Tawuran (3)

1K 149 11
                                    

Halaman sekolah tersebut sudah disulap sedemikian rupa demi menunjag terselenggarnya acara. Spanduk besar bertuliskan 'PENTAS SENI SMA NUSA BANGSA' terpasang dimana-mana, di sekeliling lapangan sekolah tersebut.

Nura duduk disalah satu tenda, perdis di samping Ardin, ketua osis SMA Danica sekaligus teman dekatnya sedari SMP.  Gadis itu melirik kearah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah sekitar dua jam berada disini, mengikuti beberapa rangkaian acara yang masih akan terus berlanjut.

Ardin masih asik mengobrol dengan beberapa anak-anak organisasi dari sekolah ini ataupun dari beberapa sekolah lainnya. Nura tidak berniat menimbrung obrolan mereka, hanya merespon jika ditanya. Masalahnya, gadis itu memang tidak pernah tertarik dengan hal-hal berbau organisasi, obrolan yang terlalu 'serius' dan 'berat', menurut gadis itu bukan tempatnya. Makanya ia selalu menolak banyak tawaran untuk bergabung di organisasi apapun.

"Din, gue keluar bentar ya."

Ardin yang tadinya sedang berbicara menoleh sekilas, kearah gadis yang duduk disamping kanannya. "Mau kemana emangnya?."

"Gak kemana-mana sih, cuma tadi diluar gue liat ada yang jualan es kelapa muda, kayaknya enak deh minum itu siang-siang gini."

"Yaelah, disini juga ada minuman tuh, makanan juga banyak. Ngapain pake acara beli keluar segala?."

"Tapi gue maunya es kelapa muda."

"Yaudah ayok gue temenin."

"Eh, gak usah. Kayaknya lo masih dibutuhin deh dalam obrolan kalian yang keliatannya seru hehe, gue sendiri aja gak apa-apa."

"Serius lo mau pergi sendiri, bener gak apa-apa?."

"Iya gak apa-apa, orang cuma diluar, deket kok. Yah?."

"Yaudah deh. Hati-hati ya."

Es Kelapa Muda Bude Neng

"Makasih ya buk." Nura mengambil cup berisi es kelapa yang disodorkan di depannya. Gadis itu duduk di salah satu kursi di depan warung, menyuruput minuman segar tersebut

Sebenarnya membeli es kelapa muda tadinya hanya alibi agar ia bisa secepatnya terbebas dari keramaian acara, gadis itu merasa bosan tapi ia juga merasa tak enak jika mengatakan yang sebenarnya kepada Ardin.

"Umm jalan-jalan sekitar sini seru kali ya?." Nura berbicara pada dirinya sendiri. Kakinya melangkah menginjak aspal, berjalan di trotoar yang tepiannya ditumbuhi deretan pohon rindang. Sangat cocok jika ingin berjalan kaki sambil menikmati semilir angin.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh orang-orang berlari. Nura refleks balik badan dan tekejut. Segerombolan cowok  berseragam SMA muncul dari tikungan. Beberapa orang dengan tongkat kayu di tangan mereka, dan beberapa lainnya membawa kantong plastik. Isinya. Batu!

"Astaga!kenapa bisa lupa sih kalau lagi di sekolah yang terkenal punya musuh dan suka tawuran?." Nura menepuk jidat merutuki dirinya sendiri.

Gadis itu kembali berbalik hendak mencari tempat aman untuk bersembunyi. Ia pernah mendengar kabar burung jika anak-anak SMA Nusa Bangsa dan SMA Pelita sudah tawuran tidak pandang bulu, mereka bisa menyerang perempuan juga. Jangan sampai ia yang jadi korban, kan gak lucu kalau ada judul berita 'KORBAN SALAH SASARAN TAWURAN DITEMUKAN BONYOK'

"WOI ADA CEWEK NUSBANG!"

Suara teriakan tersebut seketika membuat Nura membeku. Ia sadar tidak ada siapa-siapa disini selain dirinya. Tidak ada pilihan lain, dengan panik Nura buru-buru berlari kemanapun itu selagi bisa menyalamat kan diri. Dan sialnya, ia dikejar!

Sekuat tenaga gadis itu berlari menghindar, ia tidak tau berapa orang yang mengejar dirinya, yang jelas dia tidak boleh sampai tertangkap, bisa-bisa urusannya gak cuma dua sekolah, sekolahnya juga bisa diseret. Apalagi kalau sampai ayahnya tau. Bisa jadi gadis itu tidak boleh sekolah lagi, dikurung dirumah seumur hidup. Aih sial!, cuma gara-gara es kelapa muda masa kehidupan remajanya jadi suram?

𝓢𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang