9. Surprise

24 6 30
                                    

Hari masih pagi, di sepanjang koridor Marcella berjalan sendiri ia sesekali bersenandung. Keadaan sekolah bisa di bilang masih sepi hanya sedikit murid yang berdatangan, ketika melewati sebuah lorong yang tak terpakai tiba-tiba pergelangan tangan Marcella di tarik oleh seseorang.

"Lu ngapa–

"Diam kalau lo masih mau hidup!"
Beriringan dengan ucapan tersebut sebuah Cutter kecil terarah ke leher Marcella yang seketika membuat Marcella terdiam.

"Siapa lo? Mau ngapain?" Marcella tiba-tiba merasakan lemas di sekujur kakinya keadaan ini sangat tiba-tiba.

Apalagi saat ini ia berhadapan dengan seseorang yang bermasker hitam dan juga topi hitam, dari suaranya barusan ia adalah seorang laki-laki, namun suaranya tidak asing di pendengaran Marcella.

"Ikut gue ke taman belakang jangan lari ataupun teriak kalo lo masih sayang sama nyawa lo," ucap si pria kemudian mendorong Marcella untuk berjalan ke arah taman belakang yang jarang di kunjungi.

Dengan terpaksa Marcella berjalan sesuai perintah, keringat di dahinya sudah bercucuran ia meremas roknya dengan erat berharap ada seseorang yang melihat keberadaannya saat ini.

Tak lama Marcella dan si pria sampai di taman belakang sekolah. Seperti biasa nampak sepi hanya mereka berdua, tak lama sebuah suara mengagetkan Marcella.

Prettt...

"HAPPY BIRTHDAY MARCELLA!!!"

Mata Marcella membulat seketika ketika mendapati ada Victor, Aurel, Sofia dan juga Willi di taman itu.

Apa-apaan ini di tambah lagi Aurel membawa kue yang di atasnya terdapat lilin berbentuk angka 18,semakin membuat Marcella kebingungan.

"Yuhu sel!"

Marcella kembali tersadar setelah mendengar ucapan Aurel.

"Ko ngelamun lo marah ya sama cara kita yang kayak gini?" tanya Aurel.

Marcella menundukkan kepalanya terdengar suara isakan kecil membuat Aurel dan yang lainnya menjadi panik sendiri.

"Sel lo marah ya?"

Marcella kembali menatap Aurel kemudian tersenyum sebelum berkata.

"Makasih udah ingat ulang tahun gue rel," kata Marcella tulus.

Sejujurnya ia cukup kaget atas insiden tadi yang ternyata ulah teman-temannya namun sekarang ia malah menangis terharu. Bahkan teman-temannya ingat dengan hari ulang tahunnya, tapi kenapa ayahnya tidak? Ah sudahlah.

"Udah jangan nangis sekarang tiup lilinnya," kata Aurel seraya menyodorkan kue.

Sebelum meniupnya tak lupa Marcella mengucapkan wishnya.

Semoga papah sehat selalu dan bisa sayang sama Marcella, Amin.

Marcella meniup lilinnya hingga padam, mereka semua yang ada di situ bertepuk tangan.

"Eh ini siapa sih?" tanya Marcella lalu berbalik menatap pria yang memakai pakaian serba hitam di belakangnya.

Pria itu perlahan membuka melepas masker beserta topinya dan berhasil membuat Marcella terkejut.

"Ka Adam," kata Marcella sedikit berteriak kemudian ia memeluk pria yang di panggil Adam dengan cukup erat.

Adam Government pacarnya Marcella yang sedang menjalankan kuliahnya di Australia, mereka jarang bertemu karena Adam jarang ada waktu kosong. Marcella sudah terbiasa memanggil Adam dengan sebutan kakak.

"Kenapa ga bilang ke Sella kalo kakak datang ke sini?"

"Kalo saya bilang namanya bukan surprise sayang,"

Dua TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang