12. Sisi manja Zarel

6 3 0
                                    

"Cinta ibu yang paling menenangkan."

Happy reading guys!
Jangan lupa Vote dan koment ya😚😚

***

Jam sudah menunjukkan pukul 19.20, Vanie beserta kedua orang tuanya berbincang di meja makan usai makan malam beberapa menit yang lalu.

"Kak," panggil sang ayah lembut. Suara itu selalu menyalurkan kehangatan dalam diri Vanie.

"Iya, Pah?" tanya Vanie memfokuskan perhatiannya pada sang ayah.

"Besok, Mama sama Papa pulang kampung."

"Loh kok tiba-tiba?"

"Tadi siang Papa dapet kabar kalo Om Haris ninggal." ujar Ayah tenang.

"Ninggal karna apa, Pah? Perasaan Om nggak ada sakit yang serius deh." tanya Vanie masih dengan raut bingung yang terpampang jelas di wajahnya.

"Katanya sih angin duduk."

"Ohh gitu. Kasian banget Tante sama Erika. Pasti mereka ngerasa kepukul banget." ujar Vanie membayangkan Tante serta sepupunya yang pasti tengah menangisi mayat Om Haris saat ini.

"Emmm... Aku boleh ikut nggak, Pah, Mah?" tanya Vanie hati-hati.

"Nggak usah deh, mendingan kamu sekolah aja. Belajar yang benar. Lagian juga kita nggak bakal lama disana. Jalan ke kampung juga rusak parah, kamu tau sendiri gimana capeknya kesana." ucap sang ibu mencoba memberikan pengertian.

"Tapi Mah, masa aku sendirian disini?"

"Kamu tenang aja. Mama udah ngomong sama mamanya nak Zarel kalo kamu tinggal disana dulu sampai Mama dan Papa pulang." tutur sang ibu dengan senyum yang mengembang.

"Mah, dia itu nyebelin. Nggak mau ahhk tinggal sama dia." tolak Vanie mengeluarkan unek-uneknya.

"Kak, itu yang terbaik. Daripada kamu sendirian disini, hayo pilih yang mana?" timpal Ayah membua Vanie mendengus kesal.

"Iya deh." ucap Vanie dengan terpaksa bersamaan dengan mukanya yang ditekuk.

"Yaudah deh, aku ke kamar dulu. Mau nugas."

Tidak seperti yang dia katakan pada kedua orang tuanya, Sesampainya di kamar, Vanie langsung saja merebahkan tubuhnya di kasur sembari meraih benda pipih yang selalu menemani hari-harinya selama ini.

10 menit berselancar di aplikasi Instagram tak mampu menenangkan pikiran Vanie perihal ucapan dari ibunya beberapa saat lalu.

"Masa gue tinggal sama muzaer itu sih?!" dengusnya sembari menghembuskan ponselnya di atas ranjang.

"Tapi nggak mungkin juga kalo gue tinggal disini sendirian. Kalo soal masak mah gampang, tapi yakali gue sendiri malam-malam. Mana ini rumah baru lagi. Pasti... Ih serem!"

Dengan gerakan super cepat, Vanie langsung menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

***

"Yaudah kita berangkat dulu ya?" ujar Aletha yang dibalas anggukan lemah oleh sang putri.

"Jangan cemberut gitu, senyum dong. Malu dilihatin Zarel tuh!" perempuan paruh baya itu menunjuk Zarel yang tengah berjalan ke arah mereka menggunakan dagunya.

"Hemm..." gumam Vanie jengah sembari mengangkat paksa kedua sudut bibirnya.

"Nah gitu kan cantik." ucap Sang ibu diikuti dengan kekehan Ayah Vanie yang sedari tadi hanya bisa menonton drama anak dan ibu itu.

"Nak Zarel, kita pergi dulu ya. Om titip Vanie sama kamu. Jagain dia." ujar Yogi pada Zarel yang dibalas anggukan mantap oleh lelaki itu.

"Carmuk troosss..." Cibir Vanie pelan namun masih bisa didengar oleh Zarel. Zarel memelototkan matanya seakan ingin mengatakan 'diem nggak Lo?!'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang