3. PINGSAN

4.3K 430 78
                                    

Ara, gadis imut dengan lesung di pipi nya dibalik itu ia memiliki banyak teka-teki yang belum terpecahkan, gadis itu juga bertubi-tubi di timpa penderitaan, 1 tahun silam ayah nya meninggal, 6 bulan setelah nya, Rio kakak laki-laki nya juga meninggal, kemudian sekarang bunda nya juga meninggal. Nasib buruk yang menimpa nya begitu kejam, hingga tinggal dirinya sendiri.

Sosok misterius serba hitam itu, yang menembak sang ayah dengan tragis, sedangkan Rio cowok dua tahun lebih tua dari nya itu meninggal juga karena tembakan. Teka-teki tentang sosok misterius ini lah yang membuat Ara datang ke Jakarta. Tempat di mana ayah nya kerja dulu ada di Jakarta. Sampai sekarang polisi belum bisa menemukan sosok misterius itu.

Yusuf Syaifuddin adalah komandan kepolisian di Jakarta, beliau sudah bekerja di sana selama 20 tahun lama nya.

Entah apa kemauan dari sosok misterius itu?

Siapa sebenar nya sosok misterius itu?

Perempuan atau lelakikah sosok itu?

Apa masalah nya dengan ayah dan abang nya?

Apa ada dendam di antara mereka?

Mengapa dia banyak menembak orang?

Apakah dia psikopat gila?

Apa tujuan sebenarnya dari sosok itu?

Mengapa harus ayah dan abang nya yang jadi sasaran nya?

Kenapa tidak anggota polisi lain nya?

Berapa banyak orang yang sudah di bunuh oleh nya?

Semua teka-teki di pikiran Ara, hanya satu penyebab nya yaitu Sosok Misterius Serba Hitam (SMSH).

Ara menangis terisak sambil memeluk erat papan nisan bunda nya, "hiks..hiks...bunda..jangan tinggalkan Ara..hiks.."

"Sudah Ara, mari kita pulang" ucap Hira sambil mengusap punggung Ara.

"Enggak bun..Ara mau disini sama bunda saja.."

"Ara ini udah malem, pulang ya" bujuk Hira.

Ara terus menggeleng dan menangis, seseorang suruhan bunda nya datang dengan semua barang-barang Ara, "neng Ara, ini ba-"

"Mas, langsung aja anda taroh di bagasi mobil yang warna putih" sela Hira.

"Baik bu"

"Arsya, bunda dan ayah pulang dulu, Syifa udah nunggu di rumah, ingat tanggung jawab kamu adalah menjaga Ara, motor kamu udah bunda urus"

"I-iya bun"

Hira tersenyum, lalu ia mengelus kepala Ara, "Ara, bunda pulang dulu ya, nanti kamu pulang sama Arsya"

Ara menoleh dan mengangguk, "hiks..i-iya bun" .

"Arsya, ingat jaga Ara" kata Arga.

"Iya yah"

Kedua pasangan itu lalu pergi dari pemakaman.
Sedangkan Ara masih menangis sambil memeluk papan nisan bunda nya.

"Udah, jangan nangis mulu, ayo pulang" kata Arsya dengan nada dingin dan raut muka super duper datar.

"Hiks..hiks..bunda" Ara terus saja menangis.

"Ck! Lama lo! Cepetan udah malem nih!" Kesal Arsya.

"Hiks..bun-" Ara tiba-tiba jatuh pingsan.

Arsya berdecak, "Ck! Pingsan lagi". Ia kemudian menggendong Ara dan membawa nya ke mobil.

Disana Arsya membersihkan baju Ara yang kotor karena bersimpuh di tanah,"nih bocil nyusahin banget sih! Sialan!" Umpat nya.

ARSYA 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang