♤♤♤
Pagi yang indah dikerajaan Hestalia
Mungkin karena Raja dan Ratu sudah kembali kemarin, pengecualian untuk putra mereka a.k.a Senra
Dia harus tetap berada di Anestalia
♤♤♤
"SAKIT!!!"
Senra meringis, bagaimana bisa pangeran seperti Shima memiliki teriakan yang tinggi layaknya perempuan
Ah
Dia seketika teringat ibunya yang pernah berteriak bertemu kecoa
Sudah 3 bulan Senra di Anestalia, tampak dia sedikit berubah, lagipula Raja dan Ratu Anestalia memperlakukan Senra lebih baik dari Shima
Uhuk--
"Aku hanya menjentik dahimu pelan dan kau sudah bilang sakit?" Tanya Senra menatap Shima remeh
"Habisnya kemarin kan kau memukul ku menggunakan buku dari Kaa-San yang tebalnya kayak kitab" Shima cemberut
"Iya juga....kau mau kupukul lagi?" Tanya Senra bercanda
Shima sontak memegang dahinya
"GAK"
Senra tertawa kecil, dia menoleh keluar jendela kala mendengar rintikan hujan
"Sepertinya beberapa hari terakhir sudah memasuki musim hujan" celetuk Shima
Senra mengangguk, memejamkan matanya dan menikmati suasana dingin
"S-SENRA!" teriak Shima panik
Senra membuka matanya, menatap Shima heran
Lalu dia merasakan sesuatu yang basah keluar dari hidung nya
Segera dia mengelap menggunakan tangan
"D-darah?" Gumam Senra kecil, sedikit terkejut karna ini kali pertama dia mimisan
"TUNGGU DISINI, AKU AKAN MEMANGGIL TABIB!"
♤♤♤
"Kita harus mengirim Senra ke Hestalia besok" ujar Raja Urata didalam kamar Senra dimana disana ada Raja dan Ratu Anestalia, dua pangeran yang tak lain Shima dan Senra juga tabib istana yang waktu itu memberi diagnosis pada Senra
Shima berdiri
"Kenapa!?" Tanya nya seakan tak suka
"Shima....ini bukan urusan mu, Raja dan Ratu Hestalia tau yang terbaik untuk anaknya" ujar Sakata segera, dia kemudian menahan bahu Shima yang tampak jika dia akan melangkah dan memukul ayahnya
"Tidak masalah, terima kasih sudah mengizinkan ku tinggal disini, Yang mulia Anestalia" ujar Senra sambil tersenyum
Urata mengangguk, Sakata juga
"Izinkan aku berbicara dengan Senra, bolehkah? Hanya berdua" tanya tabib tadi
Sakata mengangguk, dia kemudian menarik lengan Shima agar meninggalkan kamar itu
"APA--KAA-SAN! AKU HARUS BERBICARA DENGAN SEN--"
"Ayah akan memberimu sebuah rahasia" ucapan Shima terhenti, dia menatap ayahnya kesal
"Sebuah Rahasia milik Raja dan Ratu Hestalia tentang anaknya"
♤♤♤
"Senra....berapa umurmu hmm??" Tanya tabib itu lembut, Senra memiringkan kepalanya, heran
"18 tahun" sahut Senra
"Apa keinginanmu?" Tanya si tabib
"Em....entahlah, jika diberi kesempatan....aku ingin menyampaikan bahwa aku--"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince [ShimaSen] ✔
Teen Fiction[TAMAT] Dia menyesal Seharusnya hari itu dia mengatakan "Hei anak bodoh! Aku mencintaimu! Bisakah kau mengerti!?" Tapi dia terlalu egois Iris nya menatap nanar kertas hasil diagnosis itu Tertawa pelan, mentertawai dirinya yang begitu bodoh "Nee...