BRAK!
Mark menendang kursi kayu yang ada di hadapan nya cukup keras. Dia kesal- amat sangat kesal karena harga dirinya telah di injak oleh Nakamoto.
"Sial! Suatu saat Aku ingin menghancurkan otak mu. Yuta!!" Geram nya sambil berusaha mengambil kunci yang berada 50 meter dari nya.
"Aku juga!" sahutan pelan dari Winwin menandakan tengah tak berdaya namun aura hitam nya malah semakin pekat dan nyata.
"Dia semakin berada di atas angin rupanya. Semoga saja Aniki cepat pulih dan membantai nya" Winwin tersenyum- senyuman penuh dendam dan amarah. Bahkan perlakuan nya tadi bukan mencerminkan seorang pemimpin maupun rekan . Dia hanya seorang manusia egois yang tak berperasaan.
***
Nakamoto berjalan diatas roka menuju kamar nya. Dia butuh istirahat untuk menstabilkan tenaga nya kembali. Belakangan , kerjaan nya cukup banyak sebagai kaki kanan dari sang Ratu, saat Ia ke Las vegas pun semua Nakamoto yang menghandle. Hanya semata-mata rasa tanggung jawab dan sikap profesional saja.
Namun, ketika melintasi ruang rapat dimana Jody masih bicara dengan beberapa orang dari anggota nya. Nakamoto memicingkan mata nya menegasi sosok yang sedang duduk menyampingi nya. Dia seperti tak asing lagi dengan nya. Namun dia juga lupa pernah melihat nya dimana.
"Aku senang bekerja sama dengan Azusa, seperti dulu saat Akira mempercayakan kalian sebagai pembunuh bayaran. Ne" Jody tersenyum simpul menunjukan rasa kagum nya pada ketua dari Clan Azusa ini.
"Arigatou gozaimas, seperti yang kalian harapkan. Jika butuh bantuan, Aku akan menjalankan nya meski sekarang Aku di pindahtugaskan menjadi pasukan tim barat." ujar nya penuh hormat.
"Sebenar nya-" sesaat pandangan Jody tertuju pada jendela dimana Ia melihat bayangan seorang yang sudah sangat di hapal nya. Obrolan para orang-orang itu mendadak jadi pelan nyaris berbisik seperti sedang menjalankan sebuah misi rahasia, Jody tidak ingin siapa pun tahu termasuk bocah itu. Karena biar bagaimana pun, Nakamoto masih kurang lama berada di dunia hitam seperti ini walau kemampuan nya mumpuni tetap saja dia masih terlalu dianggap muda dan bisa saja suatu waktu berkhianat padanya. Hati seseorang siapa yang tahu?
Jody dan clan Azusa beranjak secara bersamaan. "Aku tunggu kabar secepat nya.""Tidak kurang dari 24 jam , Queen-" Azusa mengulurkan tangan nya sebagai tanda kerja sama. Jody menyambut nya dengan senang hati. Saat itu pun berpamitan di ikuti oleh beberapa orang yang menjadi anak buah nya.
Saat menggeser shoji dari ruangan tersebut namun sedikit terkejut saat seorang pemuda berdiri di hadapan nya. Tapi, Azusa cepat tanggap dengan situasi.
"Kau pasti nakamoto-san? Orang kepercayaan Jody-sama?" tanya nya basa-basi. Nakamoto hanya mengangguk sebagai tata krama. Kemudian Azusa berlalu, tapi sebelum nya Ia menepuk pundak Nakamoto dengan pandangan yang sulit di baca.
'Rupanya bocah ini masih hidup dan malah menjadi yakuza. Haah, dunia ini sempit. Ne?' Azusa hanya membatin hingga seorang mensejajarkan langkah nya. Dia adalah Subaru yang menjadi partner nya saat itu.
"Aniki, apa kau berpikir sama dengan ku?" Azusa menoleh heran.
"Tentang orang itu-" sesaat rasa heran nya berganti dengan seringaian mengerikan.
"Saat Queen mulai bosan dia pasti di habisi"
"Ah malang sekali nasib mu nak" Subaru terkekeh.
Setibanya di halaman utama, Azusa dan pasukan lain nya memasuki mobil masing-masing. Mereka akan kembali ke kansai untuk menjalani misi mereka yang di tugaskan oleh Jody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge 21+
FanfictionMasa lalu dan trauma suatu hal yang saling berkaitan seperti sebuah benang- membuat suatu sambungan yang tak putus meski di makan oleh waktu, selama sang pemilik masih memiliki nyawa dan nafas. Hingga tiba pada akhir dari ujung benang tersebut ya...