Sang mentari beranjak naik, kurang lebih sudah lima belas pembeli yang dilayani Farah di warung sembako dengan nama milik Mamak Iim.
Seakan alam semesta ikut berkompromi dengan keadaan suasana hati Farah. Sang mentari menyorotkan cahayanya dengan terang benerang. Keringat membanjiri wajah Farah, sampai pegal rasanya mengusap peluh itu.
"Teh... Ibu mana?"
Wahyu mendekati Farah dengan mengusap kedua mata.
"Wahyu, sudah bangun. Pinter banget ndak nangis yah. Ibu sudah berangkat kerja. Wahyu lapar ndak? Kalau lapar, nanti kita beli makan ."
Membawa Wahyu ke dalam pelukan.
"Ndak..."
Farah merasa kasihan, anak kecil berusia lima tahun sudah harus mengerti. Mengapa ibu dan ayahnya tidak tinggal bersama. Tapi wanita mana yang ingin di duakan, bukan mbak Rista tidak memberikan kesempatan kedua kepada mantan suaminya. Sudah banyak mbak Rista memberikan kesempatan untuk memperbaiki masalah tentang perselingkuhan sang mantan suami dan teman perempuan di tempat kerja sang mantan suami.
Mengusap punggung dengan penuh kasih sayang si kecil Wahyu yang mulai memejamkan kedua matanya kembali.
•••
Pukul dua belas siang, tapi mamak belum pulang dari rumah Bi Jum. Farah sudah mengira kalau mamak ndak akan cepat pulang. Pasti mengobrol dulu.
Perut Farah belum terisi nasi dari tadi malam, maksudnya setelah makan malam. Wahyu juga belum sarapan saat dia terbangun aku tawari makan tidak mau.
" Wahyu belum bangun neng? "
Menengok ke dalam warung.
" Belum, mbak Rista berangkat pagi. Jadi neng belum beli sarapan. Wahyu juga belum sarapan."
"Nih mamak bawa lauk. Nasi sisa ngeliwet (masak nasi) semalam masih ada. Wahyu taruh di kamar saja. Kasihan kamu pasti berat itu si Wahyu."
mamak berjalan masuk ke rumah.
Farah mengikuti mamak masuk ke rumah untuk menaruh Wahyu di kamar mbak Rista.
Saat keluar dari kamar mbak Rista, mamak sedang berada di dapur. Farah siap untuk mengisi dan memberi cacing yang sudah berdemo di dalam perutnya.
Seakan baru mendapat memori yang menghilang. Saking penasarannya dengan rumor tentang Pak Haji jadi duda. Farah langsung mendekati mamak.
" Mamak dengar ndak ada rumor Pak Haji jadi duda. "
" Tau.. Pak Haji itu orangnya ramah, tampan. Siapa yang ndak tau Pak Haji. Apalagi dengan rumor, eh bukan rumor lagi lah neng. Pak Haji memang sudah jadi duda. "
" Neng ndak tau, Pak Haji mana yang ramah, tampan dan sekarang jadi duda. Mak"
Mengangkat sendok yang siap masuk ke mulut.
Mamak menoleh ke arah ku sambil terkekeh.
" Kok mamak malah ketawa? "
" Kamu kan sekolah. Berangkat pagi pulang sore. Kalau keluar yah main, main juga ndak jauh. Ndak sampai ke lingkungan rumah Pak Haji. Neng pasti ndak akan tau Pak Haji yang ramah, tampan." balas mamak dengan terkekeh.
" Mamak kok malah puji, Pak Haji itu. Neng penasaran mak. Pak Haji yang sekarang bergelar baru Duda itu... Siapa? "
Menatap ke arah mamak, mengunggu respon mamak." Duda itu.... Yah Pak Haji Hafish toh neng. Nama panjangnya Hafish Wingga, dia yang punya rumah produksi makanan ringan di pinggir jalan raya itu loh. "
Farah menganga kaget dengan jawaban yang dilontarkan mamak, bukan karena nama dari Pak Haji itu melainkan rumah produksi yang besar itu dimiliki oleh orang yang tinggal di desa ini. Farah kira rumah produksi itu milik orang luar kota yang mengembangkan usahanya di desa Farah. Ternyata rumah produksi itu yang punya Si Pak Haji Hafish dengan gelaran baru sebagai duda. Salah ini bukan duda lagi tapi duren (duda keren) .
°•°
Hari ini sudah tahu ini, siapa nama dudanya. Nanti chapter selanjutkan aku munculin Pak Haji lah yah supaya seru.
Jangan lupa vote dan komennya. Komen kalian beneran sangat membantu aku sebagai penulis awam. Agar aku bisa memperbaiki cara penulisan.
Aku masih pada prinsip awal nih mau update satu hari satu chapter. Tapi aku juga bakalan update dari respon kalian. Jadi jangan lupa ajak temen, keluarga, atau duda di sekitar kalian hehehhe buat baca ceritaku ini.
Oke deh sampai jumpa di hari esok dengan semangat baru terus jaga kesehatan di masa pandemi. Papay kawan kawan.
@Inidino11
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Haji itu Duda
ChickLitBisik-bisik tetangga mulai terdengar di telinga. Adanya rumor bahwa seorang Pak Haji yang dikenal ramah, tampan, sopan, dan humble mendadak jadi duda. Dari banyaknya omongan tetangga yang dimaksud Pak Haji itu yang mana, karena yang bergelar Haji di...