"Baeki... Apa kau tidak bosan terus menerus mengikuti, huh?" Seira menghentikan langkahnya karena merasa amat terganggu dengan keberadaan Baeki yang mengikutinya sampai ke kantin kantornya.
Baeki tersenyum kikuk, serta menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, aku bosan menonton televisi dirumah terus. Makanya aku kemari mengunjungimu"
Seira memutar bola matanya dengan malas, "Dengarkan aku Baeki. Kau itu tampan, tinggi, kuliahmu saja di luar negeri, lantas kenapa kau tidak melamar kerja saja? Apa kau akan terus menjadi pengangguran seperti ini?"
Seira kembali melanjutkan langkah kakinya menuju meja paling pojok sebelah kiri dan Baeki pun terus mengekor lucu di belakangnya. Hingga tak heran banyak pekerja wanita yang ada di kantin kantornya, menatap gemas tingkah Baeki.
Bukan Seira jika ia tak mengabaikan atensi Baeki. Gadis itu terlalu malas jika harus berdebat masalah sepele tentang keseharian Baeki yang terus menerus mengintil padanya.
"Katakan padaku, apa alasanmu tak mau bekerja? Masih tetap sama, bukan? Jika aku bekerja, aku tidak akan bisa menemui Seira-ku yang cantik, waktuku akan habis bersama berkas-berkas kantor yang menyebalkan sehingga tidak akan ada waktu menemui Seira-ku, nyenyenyenye... Kau terlalu banyak membual, Baek!" Seira menatap tajam Baeki yang ada di depannya.
"Kau sangat cantik saat sedang mengomel" Baeki menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya yang berada di atas meja.
"Baek! Aku sungguh tidak bercanda. Ini juga untuk masa depanmu sendiri! Kalau kau tidak bekerja, wanita mana yang akan mau kau nikahi. Hidup sepenuhnya tentang uang, dan jika kau terus jadi pengangguran maka-"
"Nah, makanlah acar ini. Sangat enak tahu, kemarin ibu kantin memberiku sepiring acar gratis, hehe" Baeki menjejelkan sesendok penuh acar ke dalam mulut Seira. Dan ia sendiri juga ikut memakannya beberapa potong.
"Baek! Kau sangath kwrang ajwar!" Seira mendumal sambil menguyah timunnya.
"Memang" Baeki terkekeh.
"Baek, aku serius, aku bicara seperti ini karena aku peduli. Kau itu temanku, apa kau tidak takut pada masa depanmu?"
"Kenapa aku harus takut? Kau adalah masa depanku Seira, calon ibu dari anak-anakku nanti" Baeki menatap genit Seira tak lupa dengan kedua alisnya yang ia naik turunkan.
Seira memutar bola matanya dengan malas, "Sudahlah, Baek. Aku tinggal dulu. Kau makan saja makananmu, aku harus menyelesaikan pekerjaanku"
Seira berlalu meninggalkan Baeki di tempat duduknya sendirian sebelum pria itu kembali berbicara padanya. Ia terlalu malas menghadapi Baeki yang keras kepala itu. Seira merasa nafsu makannya hilang saat melihat wajah Baeki yang selalu cengar-cengir itu.
"Tapi, Seira-ya! Kau belum makan sedikitpun!" Baeki berteriak.
"Aku akan makan nanti, Baek! Jangan khawatir!" Seira menimpali.
Baeki tersenyum miring, ia menatap segelas Americano dingin yang baru saja datang di hadapannya lalu mengaduknya perlahan.
"Kau memang benar Seira. Hidup memang sepenuhnya tentang uang, karena dengan uang-lah aku hidup" Baeki terkekeh sarkatis. Ia menyeruput Americano miliknya hingga habis tak tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH LOUVAINO
Aksi"How's about Louvaino?" Louvaino, pria kelahiran Seoul itu adalah seorang mafia pengacara hukum terkenal di Inggris. sesuai dengan namanya louvain yang artinya kecerdasan, pria itu mampu menangani semua kasus para iblis berkedok manusia hanya dengan...