Ciuman itu semakin dalam dan menuntut, membawa nya tengggelam di lautan nafsu yang membuncah, tak ada yang saling mengalah atau mau menyudahi ciuman panas ini, seperti lupa jika mereka butuh pasokan oksigen sebagai penyambung nafas mereka. Sampai sang pria menggiring nya ke sebuah kamar dan menjatuhkan nya di ranjang. Refleks pagutan mereka lepas dengan sendiri nya.
Hyena mengatur nafas nya , menyeka sisa saliva di bibir nya. Akal sehat nya langsung hilang jika bersama pria ini.
"Kau mau kemana?" tanya nya saat langkah kaki nya menjauh.
"Sebentar-" dia berjalan ke sudut ruang dan meraih sebuah botol vodka yang ada di meja kecil nya. Hyena memahami maksud nya.
"Seperti biasa ya, kau selalu ekstrim." ujar nya dengan senyuman sensual, Winwin kembali berjalan kearahnya dengan membawa botol itu dan menyiramkan diatas tubuh Hyena hingga basah.
"Wow~ kau harus tanggung jawab sayang, dan gantikan harga vodka mahal ini dengan-"
"Berisik!!" wanita itu kembali bungkam dan tenggelam dengan ciuman winwin yang kembali membuat hasrat nya meningkat, tangan kokoh nya meraba punggung dan beralih menuruni resleting gaun yang di kenakan nya meloloskan benda itu hingga batas pinggang
Hyena terdorong sampai tubuhnya terbaring, Winwin menuntut nya dengan ciuman yang lebih dalam lagi, merambat ke leher nya, menghisap nya seperti vampire, tak meninggalkan satu inch pun dari kulit nya, tangan besar nya menggenggam payudara Hyena dan meremas nya dengan kuat.
"Aahhh~" desahnya semakin menambah ritme kecepatan nya, menyusuri pundak dan dada nya.
"Win... Hh~ kau bisa mabuk nanti uuh" tak perduli racauan nya, Winwin terus menjiati kulit Hyena merasakan setiap inch yang sudah di siram oleh vodka itu. Benar2 sensasi yang berbeda dan sangat nikmat.
.
.
Winwin mengeram, merasakan penis nya semakin membesar dan hendak mengeluarkan cairan nya."Aah!" dia benar2 merasa lega sekarang, penis nya terasa di urut2 dalam lubang Hyena yang terus menyuruh sperma nya keluar sampai habis. Sampai bentuk nya kembali normal, Winwin baru melepas kontak nya.
"Arigatou nee-san" pemuda itu tersenyum puas sembari melumat bibir wanita nya yang tidak melawan sama sekali.
"Ah! Aku harus kembali" dia pun bergegas memakai celana nya hingga rapi dan mengangkat telepon dari ketua nya.
"Moshi-moshi"
["Bisa kau ke ibaraki sekarang? Bersama Mark , katakan posisi mu dimana!! Cepat!"]
"Ah..baiklah. Aku akan menghubungi nya setelah ini!"
["Ok! Jya!"]
Tuuuutttttt...Sambungan pun terputus. Winwin merapikan sedikit penampilan nya dan melangkah keluar. Sebelum menutup pintu, dia pun memandangi Hyena dengan lirih.
'Lain kali. Aku ingin punya banyak waktu dengan mu'
sayang nya sang wanita sedang sibuk dengan ponsel nya. Mereka sudah sama -sama memahami profesi masing2 sehingga gak ada rasa canggung lagi. Payah nya, Winwin mulai merasakan jatuh cinta pada wanita yang bekerja sebagai pemilik bar di Roppongi, masih di bawah naungan Hurabe clan juga. Tentu saja Hyena termasuk wanita elite yang terpilih oleh Jody. Masih ada empat wanita lagi yang menjadi teman dari istri pemimpin Yakuza itu.
***
Dalam perjalanan ke Ibaraki, Winwin sengaja menyuruh mark untuk menyetir karena saat ini dirinya sedikit 'fly' akibat permainan gila nya dengan Hyena namun tak membuat nya mabuk sepenuh nya hanya butuh istirahat sebentar saja. Dalam fokus nya, sesekali Mark menoleh kearah rekan nya yang sedang memijat kening nya. "Kau kenapa? Mabuk?" dugaan yang tepat. Winwin mengangguk sebagai jawaban. Mark hanya tersenyum dan tak bertanya lagi sampai ponsel nya bergetar satu panggilan dari Nakamoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge 21+
FanfictionMasa lalu dan trauma suatu hal yang saling berkaitan seperti sebuah benang- membuat suatu sambungan yang tak putus meski di makan oleh waktu, selama sang pemilik masih memiliki nyawa dan nafas. Hingga tiba pada akhir dari ujung benang tersebut ya...