Part 2 | Naruel Melviano

56 8 0
                                    


Disisi lain, Carissa telah sampai di kantin setelah bertanya pada beberapa murid yang lewat. Ia mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Sarah. Carissa tersenyum ketika melihat Sarah melambaikan tangan kearahnya, dan ia pun langsung berjalan menghampiri meja tempat temannya itu berada. Sarah tidak sendiri disana, ada seorang perempuan cantik berambut pendek di sebelahnya. Carissa duduk berhadapan dengan Sarah.

"Ca, kenalin ini temen gue namanya Inggit. Dia kelas 12 IPS 4."

"Halo Inggit, aku Carissa." Carissa mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Inggit tapi perempuan itu memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tanpa mengatakan apapun, Inggit mengangkat satu tangannya dan menyuruh Carissa melakukan hal yang sama melalui isyarat matanya.

"Salam kenal." Inggit menepuk tangan Carissa seperti melakukan tos lalu tersenyum lebar.

"Kalian mau pesan apa? Hari ini gue yang traktir." Perkataan Sarah membuat Carissa dan Inggit melihat kearahnya dengan antusias.

"Mie ayam!" Ucap Carissa dan Inggit serempak.

Sarah mengacungkan jempolnya dan pergi meninggalkan kedua temannya untuk membeli mie ayam. Setelah kepergian Sarah, suara teriakan para siswi di kantin terdengar nyaring saat seseorang masuk ke dalam kantin diikuti delapan orang di belakangnya. Carissa dan Inggit kompak melihat kearah pintu masuk kantin dan menemukan segerombolan laki-laki yang saat ini menjadi pusat perhatian semua penghuni kantin.

"Ughh mereka lagi." Dengus Inggit sambil memutar bola matanya malas.

Mata Carissa yang awalnya menatap kearah Sembilan laki-laki itu pun beralih pada Inggit. "Mereka siapa?"

Inggit memajukan tubuhnya dan menyuruh Carissa ikut mendekat. "Ravenscar, geng berandal SMA Nusantara sekaligus yang paling ditakuti di Jakarta. Sebisa mungkin jangan pernah berurusan sama mereka ya Ca, terutama sama Ruel." Jelas Inggit dengan nada pelan.

Carissa meneguk ludahnya dengan susah payah. Inggit tidak tau bahwa ia sudah berurusan dengan mereka karena salah masuk ruangan tadi. "Haduh mampus." Gumam Carissa tapi masih bisa di dengar oleh Inggit. Saat itu, seorang laki-laki berjalan melewati meja mereka sambil menatap tajam kearah Carissa.

"Itu Ravenscar." Kata Sarah yang baru saja tiba dengan nampan berisi tiga mangkuk mie ayam dan tiga gelas es jeruk.

"Astaga Sar, bikin kaget aja." Inggit mengelus dadanya sambil menggelengkan kepala sedangkan Sarah hanya menyengir sambil mengatakan maaf.

"Kenapa dari tadi Ruel ngeliatin lo terus Ca? Lo ada masalah sama dia?" Tanya Sarah yang memang dapat melihat geng Ravenscar dari tempat duduknya sekarang.

Carissa yang duduk di depan Sarah pun memutar badannya. Dan benar saja, laki-laki yang tadi mengurungnya di pintu itu sedang menatap tajam kearahnya. "G-gak kok." Jawab Carissa berusaha tenang.

"Yang lagi ngeliatin lo dan yang paling ganteng dari mereka semua itu namanya Naruel. Kapten basket, anak pemilik sekolah dan keponakan Pak Revan kepala sekolah kita. Di sebelah kanan Ruel, yang rambutnya pake satu kilogram pomade namanya Alan, ketua klub badminton. Dia yang paling konyol diantara mereka semua dan yang paling sering dapet catatan merah dari guru." Jelas Sarah. Dahi Carissa mengernyit.

"Catatan merah?" Tanya Carissa bingung.

"Istilahnya untuk catatan pelanggaran. Setiap pelanggaran yang lo buat bakal ditulis sama guru BK, namanya catatan merah." Carissa mengangguk paham dengan penjelasan Sarah.

"Lanjut. Kalo yang di sebelah kiri Ruel itu namanya Dante, ketua osis yang sifatnya sebelas dua belas sama Ruel dan mereka sepupuan. Yang di sebelah Dante itu yang paling friendly diantara mereka dan yang paling waras menurut gue. Namanya Zico, kapten klub sepak bola." Jelas Sarah. Carissa mengangguk membenarkan. Zico adalah orang yang menghampirinya setelah Ruel di ruangan rahasia itu.

NARUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang