Lucius berlari kencang di sepanjang lapangan yang luas, berlari dengan secepat mungkin. Di belakangnya ia bisa mendengar langkah-langkah kaki penjaga Raja, dekat di belakangnya. Mereka mengejarnya melalui lanskap yang panas dan berdebu, mengumpat saat mereka mengejarnya. Di depannya tersebar para anggota − dan calon-calon baru − dari Legiun, lusinan Pemuda seperti dia. Mereka dilatih dan diuji dalam berbagai formasi, beberapa dari mereka melempar tombak, yang lainnya memanah, dan beberapa melempar belati. Mereka membidik ke arah sasaran, dan nyaris tidak ada yang luput. Ini adalah kompetisinya, dan tampak sulit.
Di antara mereka adalah Para Kesatria yang sesungguhnya, anggota Kesatuan Perak, mereka berdiri melebar di setengah lingkaran dan menonton aksi. Menilai. Memutuskan siapa yang akan tinggal dan yang akan dikirimkan pulang.
Lucius tahu ia harus membuktikan dirinya sendiri, harus memberi kesan pada orang-orang ini. Beberapa saat lagi mungkin para pengawal akan menangkapnya, dan jika ia memiliki kesempatan untuk membuat mereka terkesan, sekaranglah saatnya. Tapi bagaimana? Pikirannya berpacu pada saat ia berlari melintasi halaman, bertekad untuk tidak berbalik pergi.
Saat Lucius melintasi lapangan, yang lain mulai memperhatikan. Beberapa calon memberhentikan apa yang mereka lakukan dan berbalik, beberapa kesatria juga demikian. Beberapa saat kemudian, Lucius merasa semua perhatian terfokus pada dirinya. Mereka tampak bingung, dan ia menyadari mereka pasti bertanya-tanya siapakah dia, berlari di lapangan mereka, tiga pengawal raja mengejarnya. Ini bukan bagaimana ia ingin membuat kesan. Seluruh hidupnya, saat ia bermimpi bergabung dengan Legiun, ini bukanlah apa yang telah ia bayangkan.
Saat Lucius berdiri, kebingungan dengan apa yang akan dilakukannya, semua nampak jelas baginya. Salah satu pemuda bertubuh besar, sekitar umur sembilan belas tahunan, seorang peserta, memutuskan untuk melawannya sendiri demi memberikan kesan pada yang lain dengan menghentikan Lucius. Tinggi, berotot, dan hampir dua kali ukuran Lucius, ia merentangkan tangannya untuk menghalangi jalan Lucius. Lucius bisa melihat ia hendak menjatuhkannya, untuk mempermalukan dia di depan semua orang, dan dengan demikian mendapatkan keuntungan sendiri atas peserta lainnya.
Ini membuat Lucius geram. Lucius tidak punya urusan dengan orang ini, dan itu bukanlah tujuan untuk mendapatkan keuntungan atas orang lain.
Saat ia semakin dekat, Lucius tidak mempercayai tubuh pemuda ini: Lucius seperti melihat kakaknya, Jasper. Kemudian ia mengerutkan kening kebawah dengan rambut hitam tebal jatuh bergelombang kebahunya, dan rahang persegi terkuat yang pernah dilihat Lucius. Dia tidak melihat bagaimana ia bisa melawan pemuda ini.
Pemuda itu menyerang dengan mengayunkan lengannya yang besar, dan Lucius tahu bahwa jika ia tidak bertindak dengan cepat, ia akan dikalahkan.
Lucius berguling melaluinya, kemudian bangkit dan berbalik, itu merupakan hindaran yang sempurna. Kemudian Lucius menaruh pedang miliknya di tanah.
Lucius tidak membuang waktu lagi. Ia menyerang, mengambil celah, melesat ke udara, dan menghantam orang itu.
Mendaratkan tinjunya tepat di muka orang itu. Tetapi orang itu adalah pemuda yang sangat kuat, sehingga Lucius merasa seperti meninju Pohon Oak. Orang itu hanya tersandung ke belakang beberapa inci, sedangkan Lucius terhenti di tengah jalan dan jatuh di kaki orang itu.
Ini bukan pertanda baik, pikir Lucius, saat ia jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk, telinganya berdenging. Ia pikir ia seperti berada di arena tahun lalu.
Lucius mencoba untuk berdiri, tetapi orang itu selangkah di depannya. Ia mengulurkan tangan, mencengkram punggung Lucius, dan melemparkannya, menerbangkannya, membuatnya terjatuh. Namun Lucius bukan orang seperti yang pemuda itu kira, ia mendarat dengan bagian pundaknya dan berguling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Awakening : A Quest of Heroes [ON GOING]
FantasíaSOUL AWAKENING: A QUEST OF HEROES Menceritakan tentang kisah kuno seorang anak laki-laki berumur 17 tahun yang hidup di desa pinggiran wilayah Kerajaan Ironguard. Lucius adalah si bungsu dari empat bersaudara, dari klan Linfordous, kurang mendapat...