"Tidak bisakah kalian melakukan-nya di dalam?" Sentak Renjun, menatap jijik pandangan yang ada di hadapan-nya.
Bagaimana tidak jijik kalau melihat adegan yang tidak senonoh di dalam rumah-nya.
Siapa lagi kalau bukan Yuta yang merupakan Appa dari Renjun, bersama dengan Sooyoung yang merupakan Eomma tiri Renjun.
Yuta dan Sooyoung langsung melepaskan pangutannya dan langsung memisahkan diri.
"Eoh Renjunie, kau sudah pulang?" Tanya Sooyoung, mengalihkan peristiwa tadi.
Renjun mendecih mendengar pertanyaan Sooyoung. "Sangat klasik untuk mengalihkan pembicaraan. Aku pamit. Lain kali kalau memang mau bebas itu nyewa hotel! Kalau tidak mampu ya masuk ke dalam kamar! Jangan berbuat hal itu di ruang keluarga!" Sentak Renjun yang ingin pergi tapi tertahan oleh ucapan Yuta.
"Nanti malam ikut-lah bersama kami menghadiri acara ulang tahun Appa-nya Jeno, Jung Jaehyun." Pinta Yuta.
"Maaf, aku tidak berminat." Tolak Renjun.
"Kalau kau menolak? Fasilitas penunjang kehidupan Eomma-mu akan ku cabut." Ancam Yuta yang membuat Renjun menggeram, menggepal-kan kedua tangannya, sampai buku-buku jarinya memutih.
"Kenapa kau meminta-ku, kalau aku sendiri tidak mempunyai hak untuk menolak?" Sarkas Renjun tanpa membalik-kan tubuhnya. Tubuhnya masih tetap membelakangi Yuta dari atas tangga sana.
"Bersiap-lah. Nanti kita akan berangkat bersama." Titah Yuta.
Renjun tidak menjawab perintah Yuta. Ia lebih memilih untuk naik ke atas kamarnya.
"Eonnie! Eonnie sudah datang!" Pekik seorang anak kecil yang baru saja keluar dari kamarnya.
Renjun tersenyum dan menghampiri anak itu. Menggendongnya dan membawa-nya masuk ke dalam kamar-nya.
"Sooya sudah tidur siang? Sudah mandi belum?" Tanya Renjun, menduduk-kan Sooya di atas ranjang milik-nya.
Sooya mengangguk antusias. "Aku sudah tidur siang, dan sudah mandi. Chulso Ahjumma yang memandikan aku!" Balas Sooya dengan senyuman-nya, menatap Renjun yang tengah mengganti baju-nya.
"Bagus. Kalo gitu Sooya tunggu Eonnie di sini ya. Eonnie mau mandi dulu, bau matahari soal-nya." Ucap Renjun, seraya mengusak surai rambut Sooya.
"Eonnie! Jangan acak-acak rambut aku! Aku sudah di sisirkan sama Chulso Ahjumma!" Protes Sooya.
Renjun yang mendengarnya pun terkekeh. "Mianhe Sooya. Kalau gitu Eonnie mandi dulu ya. Sooya jangan ke mana-mana. Arraseo?" Ucap Renjun lalu masuk ke dalam kamar mandi, setelah mendapat anggukkan kepala dari Sooya.
Setelah menunggu beberapa menit, Renjun akhirnya keluar dengan kimono handuk milik-nya. Memakai dress yang ia pilih secara asal.
"Eonnie mau ke mana?" Tanya Sooya.
"Kita akan pergi bersama Appa. Apakah Appa tidak memberitahu-mu?" Jawab Renjun, menanyakan kembali
Sooya menggelengkan kepalanya. "Tidak. Appa tidak memberitahu apa-apa." Ucap Sooya dengan tatapan polosnya.
*cklek* pintu kamar Renjun yang di buka secara tiba-tiba, membuat Renjun mengurungkan niat-nya untuk membalas perkataan Sooya.
"Sooya sayang, sini sama Eomma." Ujar Sooyoung yang langsung masuk, tanpa mengetuk pintu dahulu.
Renjun menghela nafas-nya kasar ketika melihat Sooyoung. Ia langsung melihat Sooya dan menyuruh-nya untuk pergi.
"Sooya siap-siap dulu ya. Eonnie ingin bicara dengan Eomma-mu." Titah Renjun yang langsung di turuti Sooya.
"Apakah tangan-mu lumpuh? Sehingga kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk." Sarkas Renjun, memandang Sooyoung dengan tatapan datarnya.
"Untuk apa. Aku nyonya di rumah ini. Tidak perlu mengetuk pintu." Balas Sooyoung yang tidak kalah sarkas.
"Tch! Berlagak sekali menjadi nyonya, padahal cuma selingkuhan yang tidak sengaja di angkat menjadi istri kedua karena hamil duluan." Balas Renjun.
"Walaupun seperti itu, tetap saja aku nyonya di rumah ini. Kau masih ingin menganggap Eomma-mu yang sudah mati itu sebagai nyonya di rumah ini?!" Balas Sooyoung yang sukses membuat Renjun marah.
"Eomma-ku tidak pernah mati!" Peringat Renjun dengan geram.
"Ya ya ya. Eomma-mu tidak mati, tapi seperti mayat hidup yang hanya bisa berbaring lemah di ranjang rumah sakit, tanpa bisa membuka matanya." Balas Sooyoung.
"Kenapa kau tidak menyerah saja dengan kehidupan Eomma-mu?" Tanya Sooyoung.
"Dan membiarkan dirimu menjadi nyonya utama di rumah ini? Mengaca-lah, kau hanya selir di sini. Tidak pantas untuk menjadi ratu di rumah ini." Sahut Renjun.
"Ck, tapi sebentar lagi aku akan menjadi ratu. Umur Eomma-mu tidak akan lama lagi. Hidup Eomma-mu selama ini di bantu oleh alat kesehatan. Aku tinggal membujuk Appa-mu saja untuk mencabut semua-nya. Mudah bukan?" Balas Sooyoung dengan seringaian-nya.
"Dan kau pikir aku akan diam saja? Kalau sampai hal itu terjadi? Aku akan membeberkan semua-nya kepada awak media. Biar seluruh dunia tau Huang Family yang sebenar-nya." Balas Renjun.
"Perusahaan akan hancur kalau sampai aku membeberkan semuanya. Jadi, bersikap baik-lah dan jangan pernah memancing kesabaran-ku. Kau tau sendiri bukan bahwa kesabaran aku ini sangat tipis?" Sambung Renjun, lalu pergi meninggalkan Sooyoung.
"Ck! Anak itu memang benar-benar susah di atur! Aku harus menyingkirkan dia dari rumah ini!" Geram Sooyoung, menatap Renjun.
"Eonnie!" Panggil Sooya.
"Eomma, Eonnie ke mana?" Tanya Sooya, menatap sekitar untuk mencari keberadaan Renjun.
"Eonnie-mu sudah ke bawah. Kajja! Kita susul Eonnie dan Appa-mu." Seru Sooyoung yang mulai menggandeng tangan Sooya dan menyusul Renjun serta Yuta.
Sampai di bawah, Yuta dan Renjun sudah stand by di sana.
Mereka langsung saja berangkat, masuk ke dalam mobil yang sama.
Membelah kota Seoul selama beberapa menit, dan akhirnya mobil itu berhenti di depan hotel berbintang yang sangat terkenal di Seoul.
Mereka pun mulai turun bersama, mulai berjalan bersama dan masuk ke dalam secara bersama.
Sampai di dalam, Renjun langsung di sambut oleh dua orang pria yang sedang mengulurkan tangan-nya untuk menggandeng tangan Renjun.
Renjun melihat kedua tangan pria itu. Pria itu adalah Jeno dan Jaemin yang sedang mengulurkan tangan-nya untuk di gandeng Renjun. Bukan-nya memilih, Renjun malah melengos pergi, tidak berniat untuk menggandeng salah satu-nya.
Jeno dan Jaemin yang melihat itu pun tidak tinggal diam, mereka langsung menghampiri Renjun yang sedang berjalan menuju makanan.
"Kau terlihat sangat cantik malam ini." Seru Jaemin dengan healing smile andalan-nya.
"Aku memang sangat cantik setiap harinya." Ralat Renjun akan ucapan Jaemin.
"Bajja. Kau memang setiap hari cantik." Seru Jaemin, membenarkan ucapan Renjun.
"Mana kado-mu?" Tanya Jeno kepada Renjun.
Renjun mendelik ketika mendengar perkataan Jeno. "Untuk apa kau meminta kado? Yang ulang tahun itu Appa-mu bukan diri-mu." Peringat Renjun.
"Kau benar. Appa-ku memang yang berulang tahun. Tapi aku yang akan mewakilkan Appa-ku untuk meminta kado-nya. Jadi, mana kado-mu?" Tanya Jeno.
Renjun langsung memberikan ponsel-nya. "Ketik nomor rekening Appa-mu. Aku akan men-transfer sekarang." Ucap Renjun dengan santai-nya.
"Uang Appa-ku sudah banyak. Appa-ku tidak perlu ini." Tolak Jeno, mengembalikan ponsel Renjun.
"Terus apa yang di inginkan Appa-mu?" Tanya Renjun.
"Cium aku. Appa-ku ingin kau mencium diri-ku."

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S ME - NORENMIN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NORENMIN (JENO X RENJUN X JAEMIN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO, HUANG RENJUN, DAN NA JAEMIN! ...