7. PERHATIAN PALSU.

3K 370 27
                                    

"Main basket sama gue aja"

"Gila! Kak gue juga mau!"

Ara masih mencerna perkataan cowok itu. Siapa lagi kalo bukan Arsya.

"Ayok" cowok itu menarik tangan Ara. Desiran halus terasa di jantung Ara, sudut bibir nya terangkat sedikit saat Arsya menggandeng tangan nya. Entah ada apa dengan jantung nya. Hati nya selalu senang bila di dekat Arsya.

Ara berlari kecil untuk mengimbangi langkah Arsya, "kak Arsya, kalo jalan jangan cepet-cepet dong, Ara ngos-ngosan nih" dumel nya.

Lelaki itu menghentikan langkah nya, sedangkan Ara mengatur nafas nya sambil mengusap peluh di dahi nya. "Kak Ar-Arsya..ce-cepet ba-banget ja-jalan nya..huh..".

"Gue jalan biasa aja, mungkin karena kaki lo yang terlalu pendek" jawab nya.

"Tap-"

"Ambil bola basket di keranjang!" Suruh cowok itu. Ya, pagi ini murid 12-MIPA 1 juga olah raga, ada pergantian jadwal 3 hari yang lalu.

Ara kembali dengan bola basket di tangan nya.

"Sekarang latihan dulu"

"Gue bisa!"

"Coba aja!"

Arsya meninggikan ring di tangan nya, beberapa kali percobaan Ara gagal memasukkan bola dalam ring karena terlalu tinggi, membuat nya frustasi. Hingga jam istirahat berbunyi ia belum memasukkan satu bola sekalipun.

"Tuh kan nggak bisa, maka nya jangan bandel! Nih balikin semua nya! Gue mau ke kelas"

Ara menuruti semua perintah nya.

🥛🥛

"Gimana, Ra, tadi lo main sama kak Arsya bisa nggak?" tanya Silfi.

Ara menggeleng. "Enggak, dan sekarang gue sadar, gue nggak bisa main bola basket" ucap nya sedih.

"Di bilangin juga" sahut Winda.

"Gue minta maaf" kata Ara, ia duduk di kursi nya dan meneguk air di botol nya.

Winda hanya menggeleng dan berlalu pergi.

Ara mengeluarkan kotak bekal dari tas nya, tadi pagi ia sengaja untuk membuat nasi goreng khusus buat Arsya, entah mengapa dia melakukan itu.

"Itu bekal buat siapa, Ra?"

"Untuk kak Arsya" jawab nya.

"Lo ada hubungan apa sama dia?" tanya Silfi penasaran.

Ara menggeleng, "nggak ada, gue hanya mau berikan ini untuk tanda terima kasih"

"Ra, lebih baik lo jangan berlebihan sama kak Arsya"

"Kenapa?"

"Kak Arsya itu nggak mungkin bisa melupakan kak Fatimah, lo akan sakit hati nanti" kata Silfi.

Ara hanya tersenyum, "gue pergi dulu, bye" sambil melambaikan tangan nya.

Gadis itu berjalan dengan membawa kotak bekal untuk Arsya. Sesampai nya di pintu ruang kelas Arsya, langkah Ara terhenti karena cowok itu sedang berbincang dengan Syifa-adik nya.

"Lo suka sama Ara, Sya?" tanya Syifa.

Arsya menoleh ke arah nya, dengan tatapan penuh tanya.

"Hebat ya lo Sya, lo udah bisa move on dari Fatimah karena kehadiran Ara, gue nggak nyangka lo bisa secepat ini move on dari Fatimah"

Mendengar kalimat Syifa, emosi Arsya langsung menaik,

"DENGERIN GUE! GUE HANYA MENGANGGAP ARA ITU SEBAGAI ADEK GUE!! DI HATI GUE HANYA ADA FATIMAH!! TIDAK ADA YANG BISA GANTIKAN POSISI FATIMAH DALAM HATI GUE TERMASUK ARA SEKALIPUN!! DAN! GUE NGGAK AKAN PERNAH JATUH CINTA SAMA ARA!! PAHAM!!"

ARSYA 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang