Part 3.

15 18 5
                                        

3. Aira penolong.

╔═━━━───༻♔|•|♚༺───━━━═╗
  ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤 ...
╚═━━━───༻♚|•|♔༺───━━━═╝

Aira merebahkan tubuhnya di atas kasur. Matanya menelusuri langit-langit kamarnya. Sudah hampir dua tahun hidupnya seperti ini. Sekolah, pulang dan berdiam diri di rumah sendirian, atau mungkin main dengan temannya tapi ujungnya selalu sama berdiam diri di rumah.

Ya, setidaknya itu terbaik untuknya. Ia tidak ingin mendapatkan masalah, dan dekat dengan lelaki. Rasanya semua itu sudah cukup, dirinya hanya harus hidup apa yang kedua orangtuanya inginkan sebelum meninggalkannya.

"Jangan terlalu dekat dengan siapapun, saya tidak mau kedekatan kamu membuat masalah lagi. Cukup kali ini yang terakhir, dan beban paling berat. Setidaknya jalanin hidup kamu dengan pikiran harus balas budi kepada saya dan suami saya yang telah menyelamatkan dan merahasiakan masalahmu dengan rapat."  Ucap bundanya kali itu, Aira masih ingat jelas.

Oleh sebab itu, Aira tidak ingin dekat dengan lelaki manapun, bahkan ketiga temannya sekarang Aira masih sangat berhati-hati, tidak terlalu dekat dan tidak seperti menjauh.

Tapi jika mengingat itu, Aira menjadi kepikiran akan Dean. Ya, anak baru itu. Sudah tiga bulan dia menjadi anak baru di sekolahnya, dan satu bulan sebelum Dean terus mengganggunya.

Lelaki itu terus membuatnya kesal, mulai dari mengerjai nya, sok akrab dengannya, dan banyak lagi yang Dean lakukan padanya dengan wajah datarnya itu. Tapi ada saatnya Dean posesif dengannya, Aira tidak mengerti apa yang Dean maksud.

Tapi justru kedekatannya dengan Dean ia menjadi takut. Takut jika terlalu dekat akan membuat dirinya tak terkendali.

Aira punya masa lalu yang kelam dan berhasil di rahasiakan, tapi tak menutup kemungkinan untuk sesuatu besar akan terjadi padanya. Baik sekarang atau nanti.

Tapi kapan-pun itu, Aira rasa ia harus siap. Ia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Setidaknya tidak untuk sekarang, ia hanya sedang menikmati apa yang tersisa, biarkan semua terjadi ketika semua sudah selesai. Harapnya.

Terlebih kehadiran Dean dan Dean yang berusaha mendekatinya masih menjadi pertanyaan bagi Aira sendiri

━━━━━━━━━★

Pagi ini Aira sekolah dengan rambut terikat, tidak biasanya. Biasanya Aira menggerai rambut curly nya, tapi kali ini ia ingin mengikatnya, sebab itu kini ia terlihat berbeda.

"Sial," umpat Aira yang tengah berjalan di lorong koridor. "Dean ...." Ucapnya geram saat melihat ikat rambut yang dia pakai berada di tangan Dean.

Dean mengangkat sebelah alisnya seolah berkata 'kenapa?'

"Balikin gak, ikat rambut gue?!" titahnya dengan wajah kesal.

Seperti yang sudah di katakan, Dean terus saja mengusik Aira selama satu bulan ini, jadi bukan hal biasa lagi bagi warga sekolah melihat interaksi Dean-murid pindahan yang sangat famous.

"Nggak," ucap Dean dengan wajah datarnya.

"Balikin gak, Dean? ini masih pagi, ya, jangan cari ribut." Kesal Aira mencoba mengambil ikat rambut yang Dean pegang tinggi-tinggi.

Miserable (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang