Melanggar Larangan

6.2K 505 5
                                    


Siapa tahu ke depan ada yang menghuni. Niat temboknya dicat pun urung dilakukan, karena Santi lebih dulu pindah kamar. Hari demi hari, kehidupan di kosan itu berjalan normal. Kami semua seperti memiliki sebuah keluarga baru meski jauh dari orang tua.

Makan bersama, masak bersama, kadang juga berkumpul bersama untuk sesekali bergosip. Itulah yang kami kerjakan di luar aktivitas kami sebagai seorang mahasiswi. Namanya juga perempuan.

Hingga pada suatu sore hari, tepatnya tiga bulan setelah kami hidup bersama di rumah kosan itu, aku dan Teh Ayu dikejutkan dengan kehadiran seorang laki-laki di ruang tamu kosan saat pulang. 

"Maaf, mau cari siapa?" tanya Teh Ayu.

"Saya nunggu Anggi, teh," kata lelaki itu. Tak lama Anggi turun dari lantai dua. Ia langsung menjelaskan kepada kami jika lelaki itu adalah pacarnya. Namanya, Ruly. 

 "Ini Ruly, pacar aku teh," ucap Anggi kepada Teh Ayu.

"Oh, iya, Anggi pergi dulu ke Ciwalk ya. Assalamu'alaikum," kata Anggi berpamitan sambil meraih tangan pacarnya. Lelaki itu hanya mengangguk melemparkan senyum kepada kami sebelum keluar dari pintu rumah. 

 "Bisa-bisanya Anggi bawa cowok ke dalem rumah," ucap Teh Ayu menggerutu kesal.

Memang di kosan itu ada aturan lisan melarang penghuni kos untuk tidak mengajak lawan jenis ke kosan, apalagi sampai menginap. Kebetulan, saat itu juga Bi Asih sedang tidak di kosan karena merawat suaminya yang jatuh sakit. Sehingga Anggi leluasa membawa pacarnya.

Karena kekesalan itu, Teh Ayu kemudian mengadukannya kepada Teh Siska sepulang ia kerja. Malam itu juga, Teh Siska yang mendengar cerita dari Teh Ayu tentang kelakuan Anggi, kemudian langsung menuju ke lantai atas. 

 "Ki.. Eki... Anggi mana?" panggilnya sedikit bernada tinggi.

"Belum pulang teh," jawab Eki. 

Memang hari itu Anggi masih belum kelihatan batang hidungnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Aku sempat mengirimkan pesan singkat untuk menanyakan keberadaannya, sekaligus menanyakan apakah dia akan pulang atau tidak. Namun, Anggi tak membalasnya. Keesokan harinya, saat aku keluar kamar, aku melihat ada sepatu laki-laki tergeletak di depan pintu kamar Anggi.

Aku yang penasaran akhirnya mencoba mengetuk pintu kamar Anggi. Namun tak ada respons dari dalam kamarnya. Aku pun akhirnya turun ke bawah dan mencoba membangunkan Teh Siska. Aku bilang ke Teh Siska jika ada sepatu laki-laki di depan pintu kamar Anggi.

Teh Siska yang sudah kepalang emosi dari kemarin malam, langsung memanggil Teh Ayu, Teh Ratna, dan juga Santi untuk bersama-sama menuju ke kamar Anggi.

Teh Ayu mengetuk pintu kamar Anggi cukup keras. Ia sempat memanggil nama Anggi dengan nada tinggi agar Anggi membukakan pintu kamarnya. Suara Teh Ayu kemudian membangunkan Eki dan Fitri yang masih terlelap tidur. 

 "Nggi.. Buka pintunya Nggi... Sekarang!" pinta Teh Siska.

Anggi kemudian membuka pintu kamarnya dengan wajah masih sedikit kusut karena baru bangun tidur. 

 "Iya teh kenapa?" 

 "Ini sepatu siapa? Jawab?" bentak Teh Siska. Anggi sontak terlihat cukup gugup. 

 "Sepatu cowok aku teh." 

 "Suruh keluar sekarang!" bentak Teh Siska.

"Di-di-dia enggak di sini. Anggi pinjem sepatu Ruly soalnya sendal Anggi kemarin putus. Jadi Ruly ngasih pinjem," nada Anggi seperti menutupi. 

 "Awas ya, bawa cowok nginep kosan. Kalau ada apa-apa sama kamu, teteh enggak akan tanggung jawab," ucap Teh Siska.

Anggi kemudian menutup pintu kamarnya kembali. Sementara yang lain ikut turun ke bawah setelah Teh Siska mengajak untuk berkumpul di ruang depan lantai bawah. Aku sendiri izin untuk gosok gigi terlebih dahulu.

Saat memasuk ke kamar, aku mendengar kegaduhan kecil di kamar Anggi. Aku juga mendengar ada suara laki-laki di dalam kamar Anggi. Aku berpikir jika Anggi memang membawa pacarnya menginap di kosan saat semuanya sudah tertidur.

Tapi karena melihat kemarahan Teh Siska saat melabrak Anggi tadi, aku pun merasa kasihan. Aku mencoba untuk menutupi kelakuan Anggi dari pada dia diusir dari kosan.



Penghuni Kamar Nomor 7 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang