Menghindar (18)

563 97 40
                                    

Pintu kamar tertutup lagi setelah sosok laki-laki yang baru saja berganti pakaian keluar dengan sebuah handuk ditangannya, mengeringkan rambut yang basah. Ari berjalan dengan pelan menyosori ruang tamu.

Namun, belum sempat kakinya melangkah lebih dekat kedalam dapur, dari ambang pintu kedua matanya secara otomatis menangkap sosok laki-laki lain yang tengah duduk di meja pantry, tepat di depan laptop miliknya yang masih menyala.

Ari bergeming, terkejut.

Laki-laki itu berjalan tergesa, memungut satu persatu kertas yang ada diatas meja

"Sorry, berantakan, bentar- gue beresin dulu." tangannya terulur untuk mengangkat laptop sebelum suara berat Bintang mengurungkan niatnya.

"Sejak kapan lo ngelakuin ini?."

Ari mendongak, namun belum ingin bersuara.

Bintang menatap kearah laki-laki itu lekat.

"Sejak kapan lo diam-diam cari tau semua ini tanpa sepengetahuan gue?."

"Tang, tenang dulu, gue bisa jelasin."

"Ya emang lo harus jelasin!."

Ari menarik nafas dalam-dalam, tidak ada lagi yang bisa ditutupi. Dirinya juga tidak ingin menyimpan beban rahasia besar ini sendirian. Cepat atau lambat sahabatnya itu memang harus tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Awalnya gue emang gak ada niat buat cari tau semua ini tanpa sepengetahuan lo, gue tau tindakan gue lancang disini." ujar Ari. "Ini suatu ketidaksengajaan, kemarin lebih tepatnya, gue gak sengaja liat koran ini di perpustakaan, gue kaget karena laki-laki yang ada di foto ini, dia persis sama dengan yang malam itu ngobrol sama oma. Dan setelah gue cari tau, dia memang Revalino. Orang yang selama ini ada hubungannya sama lo dan Bella."

Tanpa bicara apa-apa, Bintang hanya duduk diam. Menunggu laki-laki dihadapannya untuk terus melanjutkan penjelasan.

"Ternyata, Revalino adalah orang kepercayaannya Adrian Bagaskara, seorang konglomerat, pengusaha sukses dan pemimpin dari The Power Corp salah satu perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang infrastruktur dan pembangunan properti, The Power Corp sudah tercatat memilik banyak anak perusahaan, termasuk salah satunya apartemen ini. Hanya dalam waktu tiga tahun, perusahaan TPC sudah mendunia." jelas Ari. "The Power Corp adalah nama dari gabungan dua perusahaan milik dua keluarga, Bagaskara Corporation dan Narendra Corporation, tujuh belas tahun yang lalu perusahaan gabungan ini berdiri secara resmi di tangan Ardan Narendra dan Amzari Bagaskara."

Bintang menoleh, menatap kearah Ari dengan dahi mengernyit. Salah satu kalimat yang keluar dari mulut laki-laki itu sejenak membuat dirinya berpikir.

Seakan tau apa yanga ada di pikiran Bintang, tanpa bersuara lebih dulu Ari hanya pelan-pelan mengangguk.

"Keluarga lo, almarhum ayah lo lebih tepatnya. Beliau juga bagian dari The Power Corp."

Bintang sudah tak bisa lagi memilih kalimat apapun yang bisa keluar dari mulutnya. Selama ini, yang ia pikirkan tentang almarhum ayah dan ibunya adalah mereka hanya keluarga biasa yang tinggal di pemukiman kecil di Bandung. Tidak pernah sedikit pun di bayangannya, kalau dia adalah anak dari pendiri salah satu perusahaan terbesar di negara ini.

Apa dunia sedang melucu?.

"Awalnya gue juga kaget, setelah baca salah satu artikel tentang The Power Corp. Gue cari tau apa Ardan Narendra yang dimaksud di dalam artikel itu memang almarhum ayah lo apa gak, akhirnya gue punya ide buat masuk ke kamarnya Bella, karena gue pikir bisa jadi disana ada sesuatu yang bisa jadi bukti untuk bikin penelusuran gue ini tepat." lanjut Ari lagi. "Gue juga gak tau kenapa kita, lo lebih tepatnya gak punya pemikiran buat periksa kamar Bella dari kemarin. Karena siapa sangka, gue banyak nemuin benang merah dari hubungan Revalino dan kakak lo disini. Pertama, gue ketemu akta kelahirannya Bella, nama lengkap dan juga nama ayah sama ibu lo, gue coba cari lagi dan akhirnya ketemu sama artikel kecelakaan pesawat ini, nama korban kecelakaan dan nama kedua orang tua lo yang tertera di akta kelahiran lo sama Bella, itu sama, sama persis. Disana gue udah yakin, kalau dugaan gue benar. Gue gak tau, secara kebetulan ada bukti lain yang gue dapat, gue nemuin sobekan foto ini. Foto yang semakin membuktikan bahwa Ardan Narendra dan Lidya Narendra adalah ayah dan ibu lo, dari foto ini wajah laki-laki yang ada di artikel sama dengan wajah yang ada di foto ini, laki-laki yang lagi megangin Bella waktu kecil gue yakin banget itu Bella, karena gue ingat banget wajah Bella pas masih kecil yang dipigura foto di rumah Bandung, dan perempuan ini juga persis sama, dia ibu lo, ibu lo yang lagi gendong lo kecil, Tang. Tapi, sayang gue cuma nemu sobekan foto, gue yakin ada orang lain yang ada bagian kiri foto ini, tapi sobekan foto bagian ini gak ketemu."

𝓢𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang