3

1.8K 106 7
                                    

Farah masih memikirkan Pak Haji Hafish, ntah kenapa jiwa ku meronta ronta ingin tahu seperti apa wujud dari pria yang terkenal tampan itu.

Sambil menemani Wahyu bermain. Farah berpikir keras. Bukan, maksudnya berkhayal. Kadang menyamakan wujud Pak Haji Hafish dengan aktor Indonesia.

"TETEH.. dari tadi bengong mulu, Wahyu bosen main sendiri"

Beraut sedih bocah kecil itu.

"Maaf sayang, teteh tadi bengong. Nih mobilnya."

Mungkin Wahyu kecewa, seharusnya bibi menemaninya main malah bengong sedari tadi. Wahyu merampas mobil mainan yang ada ditangan Farah. Raut wajah Wahyu yang semula ceria, sekarang teduh. Detik-detik turun hujan.

"Wahyu kenapa neng? "

Mamak yang tiba-tiba masuk, penasaran ada apa dengan cucunya menundukan kepala.

"Ngambek, tadi neng ndak sengaja bengong saat temani Wahyu main mak" t

"Kamu juga neng kenapa bengong toh, Apa ada masalah?"

raut wajah khawatir mamak tercetak jelas.

"Hmm- ndak ada masalah mak, tadi neng bengong karena suasananya mendukung."

Sambil cengengesan Farah mengungkapkan alasan dia bengong.

"Maaf mak, neng bohong. Masa iya neng bilang kalau neng lagi mikirin duren, eh maksudnya Pak Haji Hafish. " batin Farah.

Mamak hanya menganggukan kepala. Seakan percaya dengan jawaban yang di berikan anak gadisnya.

"Wahyu main ke dalam kamar dulu yah." Wahyu menuruti perintah dari neneknya. Bocah kecil itu masuk ke dalam kamarnya dan ibu dari bocah itu.

" Neng, mamak mau ngomong penting nih tentang mbak mu."

" Tinggal ngomong aja mak, ada apa sama mbak Rista? "

" Gi.. gini gimana kalau mamak coba deketin mbak mu sama Pak Haji Hafish. Mbak mu kan sudah satu tahun menjanda, Pak Haji duda. "

" Pak Haji kan baru duda seminggu yang lalu, sama persis tamat sekolah neng mak. Apa ndak terlalu kecepatan? "

" Mamak juga mikir kali neng, maksudnya perkenalan gitu loh. Kalau cocok yah lanjut, nanti Pak Haji jadi mantu mamak. "

Mamak terkekeh membayangkan Pak Haji Hafish jadi mantunya.

" Terserah mamak, neng ngikut deh kalau mbak Rista juga setuju. "

" Nanti kalau mbak mu datang pulang kerja mamak mau ngasih tahu. "

Mamak harus melakukan kewajiban seorang muslim yaitu menunaikan sholat, karena sekarang sudah memasuki waktu ashar lebih tepatnya sudah pukul enam belas. Mamak juga menyuruhku bergantian menjaga warung. Tentunya aku sudah menunaikan kewajiban ku dulu.

Sebelum keluar aku menyempatkan melihat ke kamar mbak Rista, ternyata Wahyu masih asik bermain di ranjang dengan mobil mainannya.

Farah duduk di kursi panjang depan warung biasanya disediakan untuk pembeli atau bapak-bapak pesan kopi.

Jika sedang menjaga warung hanya satu kegiatan yang aku lakukan sambil menunggu adanya pembeli, apalagi kalau bukan bermain hp.

" Asslamualaikum neng."

" Waalaikumusalam, mbak."

Mengambil tangan mbak Rista untuk disalami.

" Wahyu mana? "

" Ada di dalam kamar lagi mainan."

Mulut mbak Rista membentuk bulat, seperti mengungkapkan 'oh'

" Mamak pasti lagi sholat kan?"

Pak Haji itu DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang