marah banget kalian gak masuk kelas dia." Kata Zico setelah menyuap buah semangka kedalam mulutnya.
Carissa yang mendengar itu sontak terkejut. Ia masih ingat Pak Supri, guru fisika tergalak di SMA Nusantara. Bisa dibayangkan semarah apa gurunya itu saat tau murid yang kemarin baru saja membuat ulah malah bertambah membuat ulah lagi. Carissa meringis secara tidak sadar ketika membayangkan hukuman apa yang akan ia dapatkan nanti.
"Mangkanya jadi anak ips aja biar gak diajar sama Pak Sup." Kata Alan disetujui oleh Arkan yang memang merupakan anak IPS, tidak seperti Ruel, Dante dan Zico yang merupakan anak IPA.
"Di IPS bukannya ada Bu Mila?" Tanya Zico.
"OOHHH BUMIL?!" Kata Arkan dengan wajah seperti menahan tawa.
"Guru kamu hamil?" Tanya Shela.
"Gak tan, namanya kan Bu Mila, jadi aku singkat aja jadi bumil biar enak manggilnya." Jawab Arkan dengan wajah cengengesan tanpa rasa bersalah.
Carissa terkekeh mendengarnya, begitupun Shela. Perbincangan mereka terhenti ketika Ruel terlihat berjalan menghampiri mereka dengan Dante yang mengikuti di belakang.
"Supir lo jemput." Katanya sambil menatap kearah Carissa.
Gadis itu mengecek handphonenya dan benar saja, ada sms dari Gio. Ia lalu berdiri. "Bunda, Icha pamit dulu ya."
"Iya, kamu kapan-kapan main sini lagi ya. Hati-hati di jalan. Ruel, antar Icha sampe depan ya bunda mau ke toilet sebentar." Kata Shela setelah mengelus pelan rambut Carissa lalu beranjak sambil berlari meninggalkan enam orang yang menatap kepergiannya.
Ruel meneruskan jalannya dan duduk di gazebo tepat di sebelah Zico. "Lo kedepan aja sendiri, gue males. Gak amnesia kan sampe gak tau letak pintu depan?"
Carissa mengangguk. "A-aku pulang dulu ya." Katanya dengan gugup lalu pergi dari halaman belakang rumah Ruel.
"Jangan galak galak Rel, kasian anak orang takut." Kata Zico menatap punggung Carissa yang semakin mengecil.
"Btw, sejak kapan Carissa manggil bunda ke tante Shela?" Ucapan Alan membuat keempat orang lainnya menatap kearah laki-laki itu.
***
Carissa mengambil tasnya yang berada di ruang tamu lalu pergi menuju pintu.
"Icha!" Suara Shela terdengar, Carissa yang baru saja akan menutup pintu terhenti.
"Kok kamu sendiri? Ruel mana?" Tanya Shela mengedarkan pandangan untuk mencari anak laki-lakinya itu.
"Uhmm Ruel di halaman belakang bun."
"Ckck dasar anak itu. Yaudah biar bunda aja yang anter kamu, yuk!" Wanita paruh baya yang sudah berkepala empat itu menggandeng Carissa menuju mobil hitam yang terparkir di depan gerbang keluarga Melviano.
Melihat kedatangan Carissa, Gio turun dari mobil dan membuka pintu mobil untuk gadis itu.
"Bunda, Icha pulang dulu ya." Carissa menyalami tangan Shela.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUEL
Teen FictionNaruel Melviano, cowok paling tampan, dingin dan kasar di SMA Nusantara. Panggil saja Ruel. Ketua geng motor Ravenscar yang sangat ditakuti bukan cuma di sekolahnya saja, tapi juga semua sekolah yang ada di Jakarta. Terdiri dari sembilan orang yang...