Cewek Aneh (6)

1K 139 13
                                    

Nura menatap layar ponsel ditangannya. Sepulang sekolah sampai waktu sudah menunjukan pukul tujuh lewat lima belas malam gadis itu memilih berada di kamar, rebahan diatas kasur sambil memainkan ponsel, membuka sosial media yang ia punya. Tidak ada yang penting memang, tapi ini adalah cara gadis itu untuk menghilangkan kesuntukan karena tidak melakukan apapun.

Tidak ada pr dari sekolah yang harus ia kerjakan, pekerjaan rumah juga tidak, karena semuanya sudah diurus oleh asisten rumah tangga dirumahnya. Sehari-hari aktivitasnya ya seperti ini, pulang sekolah, berdiam diri di kamar, turun kebawah saat jam makan, setelah itu kembali lagi ke kamar. Terlihat membosankan, tapi memang seperti itu adanya.

Tiba-tiba ponsel ditangan gadis itu bergetar, menampilkan nama Feya disana. Buru-buru gadis itu menempelkan ponselnya di telinga.

"Halo?."

"Nura!, yaampun ternyata nomor lo masih bisa dihubungi, syukur deh."

Nura mengernyit, merasa bingung. "Maksudnya?."

"Ya itu tandanya lo masih di Jakarta, gak jadi dibawa sama orang kutub."

"Hah?." Gadis itu kembali bingung, namun detik setelahnya ia ingat kenapa Feya tiba-tiba bisa berbicara seperti itu.

Gara-gara Feya, Nura jadi kembali memikirkan tentang kejadian di sekolah tadi. Wajah dingin si anak baru itu kembali terlintas di kepala Nura, gadis itu bergidik, merasa ngeri. Untung saja dia tidak dikejar.

"Tapi kok dia gak masuk ke kelas lagi ya?." tanpa sadar gadis itu bergumam.

"Halo?, siapa?, lo lagi ngomong sama siapa?."

Nura buru-buru menutup mulut. Ia tak sadar jika dirinya masih berbicara dengan Feya di telpon, bisa tengsin kalau Feya tau dirinya sedang memikirkan Bintang yang tidak masuk ke kelas lagi sampai jam terakhir selesai.

"Nura?, halo, lo masih hidup kan?."

"Eh iya, iya Fey, emm bentar Fey, g-gue dipanggi nih, ya, daaaa." Tut! panggilan langsung ditutup oleh Nura.

Gadis itu menatap ponselnya yang masih menyala, merasa bersalah karena harus menutup telpon dari Feya. Ia memang belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Bintang di atas gedung arena olahraga tadi siang kepada kedua sahabatnya, ia tau mereka, Feya terutama. Pasti penasaran apa yang terjadi, tapi Nura malas jika harus menceritakan masalah itu lewat telpon.

Detik setelahnya, sebuah ide muncul tiba-tiba. Nura buru-buru membuka akun Instagram dari ponselnya. Mengetik nama seseorang di kolom pencarian.

"Loh, kok gak ada sih?." Nura berbicara pada dirinya sendiri, setelah tidak menemukan hasil apapun dari pencariannya.

"Coba, Sinar Bintang." ia kembali berbicara sambil menulis nama tersebut. "Tuh gak ada juga, masa dia gak punya sosmed sih?, Sinar gak ada, sinar bintang juga. Umm, apa, bintang aja kali ya?."

Nura kembali mengetik sesuatu. "Nah, ketemu!." tangan gadis itu membuka profil instagram milik Bintang, ia tak tau alasannya apa, hanya saja ia merasa penasaran.

"Dia gak follow siapa-siapa, postingannya juga cuma satu, udah lama juga kayaknya di post. Hmm, gak ada yang menarik, gak ada yang bisa dicari-"

"Anjir!."

Gadis itu buru-buru bangun dari posisi tidurnya, menatap layar ponselnya kaget. Warna merah terlihat pada ukiran hati pada postingan tersebut. Sialnya, Nura tak sengaja menyukai postingan laki-laki itu.

୨⎯ ✧.* ⎯୧

Gadis dengan kaca mata berwarna hitam serta masker yang menutup sebagian wajahnya dengan warna yang senada berjalan pelan melewati koridor. Jam ditangannya menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh pagi, sekolah masih terlihat sepi, hanya ada beberapa siswa yang baru datang, termasuk dirinya. Nura sengaja untuk datang kesekolah pagi buta dan memakai aksesoris yang bisa menutup seluruh wajahnya, bukan tanpa alasan, kejadian memalukan kemarin dan semalam masih terus menghantui gadis itu, terlebih pada orang yang sama. Si anak baru.

𝓢𝓾𝓻𝓻𝓮𝓹𝓽𝓲𝓽𝓲𝓸𝓾𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang