8. Kedai ice cream.
╔═━━━───༻♔|•|♚༺───━━━═╗
ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤 ...
╚═━━━───༻♚|•|♔༺───━━━═╝"Langsung pulang?" tanya Dean berada di parkiran.
Aira mengangkat sebelah alisnya, "lo mau ngajak gue jalan-jalan dulu?" tanya Aira yang di jawab gelengan oleh Dean.
Setelah dari kantin selama pelajaran Lotta dan Sera terus melototi nya, seolah-olah Aira adalah mangsa mereka. Tentu saja mereka sedang menunggu penjelasan Aira. Pada akhirnya istirahat kedua Aira gunakan untuk menceritakan kejadian dirinya yang di antar pulang oleh Dean.
"Gak jelas banget jadi manusia," umpat Aira pelan.
Dean menyodorkan helm kepada Aira, "anggap aja gitu, mau?" tanya Dean sambil memperhatikan Aira yang tengah memakai helmnya.
Aira berdecak kesal karena pengait helm nya tidak terhubung, "terserah." Ucapnya yang masih kesulitan mengaitkan helm.
Dean mensejajarkan wajahnya dengan wajah Aira, di tatapnya lamat-lamat membuat Aira gugup di tempat. "Kalo gak bisa, minta tolong." Ucap Dean sambil mengaitkan helm Aira kemudian menaiki motornya.
Aira mematung kemudian memegang dadanya yang kembali berdetak tidak normal.
"OMG! serius itu kak Dean?!"
"Gak heran sih, dari awal masuk Dean emang udah deketin Aira."
"Help, gue ikutan baper."
"Kyaaaa, Dean so sweet banget."
"Mereka pacaran?"
Aira yang sempat terbengong tersentak kala mendengar sahutan dari beberapa siswa yang belum pulang. Pipinya bersemu merah kemudian menyusul Dean menaiki motor Dean.
Dean tersenyum kecil saat melihat pipi Aira yang memerah di balik spionnya. "Udah?" tanya Dean.
"Dah," gumam Aira.
"Yaudah, turun." Ucap Dean membuat Aira memukul pundak belakangnya kesal.
"Apa sih Lo, garing banget." Seru Aira kesal sambil memukul kepalanya Dean yang tertutup helm.
Membuat Dean terkekeh kecil. Semakin kesini, mengerjai Aira menjadi kesenangan dalam dirinya sendiri. Entahlah apa yang ia rasakan sekarang.
"Kita mau kemana?" tanya Aira sedikit berteriak.
"Terserah, lo." Jawab Dean seadanya tapi mampu di dengar Aira.
"Lo ngajak gue main tapi gak tau mau kemana? pulang aja deh." Seru Aira sedikit kesal.
Entahlah, tapi jika bersama Dean emosinya gampang sekali memuncak dan menyurut. Seperti sebuah rasa sakit sekaligus obatnya. Mungkin iya.
Dean yang melihat Aira semakin kesal menipiskan bibirnya sambil menahan senyum. Niatnya Dean akan membawa Aira ke pasar malam yang baru di mulai Minggu kemarin, tapi ini terlalu sore untuk membawanya. Terlebih, pasar malam belum tentu sudah buka jam 3 sore. Biasanya pasar malam akan mulai dari jam 5 sore hingga jam 10 malam.
"Tempat yang mau gue datangin bukanya sejam lagi." Jelas Dean.
"Emang Lo mau ngajak kemana?" tanya Aira menempelkan dagunya di pundak Dean membuat Dean menegang.
Dean tersenyum kecil melihat tingkah Aira. Sepertinya hari ini dia banyak tersenyum. "Nanti Lo tau." Jawabnya yang tidak di indahkan oleh Aira.
"Gue tiba-tiba pengen makan ice cream." Seru Aira yang langsung di beri anggukan oleh Dean.
Setelahnya pria itu membawa Aira ke kedai ice cream yang berada di pusat taman kota.
Dean berencana mengajak Aira pulang terlebih dahulu setelah memakan ice cream, guna mengganti pakaian wanita itu. Tidak elite kan, jika memakai seragam sekolah ke pasar malam. Begitu juga dirinya, dia akan menjemput Aira setelah magrib.
"Rasa apa?" tanya Dean setelah sampai di kedai ice cream.
"Strawberry-coklat." Ucap Aira membuat Dean menatapnya aneh.
"Bukannya coklat atau strawberry lebih enak di campur vanila?" tanya Dean.
"Gue gak suka vanila. Lagian coklat campur strawberry juga enak kok, kalo Lo gak percaya cobain deh. Gue jamin lu bakal suka." Jawab Aira antusias. Aira memang paling antusias jika merekomendasikan apa yang ia suka agar di sukai orang lain.
"Hm," seru Dean lalu pergi memesan ice cream membuat Aira berdecak kesal.
"Dasar bunglon." Gumam Aira sambil memainkan handphone nya menunggu Dean memesan.
Beberapa saat kemudian, Dean datang dengan satu cup ice cream pesanan Aira.
"Kok Lo gak pesan?" tanya Aira sambil menikmati ice cream nya.
"Gak terlalu suka." Balasnya membuat Aira memutar bola matanya jengah.
"Cobain deh." Seru Aira sambil menyodorkan ice cream nya di depan mulut Dean.
"Lo aja," ucap Dean sedikit menjauhkan tangan Aira.
"Engga Dean, lo harus coba ini. Ini enak banget loh." Bujuk Aira membuat Dean membuka mulutnya.
Aira tersenyum miring saat Dean membuka mulutnya. Ia menyuapi Dean dengan sedikit menekan ice cream nya sehingga belepotan di wajah Dean.
Aira tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi tidak suka dari Dean.
Dean yang di perlakukan seperti itu tidak tinggal diam, lelaki itu kemudian mencolek ice cream Aira lalu memoles nya ke hidung Aira. Sehingga keduanya saling mencoret wajahnya dengan ice cream sambil tertawa, kecuali Dean, Ia hanya tersenyum menanggapi kejahilan Aira.
━━━━━━━━━★
"Makasih, ya." Ucap Aira setelah sampai di rumah, tak lupa tersenyum manis saat mengatakan hal tersebut.
Dean mengangguk ringan sambil mengusak kecil rambut Aira, "sama-sama." Jawabnya membuat jantung Aira berdegup kencang.
Sepertinya, jantung Aira bermasalah.
"Kalo gitu, gue masuk duluan." Ucap Aira sambil membalikkan badan.
"Tunggu," cegah Dean membuat Aira kembali berbalik menghadap Dean. "Nanti malam keluar, boleh?" tanya Dean membuat Aira memiringkan kepalanya.
"Lo mau ajak gue main? ayok boleh. Lagian gue kesepian di rumah sendiri." Ucapnya sambil terkekeh.
"Jam 7 gue jemput." Ucap Dean sambil mengenakan helmnya lalu menghidupkan motornya. "Gue duluan." Ucapnya yang di jawab anggukan kecil oleh Aira lalu setelahnya melenggang pergi.
Aira menatap punggung Dean yang semakin lama semakin terlihat. Tatapannya tidak bisa di artikan, kemudian tangan kirinya memegang dadanya yang berdegup tak biasa sedangkan tangan kanannya mengepal erat.
Perasaan, pemikiran, hati dan otaknya sedang campur aduk rasanya. Perasaan hati mulai menyelam hingga pemikiran otaknya membuat Aira kembali berpikir.
"Non?" Aira tersentak saat bi Ijah memegang pundaknya.
"Bibi? bibi ngapain disini?" tanyanya setelah berbalik menghadap bi Ijah.
"Non yang ngapain ngelamun di depan gerbang kayak gini? ayo masuk, bibi udah siapkan air hangat untuk non mandi." Ucapnya yang di jawab anggukan oleh Aira sambil mengaitkan tangannya di lengan bi Ijah lalu menempelkan kepalanya di bahu bi Ijah.
Kali ini, Aira hanya akan mengikuti alur saja. Biarkan semua berjalan semestinya. Itu yang Aira pikirkan saat berjalan ke dalam rumahnya
━━━━━━━━━★
╔═━━━───༻♔|•|♚༺───━━━═╗
To be continue ...
╚═━━━───༻♚|•|♔༺───━━━═╝Gimana? bingung gak sama alurnya? tapi aku rasa kalian udah mulai ngerti deh, apa tujuan Dean dan apa yang akan di lakukan Aira. Walau begitu, aku harap kalian membacanya hingga akhir.
Correct me if I wrong, terimakasih. ♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )

KAMU SEDANG MEMBACA
Miserable (On going)
Teen Fiction"Tangan di balas tangan, kaki di balas kaki, mata di balas mata, begitu juga dengan nyawa." Bagaimana jadinya ketika Aira yang melarikan diri karena masa kelamnya, justru kini ia harus di hadapkan beberapa kenyataan pahit. Di mulai dari orang yang t...