10. Strange

185 42 5
                                    

Layaknya sebuah simfoni yang menggetarkan afeksi namun asing.

•> •> •> <• <• <•

"Kris! Aku ingin meminta tanda tanganmu di berkas-- eoh? Anyeonghaseyo Tuan Byun" Seira membungkukkan badannya, menyapa Kai yang sedang duduk di sofa bersama dengan Kris, minus Jonghae.

Entah kemana perginya si Tahi ayam itu. Seira bersyukur dengan tidak adanya pria itu, ia akan lebih leluasa berbicara mengenai kasus rumah sakit itu pada Kris. Terlebih lagi yang bersangkutan ada disini.

Kai menganggukkan kepalanya sekali, membalas sapaan Seira. "Anyeonghaseyo, Nona Han"

Seira tersenyum ramah, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju meja Kris kemudian meletakkan berkas-berkas itu di atasnya.

"Berkas yang harus aku tandatangani?" Kris bertanya pada Seira. Gadis itu mengangguk.

"Iya, besok sidangnya"

"Ah, baiklah nanti ku tandatangani, setelah itu kuantarkan ke ruanganmu"

"Kris, aku ingin membicarakan sesuatu padamu mumpung ada Tuan Byun disini" Seira sedikit menolehkan pandangannya ke arah Kai. Ia menggigit bibir bawahnya dengan cemas. Entahlah, mungkin Seira merasa gugup saat ini.

Jika ia tahu Kai ada disini, maka Seira akan berlatih terlebih dahulu. Berbicara pada cermin, menormalkan raut wajahnya, serta hal apa saja yang harus ia katakan pada yang bersangkutan.

Meskipun begitu, Seira tak ingin sampai disini. Bertingkah seperti biasa dan menyembunyikan apa yang hendak ia bicarakan. Seira harus berbicara dengan Kai, apapun yang terjadi. Karena Seira tahu Kai adalah salah satu dari sekian banyaknya pembisnis yang jadwalnya tak kalah padat dari dirinya yang hanya seorang pengacara bayaran.

"Duduklah, kau ingin bicara apa?" Kris mengendikkan dagu ke arah sofa tunggal dekatnya.

Seira mengangguk, ia duduk di sofa tersebut. "Em, begini. Apa kalian sudah menemukan seorang pengacara yang akan menangani kasus Rumah Sakit Bybie?"

Gadis itu tertawa hambar, namun pelan. Seira akui ia agak gugup berbicara di depan Kai yang notabene-nya adalah orang penting.

"Ah, bukan maksud saya untuk lancang. Tapi jika Anda berkenan, saya yang akan turun tangan menangani kasus ini... sendiri" lanjutnya.

Kris menyikut siku Seira, untung saja jarak antara sofa panjang yang di duduki Kris dengan sofa tunggal yang di duduki Seira, letaknya tidak berjauhan."Kau yakin?" bisiknya.

Seira mendekatkan diri ke arah Kris, dan berbisik, "Jika aku tak yakin, maka aku takkan duduk disini, bodoh!"

Percayalah, jika Han Seira adalah satu-satunya sosok bawahan disini yang berani mengatai Kris bodoh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OH LOUVAINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang