5.Danger(+18)

72 10 0
                                    

Pagi yang cerah menyambut kedatangan semua murid SMA PAWANA.

Banyak murid yang berdatangan ada juga yang sedang melaksanakan aktivitas nya masing-masing.

Di aula khusus tempat berkumpulnya kelompok paduan suara sedang melaksanakan latihan menyanyi. Di situ juga terdapat Aurel dan teman sebangku nya Marsella juga ikut kelompok paduan suara.

Di sana tempat lahir beta, di buai di besarkan bunda tempat–

"Stop!"

Guru pembimbing menghentikan para muridnya bernyanyi membuat mereka menjadi kebingungan.

"Ira mundur ke belakang biarkan Aurel di barisan depan," kata guru pembimbing seraya menunjuk gadis yang di sebut Ira.

Ira pun dengan terpaksa mundur seraya menyenggol bahu Aurel. kemudian Aurel maju ke depan.

Mereka kembali melanjutkan latihan menyanyi karena sebentar lagi akan di adakan pentas seni. Kelompok paduan suara di beri kesempatan untuk menyanyi sebagai pembuka acara yang seminggu lagi akan di laksanakan.

Tak lama terdengar pintu aula di dorong dari luar.

Brak

Seketika mereka yang sedang menyanyi menoleh dan mendapati Willi beserta Victor dan tiga orang lainnya jatuh dengan gaya saling tindih.

"Ngapain kalian ke sini hah!?" bentak guru pembimbing

"Aduh maaf bu Sely tadi niatnya pengen ke perpus eh malah nyasar ke tempat bidadari saya," jawab Victor enteng seraya menatap Aurel.

"Siapa bidadari kamu di sini hah?" tanya bu Sely dengan nada membentak

"Itu bidadari saya bu," bukan Victor yang menjawab melainkan Willi yang sedari tadi diam. Ia menunjuk ke arah Aurel.

Victor menatap tajam Willi seakan ingin menerkam di saat itu juga.

Bu Sely mendekat ke arah Willi seraya menarik telinga kanannya.

"Mana mungkin Aurel mau sama kamu jangan halu ya dia itu baik sedangkan kamu bandel," kata bu Sely

"Aduh bu lepas nanti kuping saya, yaudah kalo gak sama Aurel sama ibu aja deh," jawab Willi tanpa dosa.

Bu Sely blushing ia jadi salah tingkah. Maklum bu Sely ini bisa di bilang guru paling cantik dari guru lainnya. Maka tak heran banyak murid yang menggodanya.

"Keluar kalian ganggu aja," usir bu Sely seraya mendorong anak didiknya itu. Mereka semua pun keluar dari aula, sebelum keluar Victor berteriak.

"Rel ketemuan di tempat biasa nanti!".

***

Berdirilah Aurel di Rooftop yang jarang di datangi oleh murid. Menunggu Victor mendatanginya, bisa di bilang tempat favorit Aurel dan Victor menghabisi waktu bersama.

"Lama banget ih tadi suruh ke sini malah orangnya gak ada," gerutu Aurel.

Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya yang tertutup seragam sekolah. Aurel menoleh ke samping mendapati Victor yang bersandar di pundaknya.

"Victor jangan ini di sekolah,"

Bukannya melepas Victor malah mengeratkan pelukannya. Membuat Aurel terkekeh seraya mengusap rambut indah milik Victor.

"Tumben gini kenapa?" Aurel bertanya lembut seraya membalikkan badannya menghadap Victor. Tangannya ia kalung kan di leher Victor.

"Aku besok ke Singapura antar bunda ke nikahan Lia mau ikut?"

Dua TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang