"Di dunia ini ada beberapa hal yang tidak bisa diubah: manusia-manusia yang hidup di masa lalu. Manusia-manusia yang memilih untuk tinggal dalam kenangan dan menutup mata pada kenyataan."
Happy reading semuanya
Sudah vote?
***
Vanie, There dan Septe menatap lekat pada Mayda seakan ingin mengatakan 'jelasin sekarang' lewat tatapan mereka.
Kelas sudah sepi dikarenakan bell istirahat telah berbunyi beberapa saat lalu.
Vanie, There serta Septe menagih hutang penjelasan Mayda perihal hubungan gadis itu dan Liyo-Kakak kelas mereka.
"Nengoknya biasa aja dong. Kayak mau nelen gue aja Lo pada!" ucap Mayda memberenggut kesal.
"Buruan deh!" ucap Vanie tidak sabaran. Diantara mereka, Vanie lah yang paling menaruh rasa penasaran paling besar.
Biasanya, sahabat-sahabatnya itu akan menyebutnya dengan sebutan 'ratu rempong'.
Salahkan saja mereka yang terus-menerus mengulur waktu!
"Iya nih. Nanti keburu bell!" ucap There menimpali.
"Oke, oke! Jadi Liyo itu mantan aku."
"Lah, berarti kamarin dia nggak ngadi-ngadi dong?" tanya There yang dibalas anggukan oleh Mayda.
"Jadi kok bisa putus?"
"Katanya dia itu-" Mayda sengaja menggantungkan kalimatnya membuat ketiga remaja itu semakin penasaran. "-gay"
"HAH?!"
Mayda mengulum senyum tatkala melihat respon ketiganya yang sama-sama terkejut. Dia jauh lebih terkejut. Tapi itu dulu.
"Cowok setamvan dia Lo kata gay? Nggak salah?" tanya Vanie masih tidak percaya.
"Yah gitu deh,"
Flashback on
"Emm... May!"
"Hem?" gumam Mayda sekilas menatap Liyo lalu kembali fokus pada ponsel di genggamannya.
Saat ini, keduanya berada di sebuah kedai kecil- tempat biasanya Liyo dan teman-temannya menghabiskan waktu sepulang sekolah.
"Aku mau ngomong." ucap Liyo menatap Mayda yang masih sibuk dengan benda pipih itu.
"Yaudah sih yang, ngomong aja!"
"Aku mau ngomong serius. Hp-nya letakin bisa?"
Tanpa protes apapun lagi, Mayda langsung meletakkan ponselnya di atas meja kayu yang ada di hadapannya.
"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu. -"
"-Buat?" ucap Mayda memotong ucapan Liyo barusan.
"Dengerin dulu!"
"Aku nggak bisa lanjutin hubungan kita ini lagi. Aku mau kita putus." ujar Liyo dengan berat hati.
Hanya dengan kalimat yang baru saja diucapkan oleh sang kekasih, sukses membuat mata gadis itu berkaca-kaca.
Dengan mata yang sudah siap untuk mengeluarkan lahar panas itu, Mayda meraih kedua tangan Liyo lembut.
"Kenapa? Aku punya salah apa sama kamu? Kalo aku salah bilang, jangan tiba-tiba bilang kayak gitu. Omongan aku semalem bikin kamu tersinggung ya?" tanya Mayda yang dibalas gelengan kepala oleh lelaki yang selama tiga bulan ini mengisi hari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen Fiction~Matahari biasanya bersinar, menghilangkan kegelapan yang ditimbulkan oleh cahaya redup milik sang bulan. Namun, tidak untuk pagi ini. Matahari seakan enggan menunjukkan sinarnya, membuat bumi terlihat lebih gelap dari yang semestinya.~ Penasaran de...