Part 6 | Alano Danantya

56 8 0
                                    

Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, akhirnya Carissa bisa pulang dan kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa. Gadis dengan rambut diikat kuncir kuda itu menatap pantulan dirinya di cermin. Helaan nafas terdengar, kemudian ia menarik sudut bibirnya untuk tersenyum sebelum mengambil ransel dan pergi keluar dari kamarnya. Dentingan sendok yang bergesekan dengan piring keramik terdengar saat Carissa menginjakkan kaki di ruang makan. Ayah dan kakaknya sedang makan bersama tanpa menunggu kedatangannya. Kedua orang itu menoleh saat mendengar langkah kaki Carissa yang memasuki ruang makan.

"Aku udah selesai." Julian meletakkan sendok yang tadi ia pegang dengan kasar lalu bangkit meninggalkan ruang makan sambil menatap sinis kearah Carissa yang baru saja datang.

"Papa ada rapat hari ini, kamu jangan lupa sarapan." Carissa tersenyum miris saat ayahnya pergi meninggalkan ruangan tanpa mengucapkan kata-kata penyemangat untuknya. Tanpa menyentuh sepiting nasi goreng dan jus jeruk yang sudah dipersiapkan untuknya, Carissa berbalik meninggalkan ruang makan. 

"Loh non Icha gak makan?" Tanya Bi Siti saat melihat Carissa pergi meninggalkan ruang makan tanpa menyentuh makanan yang ada di meja makan. Icha adalah panggilan khusus yang  diberikan oleh sang ibu pada Carissa, tapi sayang hanya Bi Siti dan Pak Tono lah yang memanggil Carissa dengan panggilan itu.

"Gak bi, makanannya untuk bibi aja. Icha gak nafsu makan." Jawab Carissa sebelum benar-benar pergi dari ruang makan. Dari dapur, Bi Siti menatap kasihan pada anak majikannya itu.

Dengan wajah sedih, Carissa berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya. Ia membuka pintu dan masuk. "Pak, nanti mampir ke minimarket dulu ya." Kata Carissa pada Pak Tono.

"Siap non." Balas Pak Tono memberikan acungan jempolnya.

Mobil berwarna hitam itu pun melaju meninggalkan rumah mewah milik keluarga Dirgantara. Selama dalam perjalanan, Carissa hanya terdiam sambil menatap kearah luar mobil. Hingga mobil itu berhenti di depan minimarket sesuai keinginan Carissa. 

"Tunggu sebentar ya pak." Kata Carissa sebelum keluar dari mobil.

Gadis berkuncir kuda itu masuk kedalam minimarket dan mengambil banyak sekali silverq**en matcha dan susu coklat kesukaannya. Setelah mendapatkan semua yang ia mau, Carissa pun langsung membayar ke kasir. 

"Totalnya seratus enam puluh lima ribu." Kata Sang Kasir memberikan kantung plastik berisi semua makanan dan minuman yang dibeli Carissa. 

"Ini mbak." Carissa menyerahkan dua lembar uang berwarna merah muda kepada kasir. 

Saat menunggu uang kembalian dari kasir, seseorang menabrak gadis itu hingga sedikit oleng. Baru saja Carissa ingin menegur, tapi kedua bola matanya berubah lebar ketika melihat seseorang di depannya.

"Loh Ruel?!" Kata Carissa dengan ekspresi terkejutnya.

Sama dengan Carissa, Ruel pun juga memasang wajah terkejutnya. Matanya melihat kanan kiri dan tangannya menarik tangan kanan Carissa untuk berlari mengikutinya lewat pintu belakang minimarket saat terdengar suara gaduh dari luar minimarket yang memanggil nama laki-laki itu.

"RUEL! DIMANA LO HAH?" Suara itu terdengar bersamaan dengan banyak derapan kaki yang mendekati mereka.

"Mbak kembaliannya!" Teriak Kasir itu sambil membawa uang kembalian milik Carissa.

"Untuk mbak aja!" Balas Carissa.

"RUEL! MAU SEMBUNYI KEMANA LO HAH?" Suara itu terdengar lagi.

"Loh, Ruel kita mau kemana?" Tanya Carissa saat Ruel masih saja menariknya untuk berlari menjauh dari minimarket tempatnya berada sebelumnya. 

NARUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang