Happy reading 😤Kamar bernuansa biru laut terlihat seperti kapal pecah.
Bekas plastik Snack makanan berserakan, kaleng soda kosong dilantai bersama dengan beberapa novel, selimut di dikolong kasur yang terlihat setengah menambah kotor pemandangan kamar tersebut, penghuni kamar terlihat tertidur pulas tanpa menghiraukan suara alarm yang berada di atas nakas samping ranjang, maupun seseorang yang sendari tadi mengedor pintu kamarnya."STEVANI SAYANG, BANGUN." teriak seseorang yang tak lain bundanya stevani,
Wanita paruh baya itu mengedor pintu kamar anaknya yang ia yakini bahwa putrinya masih terlelap tidur.Ceklek
"Lah ngak di kunci kalau gitu ngapain digedor dari tadi." monolog nya lalu memasuki kamar anaknya yang langsung disuguhi pemandangan yang bikin geleng geleng kepala.
"Stevani bangun, udah jam setengah tujuh buruan bangun ntar kamu telat lho sayang udah mau lulus jangan telat terus." Wanita paruh baya bernama hanna menepuk pelan pipi putrinya.
Menghela nafas panjang saat tak ada respon dari putri nya itu, lantas satu tangannya menjewer telinga anak perempuannya membuat putrinya itu langsung terbangun dan mengaduh kesakitan.
"Bangun udah jam setengah tujuh, bunda tunggu dibawah." ucapnya keluar dari kamar putrinya.
Stevani mengelus telinganya yang dijewer bundanya lalu gadis itu meregangkan otot-otot tubuhnya lantas Setelahnya berjalan ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian..
Stevani berjalan menuju ruang makan dengan penampilan seperti biasa jauh dari kata rapi. dasi ia sampirkan di pundaknya, tangan kanannya ia gunakan untuk menyeret tasnya menuruni tangga.
ia sangat malas untuk pergi ke sekolah tapi bagaimana pun jika tidak berangkat ia pastikan bundanya akan berceramah panjang kali lebar layaknya rumus persegi panjang.
"Morning bunda,ayah" sapanya menarik bangku disamping kiri ayah nya.
"Morning juga sayang,kenapa lemes? semangat dong masih muda jiwanya harus semangat."Leon, ayah Stevani menatap putrinya menyemangati putri semata wayangnya itu.
"Males banget yah, lama banget dah nggak lulus- lulus"gerutunya menyuapkan nasi goreng buatan bundanya.
"Nggak sampai lima bulan kok, bentar lagi lulus. Makanya biar nggak kerasa lamanya kamu harus rajin belajar kurangin bolosnya juga." Nasehat Bunda Hanna pada putrinya dengan tersenyum manis.
"Dengerin kata bunda mu Stevani, biarpun kamu pinter kamu harus tetep belajar biar nilai kamu memuaskan saat ujian nanti" Leon bersuara, pria paruh baya itu menatap putrinya.
"Iya iya kalau nggak lupa, kalau lupa ya bolos." Jawab gadis itu dengan santai.
"Udah kelas dua belas lho sayang, udah bukan waktunya kamu main main." Nada lembut Hanna ia keluarkan untuk menasehati putri semata wayangnya.
"Duh bunda, nggak bolos mah nggak seru!" Ucapnya masih nada santai.
"Stevani!"
"Iya-iya bunda." Sendok nasi goreng terakhir masuk kedalam mulutnya lalu beranjak pamit pergi ke sekolah dengan berlari kecil.
"Bye-bye bunda, ayah Stevani nanti bolos tenang aja." Gadis itu melambaikan tangan nya sebelum benar benar hilang dari pandangan kedua orangtuanya.
Hanna dan Leon hanya menggelengkan kepalanya pelan tak heran dengan tingkah putri nya.
Kali ini stevani membawa mobilnya tidak memakai motor sport nya, Sampainya disekolah Stevani memarkirkan mobil sport nya lalu berjalan keluar dari mobil. Hal biasa dipagi hari saat ia datang masih sama yaitu menjadi sorotan siswa siswi sekolahnya yang berada di area parkiran, kedua kakinya melangkah melewati koridor menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my teacher my husband [END]
General Fiction⚠️CERITA SUDAH TIDAK LENGKAP SILAKAN BACA DI NOVELTOON THANKS YOU 🐳🐳🐳🐳 Stevani siswi cantik yang menyandang gelar badgirl di SMA pelita, terpaksa harus menikah dengan Naufal guru matematika disekolahnya atas dasar perjodohan yang direncanak...