Kantin SMA PAWANA sedang ribut-ributnya, setiap pedagang di datangi oleh setiap murid. Mereka semua berlomba-lomba mendapatkan pesanan agar perut mereka cepat di isi.
Begitupun sebaliknya dengan Aurel dan Marsella.
"Ah lapar banget," Marsella mengeluh seraya merebahkan Kepalanya di atas meja kantin.
Aurel yang melihat sahabatnya itu geleng-geleng kepala, kemudian ia beranjak untuk memesankan makanan. Kalau tidak dia yang berangkat lantas siapa? Marsella? Huh anak itu mageran soal memesan makanan.
Dari arah pintu Victor dan Willi masuk dengan santai, lalu menuju meja tempat Aurel dan Marsella.
"Aurel mana?" Victor bertanya seraya duduk.
Marsella menunjuk ke arah tukang siomay di sana Aurel sedang memesan siomay.
Victor menghampiri Aurel.
"Biar aku yang bawa," ucap Victor lalu mengambil nampan yang berisi pesanan Aurel dan Marsella.
Aurel hanya tersenyum kemudian ia mengekori Victor.
"Enak banget yang punya pacar," Marsella berucap seraya memandang Aurel dengan tatapan sedih yang di buat-buat.
"Makanya dong cari pacar, kayak gue sekarang punya pacar," Willi menjawab dengan bangga dan menepuk dadanya pelan. Hal itu sukses membuat Victor dan yang lainnya menatap Willi dengan intens.
"Emang lu punya pacar Will?" Marsella bertanya.
"Perkenalkan nama pacar gue adalah Tasya," Willi menjawab seraya menaik-naikan kedua alisnya.
"Coba panggil sini," ucap Aurel yang sudah tak sabar.
"Tapi maaf gak bisa manggil karena itu hanya singkatan," ujar Willi membuat mereka bertiga yang mendengarnya terheran-heran.
"Singkatannya apa?" Victor bertanya.
"Tangan dan sabun," jawab Willi enteng, kemudian beranjak untuk memesan untuk dirinya dan Victor.
Mereka bertiga yang mendengar itu saling pandang sedetik kemudian mereka tertawa.
***
Citra sedang menikmati kopinya di salah satu restoran.
Sejak pertemuannya dengan Juan ia menjadi kurang fokus. Tiba-tiba seorang pria duduk di hadapannya tanpa meminta ijin.
Mata citra melotot melihat pria yang duduk di depannya itu, baru saja di pikir orangnya malah datang.
"Ada perlu apa?" Citra tetap berusaha tenang meski dalam hatinya ia ingin menampar pria di depannya ini.
Juan melepaskan kecamatannya, ia menatap Citra lekat masih sama seperti dulu kecantikan Citra makin terlihat di usianya yang sekarang.
"Kangen aja," Dengan entengnya Juan menjawab seraya terkekeh membuat Citra mendengus kesal.
"Cemburu nanti istri mu mending pulang sana,"
Juan terdiam nampaknya Citra tidak mengetahui tentang kematian istrinya Devi.
"Dia sudah meninggal," jawab Juan
Citra menatap balik Juan yang kini menatapnya.
"Maaf aku gak tau," ucap Citra pelan.
Keduanya kembali diam, larut dalam pikirannya masing-masing.
"Apa kabar anak kita?" Juan kembali membuka suara.
"Sangat baik dan anakku sangat bahagia," Dengan sengaja Citra menekankan kata Anakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tahun
Teen FictionApa yang kamu lakukan ketika kamu mengetahui bahwa milikmu di sukai oleh sahabat mu sendiri? Victor namanya pria yang serba kesempurnaan dalam bentuk fisik maupun materi, mempunyai kekasih yang biasa dan sederhana namun sangat istimewa untuk di mil...