4. Makanan.
╔═━━━───༻♔|•|♚༺───━━━═╗
ℌ𝔞𝔭𝔭𝔶 ℜ𝔢𝔞𝔡𝔦𝔫𝔤 ...
╚═━━━───༻♚|•|♔༺───━━━═╝
"Woi yang mau ke kantin, gue titip kuaci ya!" seru Lotta di dalam kelas.
Aira hanya memutar bola matanya malas, seperti hidup Lotta tidak lengkap jika tidak ada kuaci.
"Berapa?" sahut salah satu temannya.
"Biasa, dua rebu tiga." Ucap Lotta antusias.
Sekarang sudah waktunya istirahat, tapi karena tugas yang guru berikan sebelumnya belum Aira dan kedua temannya bereskan, kini mereka tidak diperbolehkan keluar jika belum selesai mengerjakan tugasnya. Alhasil Lotta teriak-teriak meminta temannya yang sudah selesai memberi cemilan kesukaannya.
Bukan hanya Lotta, Sera juga kini sedang menghampiri tiga teman kelasnya yang baru selesai mengerjakan tugas. "Gue titip mie ayam sama nasi putih, nasi uduk juga gapapa. Minumnya teh manis sama satu aq*a ya. Ini duitnya thanks." Ucap Sera membuat Lotta memutar bola matanya jengah.
Sera memang banyak makan.
"Lo gak mau titip, Ra?" tanya Lotta memperhatikan Aira yang sibuk dengan tugasnya.
"Gak deh, gue belum lapar." Jawab Aira yang di beri anggukan kecil oleh Lotta.
"Anju banget tuh guru, dia pikir kita robot yang bisa mengerjakan 50 soal dalam 30 menit!" gerutu Lotta sambil mengerjakan tugas.
Dari tadi Lotta memang banyak bicara. Diantara mereka bertiga, Lotta memang paling tidak suka diam.
"Kayaknya bu Dara lagi lapar, deh." Celetuk Sera.
"Apa hubungannya?" tanya Lotta dengan kening mengkerut.
"soalnya biasanya kalo gue lapar suka kesal, jadi melampiaskan ke orang." Jawab Sera.
Aira memicing matanya ke arah Sera, seolah berkata 'hubungannya apa?!'
Pletak.
Dengan kesal Lotta memukul kepala Sera dengan pulpen yang di pegang nya. Walaupun benda kecil, tapi mampu membuat Sera mengaduh.
"Sakit, set*n!" umpat Sera membuat Aira terkekeh.
"Oh iya!" seru Lotta mengalihkan atensi menuju Aira.
Aira mengangkat sebelah alisnya, tertular oleh Dean sepertinya. "Kenapa?" tanyanya bingung.
"Tadi pagi pipi lo merah kenapa?" tanya Lotta membuat Sera memperhatikannya juga.
"Gak sengaja ke tampar." Jawabnya ringan membuat Lotta berdecak kesal.
"Itu gak bisa di jadiin alasan, Ra!" ucapnya geram, pasalnya saat pagi Lotta bertanya, jawabannya sama saja.
"Tadi ada yang di bully, terus gue tolong alhasil gue yang kena." Jelasnya. "Gak usah banyak tanya, gak penting." Ucapnya saat melihat Lotta akan membuka mulutnya.
"Aira ada?" suara itu membuat Aira dan kedua temannya mengalihkan pandangannya ke arah pintu.
Lotta tersenyum miring menatap Aira, "pantes gak nitip, ternyata udah nitip sama Dean?" serunya dengan nada mengejek.
Pasalnya Lotta sering menjadi 'mak comblang' selama sebulan ini. Tentu saja 'mak comblang' dirinya dengan Dean. Sial.
"Gue gak tau apa-apa." Ucap Aira lagi membuat Lotta semakin gencar meledeknya.
"Gue udah selesai, mau ke kantin ambil pesanan kuaci gue. Lo juga udah selesai kan, Se?" ucapnya sambil bertanya kepada Sera membuat Aira menatap nya heran. Setahunya sedari tadi Lotta hanya banyak berbicara, bagaimana bisa ia selesai secepat itu?
"Udah, ayok. Kasian yang beli pesanan gue nanti bawanya kesusahan." Sahut Sera sambil beranjak saat setelah Dean berada di hadapan mereka.
"Bye, Aira!" seru Lotta sambil terkekeh membuat Aira berdecak kesal.
"Ngapain kesini?" tanyanya yang melihat Dean duduk di depannya dengan kursi menghadap ke belakang.
"Bawa makanan." Jawab Dean seadanya.
"Lo pikir gue buta? maksudnya ngapain bawa makanan ke kelasnya gue." Ucapnya sarkas.
"Buat lo," ucap Dean sedikit mengusap rambut Aira lalu menyelipkannya di daun telinga Aira.
Sial-umpat Aira dalam hati merasa pipinya memanas.
"Ekhem, gue gak lapar." Dehemnya.
"Gue gak peduli, lo cukup makan." Ucap Dean dengan nada tidak ingin di bantah.
"Tapi gue gak lapar." Seru Aira lagi membuat Dean menatapnya miring.
"Kalo gitu biar gue suapin." Ucap Dean membuka kantung kresek yang ia bawa tadi.
Nasi goreng dengan air mineral kemasan di dalamnya.
Aira melotot kesal ke arah Dean. Sial, Dean akan melakukan apa yang dia katakan. "Biar gue makan sendiri, tangan gue masih berfungsi baik." Cetus Aira mengambil makanan yang baru saja Dean keluarkan.
"Hm, makan yang banyak." Gumam Dean yang terdengar jelas oleh Aira kemudian Aira memakannya dengan tenang.
Saat Aira makan, ia terus dengan rambutnya yang kembali terlepas dari daun telinga nya membuat Dean bangkit dan berdiri di belakang kursi Aira. Untungnya Aira duduk paling belakang.
Dean mengumpulkan rambut Aira kemudian mengikatnya menggunakan ikat rambut yang ia ambil tadi pagi.
Sial, boleh Aira jujur sekarang? Aira mulai baper dengan Dean, jika ini di teruskan maka besar kemungkinan untuk melanggar ucapan bundanya. Aira sedikit takut. Masa lalu nya terus menghantuinya.
Aira menggeleng pelan kemudian kembali memakan makanannya kembali setalah Dean kembali duduk di tempatnya.
Dean menatap Aira dengan lamat, jika di lihat-lihat Aira memiliki kulit putih bersih serta bulu mata lentik dengan hidung kecil mancung dan bibir tipis yang merah alam, sangat cantik. Tapi sedetik kemudian sorotnya menjadi sorot penuh pertanyaan dan keraguan.
Dean hanya sedang berfikir, semoga apa yang dia lakukan kedepannya itu hal yang terbaik untuk dirinya.
"Jadi pacar gue, mau?" tanya Dean tiba-tiba membuat Aira tersedak makanannya sendiri.
"Sial, Lo gak liat gue lagi makan?!" sarkas nya dengan suara tinggi.
"Liat." Jawab Dean membuat Aira semakin kesal.
Aira mendengus, "liat tapi malah ngajak becanda!" pasalnya Dean mengucapkan itu dengan wajah datarnya.
"Gue gak becanda." Ucap Dean tetap dengan wajah yang sama.
"Oh? em apa? gue gak denger lo bilang apa tadi." Ujar Aira gugup dengan mata yang menelisik kelasnya yang kosong. Ia baru sadar.
"Gak usah ngalihin pembicaraan," ucap Dean. "Kalo belum mau gapapa." Sambungnya sambil mengusak rambut Aira, sepertinya itu akan menjadi kebiasaannya yang kedua setelah mengangkat sebelah alisnya.
"Sorry," ucap Aira yang di jawab anggukan oleh Dean.
"Gue ke kelas dulu, pulang sekolah bareng gue!" seru Dean. "Gue gak terima penolakan kedua. Lo baru nolak pacaran sama gue, jadi jangan nolak pulang bareng gue." Sambungnya panjang saat melihat Aira akan protes kemudian berlalu begitu saja.
━━━━━━━━━★
╔═━━━───༻♔|•|♚༺───━━━═╗
To be continue ...
╚═━━━───༻♚|•|♔༺───━━━═╝CMIIW, terimakasih telah membaca. <3

KAMU SEDANG MEMBACA
Miserable (On going)
Teen Fiction"Tangan di balas tangan, kaki di balas kaki, mata di balas mata, begitu juga dengan nyawa." Bagaimana jadinya ketika Aira yang melarikan diri karena masa kelamnya, justru kini ia harus di hadapkan beberapa kenyataan pahit. Di mulai dari orang yang t...