Setelah mendapat pesan dari Victor tadi, Aurel segera menuju taman dengan langkah gontai.
Ia duduk di taman tempat nya Sella dan Adam tadi pagi.
Aurel menunduk menatap rumput yang ia injak. Tak lama sepasang sepatu terlihat ia mendongakkan kepalanya menatap Victor yang juga menatapnya.
Kemudian Victor berpindah menjadi duduk di sebelahnya.
"Kenapa pindah kelas?" Victor bertanya langsung
"Tadi kan ke toilet terus ketemu Rhea terus lagi dia ngatain aku, terus dia malah jambak rambut aku. Yaudah aku balas eh malah di bawa ke ruang bk sama ketua OSIS nya,"
Aurel menjelaskan panjang lebar dengan nada kesal dan hal itu membuat Victor tertawa kecil.
"Iih Victor ko ketawa orang lagi sedih gini." Aurel menampar pelan bahu Victor. Ia semakin bertambah kesal.
"Kamu sih ngejelasinnya lucu mana banyak menggunakan kata terus, ni kalo di dengar guru yang ngajar bahasa Indonesia pasti dia bangga."
Mendengar itu Aurel semakin kesal, Victor ini bukan memuji malah sebaliknya meledek ia dengan gaya. Itu yang Aurel dapat dari kata-kata Victor barusan.
"Ah ngeselin."
Victor mengacak pelan rambut Aurel yang sedang dalam mode merajuk.
"Kamu tenang aja biarpun kita gak sekelas sekarang, aku tetap punya kamu."
Tanpa sadar Aurel tersenyum mendengar ucapan Victor yang terdengar ngelantur.
***
Bel pulang telah berbunyi seakan terhipnotis keadaan kelas yang tadinya sunyi menjadi bising.
Setelah kepergian guru dari kelas, Victor dengan cepat keluar menuju kelas nya Aurel.
Victor bersandar di pintu menunggu sang pacar, yang tak melihat kehadirannya.
Tak lama Aurel beranjak dari kursi dan menghampiri Victor.
"Kamu kapan datang?"
"Baru aja," jawab Victor.
Kemudian mereka berdua keluar dari kelas menuju parkiran. Kali ini Victor membawa motor rencananya ia akan mengajak Aurel untuk berjalan terlebih dahulu sebelum pulang.
Tak lama keduanya sampai di mall yang serba ada, penampilan keduanya yang masih menggunakan seragam SMA Pawana terlihat mencolok di tempat umum.
"Kita ngapain sih ke sini?" tanya Aurel
"Aku juga gak tau sih," jawab Victor.
Aurel berdecak sebal, apa-apaan Victor ini mengajak tanpa tujuan apapun sungguh menyebalkan pikir Aurel.
"Makan kuy aku lapar," setelah menyelesaikan ucapannya Victor menarik tangan Aurel untuk menuju tempat makan di daerah mall tersebut.
Aurel semakin sebal, sekarang Victor seenaknya untung saja Aurel bisa menjaga keseimbangan saat di tarik, kalau tidak bisa-bisanya Aurel terjatuh karena tiba-tiba di tarik.
***
Di kediaman keluarga Sofia.
Tiga orang sedang duduk dalam kesunyian seakan mengisyaratkan apa yang tengah mereka rasakan sekarang.
"Maaf selama ini papah bohong ke kalian berdua," kata Juan
Sofia berserta kakaknya Bryan yang terkena penyakit disabilitas, hanya diam menyimak lebih tepatnya Bryan tidak memperdulikan ucapan sang ayah dan lebih asik memainkan rubik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tahun
Novela JuvenilApa yang kamu lakukan ketika kamu mengetahui bahwa milikmu di sukai oleh sahabat mu sendiri? Victor namanya pria yang serba kesempurnaan dalam bentuk fisik maupun materi, mempunyai kekasih yang biasa dan sederhana namun sangat istimewa untuk di mil...