Fourtwnty - Aku Tenang
[🎶]
Pernah aku mengizinkannya menginap di rumahku. Waktu itu Ayah dan Ibu ada urusan, jadi tinggalah kami berdua.
Malam hari aku beri wejangan pada Ranu untuk membangunanku besok.
"Ranu, saya mau kamu tolong bangunkan saya ya pukul empat pagi, soalnya mau dipakai acara siangnya"
Dan tau? Aku terbangun jam delapan!
Aku sudah misuh-misuh dalam hati, tapi kala aku keluar. Yang aku agak sadari, rumah kelihatan bersih dan rapi. Tapi aku tetap menghampiri Ranu yang santai-santai nyemil di ruang tengah.
Aku katain dia pelupa, dan dia cuma nunduk nurut kayak anak kecil.
Baru pas aku narik nafas, dia cepat menoleh-nolehkan tubuhku supaya melihat sekitar dengan lebih jelas. Dan yah, aku diberi tau. Rupanya dia tidak membangunkanku, sebab dia sudah membersihkan semua lebih dulu sampai bersih.
Sudah begitu dia buat sarapan juga. Dia belum menyantapnya karena kali ini mau menungguku bangun.
Dia bilang "Itu cara saya yang romantis"
Ah si manis.
"Nanti siang acaranya apa, Geni? Saya diundang?" Ranu merangkulku, menuntun kami ke dapur untuk memulai kegiatan sarapan.
Lepas itu kami mengobrol banyak hingga tiba siang datang. Semua berjalan baik, meski sesekali manusia-manusia berisik dan berlarian kesana kemari seolah-olah rumahku adalah taman bermain, belum lagi aksi adu mulut, Ayah Ibu yang kunjung kembali, serta langit yang menjadi malam dengan cepatnya.
Kuajak Ranu ke kamar.
Di meja kutemukan kaca bentuk tabung terisi air putih, didampingi bulatan-bulatan kecil di sampingnya.
Ada kertas kecil berisi tulisan.
'Cepat membaik Geni'
Pantas saja. Tapi ada Ranu disini, bersama dia di kondisi beginipun terasa aman.
"Kamu tidakpapa, Geni?"
Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
dari sanubari • chaennie
أدب الهواةkalau aku aneh, kamu masih bisa senyum tidak? © 2021 SAMUELSAID