Gimana sih perasaan kalian kalo kalian itu buat cerita banyak yang baca tapi yang vote itu dikit banget, bahkan nggak ada setengah dari yang baca?
***
"Kamu sederhana dan aku suka"
__Elvin Algriel to Blenda AnastasiaBlenda bukannya tidak suka bila Elvin pindah ke kelas yang sama dengan nya, tapi bisakah Elvin tidak duduk dibangku belakang nya?
Tidak masalah kalau Elvin duduk dibangku belakangnya. Asalkan, Elvin tidak mengganggu nya seperti, memainkan rambutnya.
Apalah daya Blenda tidak bisa berkutik karena ada guru yang mengajar, bukannya Blenda takut dengan guru itu, tapi kalau gurunya modelan seperti Bu Jihan siapa yang tega coba?
Bu Jihan, guru mata pelajaran seni berumur lima puluh lima tahun, rambutnya sudah banyak yang memutih, tetapi memiliki wajah yang awet muda, sikap nya yang sabar, penyayang dan tenang akan membuat murid ternakal di Bhakti Nusa seperti Rafi dan Vano pun menjadi tak tega membuat guru itu emosi. Ah tidak, Bu jihan selalu sabar dan nyaris tidak pernah marah, suaranya saja sangat menenangkan dan lembut.
Sampai ahirnya yang ditunggu-tunggu Blenda pun tiba. Jam istirahat, dan disinilah sekarang Blenda bersama kedua sahabatnya siapa lagi kalau bukan Glenca dan Felya sedang makan santai di kantin.
"Btw gimana? Lo kan mau tunangan sama Elvin, lo suka sama dia nggak? Bukan apa-apa, cuma gue gak mau lo maksain perasaan lo, ntar malah lo nya yang tertekan. " Ucap Si Gadis penyuka warna kuning, Glenca Tamara.
"Suka Sama Elvin? Emm gue juga gak tau. Gue nya sih gak ngerasain apa-apa" Ucap Blenda santai lalu memasukkan sebuah bakso kemulutnya menggunakan sendok.
"Kalo lo merasa keberatan, lo bilang aja sama Elvin, tenang aja Elvin itu orangnya gak pemaksa kok, apa lagi gigit" Ucap Felya ikut menimpali.
"Jelas lah kagak gigit, lu kira Elvin Macan apa? " Ucap Blenda sambil terkekeh.
"Iya sih fel, Elvin emang beneran macan. Macan dalam hal baku hantam, udah kaya orang kesetanan" Batin Blenda dan tidak mungkin didengar oleh Felya.
Hai Blenda.. " Panggil seseorang.
Blenda mendongak, malihat siapa yang memanggil nya. "Apa? " Tanya Blenda sewot, jelas lah sewot, yang memanggil nya ternyata adalah Bryna jelmaan medusa. Dibelakangnya ada Bima, Kenan, Alka, dan Bagas.
"Kita boleh duduk disini gak? Meja lain udah penuh nih? " Tanya Bryna halus.
"Bry, kita pergi aja. Gak usah disini" ucap Bima
Blenda menaikkan sebelah alis nya, pasti ini sengaja dilakukan oleh Bryna.
Dapat Blenda lihat dari mata kedua sahabatnya, ada tatapan tak suka yang tertuju pada Bryna.
"Duduk aja" Ucap Blenda cuek tetap fokus pada makanan nya.
"Makasih ya" Ucap Bryna sambil tersenyum manis.
"Yakin nih? Kita duduk disini?" Bisik Bagas pada Alka
"Ngikut aja" Bisik Alka.
Bryna duduk, tapi baru beberapa detik Bryna mendaratkan bokongnya pada kursi, Blenda, Glenca, dan Felya kompak berdiri.
"Loh? Kok pada berdiri? Kenapa? " Tanya Bryna tapi tidak digubris oleh ketiga nya.
"Kalo ditanya tuh jawab, bisu lo? " Tanya Alka sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bella Not Blenda
Roman pour AdolescentsApa jadinya jika seorang gadis tomboy Bertransmigrasi ke tubuh gadis yg bersifat bertolak belakang dengan nya. Apakah dia bisa menjalani hari harinya di tubuh baru nya? Bella Auristella Melya, Gadis berusia 19 yang memiliki sifat Bar bar nauzubill...