11. Zarel's problem

5 4 1
                                    

"Keluar dari kekacauan, cari kesederhanaan. Dari perselisihan, cari harmonis. Di tengah kesulitan terletak kesempatan."

Happy reading semuanya...
Vote dulu yuk! Udah?

Oke cussss...

***

Setalah aksi sindir menyindir yang dilakukan kedua remaja yang berbeda jenis kelamin itu, akhirnya kini keduanya duduk manis di meja makan rumah Zarel.

Tadi Zarel memang sempat mengaja Vanie untuk menemaninya makan, dengan dalih lelaki itu tidak terbiasa makan sendirian.

"Muka lo kusut amat. Ada masalah?" tanya Vanie setelah Zarel berhasil memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya.

Sejenak Zarel menghentikan kunyahan terakhirnya. Matanya menatap bingung Vanie yang kini melipat tangan di atas meja.

"Eh, Lo jangan salah paham ya! Gue cuma kasian liat muka kusut Lo yang udah kayak ikan muzaer yang keriput karna kelamaan di air." ucap Vanie memberikan alibi konyolnya.

Zarel terkekeh pelan karna guyonan Vanie yang sedikit tidak masuk akal itu. Gimana ceritanya seekor ikan jadi keriput karna kelamaan di dalam air?

"Gue nggak papa kok." ucap Zarel sekenanya.

"Dih, udah kek cewek aja Lo! Keluar deh tuh ngondeknya." ujar Vanie yang tidak digubris oleh lelaki itu. Sepersekian detik mereka diam, sampai gumaman Vanie kembali membuat Zarel terkekeh geli.

"Nggak papanya cewek kan berarti ada apa-apa, kalo nggak papanya cowok artinya apa ya?" gumam Vanie kecil, namun masih bisa didengar oleh Zarel.

"Berarti emang nggak ada apa-apa. Cowok kan beda, nggak dramatis kayak cewek yang ribet." timpal Zarel seakan mengagungkan kaumnya.

"Enak aja Lo!" sentak Vanie tak terima.

"Lah emang iya kok. Cewek emang seribet itu."

"Lo sendiri ribet tuh! Secara nggak langsung mau ngasih tahu kalo Lo itu cewek dalam rupa cowok ape gimane?" ujar Vanie dengan nada nyindir mode on.

"Gue nggak ribet kayak Lo!" bantah Zarel tak terima. Enak aja dirinya dikatai hal jelek kayak gitu!

"Yaudah cerita!" Vanie yakin seratus persen kalau lelaki menyebalkan itu tengah dirudung masalah sekarang. Vanie yang telah terbiasa menjadi tempat curhat teman-temannya, rasanya tidak masalah kalau dia juga mau mendengarkan masalah lelaki menyebalkan yang merangkap sebagai tetangganya itu.

Menurut Vanie, nggak semua orang yang berbagi cerita itu ingin meminta bantuan atau solusi. Beberapa diantaranya hanya ingin didengarkan keluh kesahnya dan dimanja tanpa unsur kasihan.

"Gapapa kali ya? Itung-itung untuk mempererat teli ketetanggaan!" ucap Vanie dalam hati. "Yakali tali kekeluargaan. Amit-amit jabang bayi gue keluarga sama muzaer nyungsep ini." lanjutnya terkekeh geli.

Zarel menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskannya secara perlahan. "Yaudah deh gue cerita. Ini karna Lo maksa ya, bukan karna mau ngemis minta solusi sama Lo!"

Vanie memutar bola mata malasnya. "Iye iye. Elah ribet bener!"

"Khem! Sebenarnya gue cuma lagi bingung aja." ucap Zarel singkat lalu terdiam beberapa saat.

"Wait, dia nggak lagi bercanda kan?! Itu yang katanya cerita?" gerutu Vanie dalam hati.

"Bingung gegara apa muzaerrrr... Kebiasaan banget ya ngomong tanggung-tanggung. Gitu yang namanya cerita? Lo pencerita yang buruk!" ujar Vanie terlanjur kesal. Yang punya masalah siapa, yang ngebujuk dan nungguin siapa.

MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang