Kini Baekhyun, Shinhye, dan Chanyeol sudah duduk di meja makan. Karena sebentar lagi sudah memasuki jam makan siang. Maid di rumah orang tua Chanyeol lebih sedikit dibandingkan dengan di mansion milik Park. Baekhyun sudah menghentikan tangisannya, hidung, mata dan pipi yang memerah masih berbekas disana namun si mungil benar-benar sudah tenang.
"Wajahmu menjadi merah seperti cup cake strawberry Baekhyun." Chanyeol buka suara, si jangkung duduk disebelah Baekhyun memang. Ia menopang dagunya, memandang wajah Baekhyun yang kelewat imut menurutnya.
"Eommaa~"
"Chanyeol berhenti. Kau ini senang sekali mengejek Baekhyun seperti itu."
"Dasar tukang mengadu."
"Aku tidak! Tuan Chanyeol saja yang mengejek aku terus."
"Kenapa bisa ada keributan dibawah sini?"
Seorang pria paruh baya terlihat turun melewati tangga, menuju ke ruang makan. Baekhyun melihatnya, ia terdiam karena ia yakin pasti orang ini adalah ayah Chanyeol. Park Seung Jin, pemilik perusahaan besar Park Corp yang kini sudah berada ditangan sang anak Park Chanyeol. Seungjin sudah berada di kursi meja makan, duduk di kursi ujung tempat dimana sudah seharusnya seorang kepala keluarga duduk. Chanyeol berdiri, menghampiri ayahnya, membungkuk hormat sebentar lalu memeluknya.
"Selamat atas selesainya perjalanan bisnis appa."
"Ya, terima kasih anakku. Aku serahkan semuanya padamu." Seungjin membalas pelukan Chanyeol penuh haru dan semangat. Bertepatan dengan hari ini adalah hari ia melepas semua untuk bisnis besarnya pada anak lelaki satu-satunya.
"Aku akan berusaha dengan semua yang aku punya appa. Aku tidak akan mengecewakanmu."
Keduanya sudah melepaskan pelukannya. Baekhyun menatap haru kegiatan yang Chanyeol lakukan dengan ayahnya. Dulu Baekhyun masih kecil, saat itu ayah Baekhyun belum pensiun tetapi momen dimana Suho menerima untuk menjalankan perusahaan keluarga Byun masih jelas ia mengingatnya. Suho begitu bahagia bisa membantu ayah dan ibunya menjalankan bisnis di Byun Internasional.
"Oh, dan siapa anak muda ini?" Baekhyun melamun dan ia tersadar saat Seungjin bertanya serta menatapnya. Ia menatap ke sekeliling, Shinhye tersenyum menatap dirinya juga Chanyeol yang sudah duduk kembali di sampingnya.
"Umm...aku," Baekhyun bangkit, ia menunduk memberi hormat. "aku Byun Baekhyun tuan Park."
Tawa Seungjin menggema diruang makan. Chanyeol hanya diam menatap seolah tidak terjadi apa-apa, ibu Chanyeol juga terlihat biasa saja sedangkan si mungil sedikit merasa takut. Apa yang lucu?
"Santai saja Baekhyun, ternyata wajahmu mirip dengan ibumu ya." Mata Baekhyun membesar. Mirip ibu katanya? Apa tuan Park kenal dengan orang tuanya.
"T-tuan Park tahu ibuku?"
"Tentu saja, kemari." Baekhyun perlahan berjalan mendekati Seungjin. Ia menatap pria paruh baya itu bingung. Masih belum bisa mencerna dengan baik tentang hal yang sebelumnya.
"Siapa yang tidak tahu pemilik Byun International hmm? Aku bahkan berkali-kali melakukan perjalanan bisnis dengan mereka. Nah Baekhyun-ah jangan panggil aku tuan Park, aku sudah pensiun haha. Panggil aku appa."
Untuk yang kesekian kalinya, Baekhyun menangis lagi. Seungjin tidak berniat membuat anak itu menangis ini memang murni karena Baekhyun sangat merindukan orang tuanya. Ia akan cengeng sekali jika sudah menyangkut orang yang melahirkan dan membesarkannya. Pada akhirnya Seungjin berdiri dan memeluk si mungil lembut.
"Jangan menangis, kau sudah berusaha sampai sebesar ini hmm. Aku yakin ibu dan ayahmu akan lebih senang jika melihat anaknya tersenyum daripada menangis. Anggap saja kami keluargamu juga Baekhyun-ah." Baekhyun menangis sejadi-jadinya. Begitu banyak hal baik yang ia dapatkan setelah bertemu dengan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Maid
FanfictionBaekhyun laki-laki polos, terlalu polos bahkan membuat majikannya menjadi gila. Warning! BoyXBoy Chanbaek By. Ppang