—Dari Sanubari
© 2021 SAMUELSAID[🎶] Jason Ranti - Lagunya Begini
Nadanya Begitu
author note:
cerita ini bahasanya slengean/dapat
mengherankan. soalnya pas waktu
ngetik ini gayanya pengen jadi
penyair.
Latar tahun yang tidak pernah ada:
kalimat lain dari 'cuma karangan'Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah makan. Rumah makan ini gak terlalu besar, tapi agak luas dibanding rumah makan normal. Derapku tertahan, kala kulihat dirinya sudah menunggu dipojokan.
Namun sejenak aku kembali sadar, realita ini indah.
Aku maju. Dia langsung mendongak dan menampilkan senyum khasnya. Kuambil duduk disampingnya, sedikit mendekat untuk berkata, "Saya lama ya? Maaf, Dosen saya sempet telat dateng tadi"
Dia mengunyah permen karetnya. Tertawalah dia atas perkataanku. Kepalanya bergeleng-geleng, badannya maju mundur, kemudian netranya menyebar kemana-mana. Kau tau orang sinting? Yah dia seperti itu, sungguh, tak bohong.
"Saya lebih lama disini" Dia jawab.
Mataku melebar. "Iya?"
Anggukannya jadi kencang. "Saya disini dari semalem"
Hampir mau tergelak aku, namun seorang laki-laki bertubuh besar segera menghampiri kami. Tapi giliran senyum, bawaannya kayak bapak-bapak lembut nan penuh kasih sayang.
Dia ngeluarin uang, dan dikasih ke orang sampingku. Ada apa ini?
"Ini cewek yang kamu maksud udah dateng kan, nih uang hasil nge band semalem" Kata si bapak.
Aku langsung tau. Ucapannya tentang disini dari semalam bukanlah dusta. Dipojok sisi lain ada panggung kecil berisi alat musik. Dia bermain band semalam, kemudian tidur disini. Eh tapi, dia tidur di mana?
"Saya kaget, saya pikir kamu bohong. Kamu tidurnya di mana?" Kutanya.
"Saya tidur diluar, yang punya rumah makan si bapak tadi gak ngijinin tidur di dalem"
Antara tertawa dan tersedih aku.
"Kenapa kamu ngelakuin itu?"
"Kan saya selalu usahain tepat waktu, terlebih tentang kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
dari sanubari • chaennie
Fanfictionkalau aku aneh, kamu masih bisa senyum tidak? © 2021 SAMUELSAID