6

2K 131 15
                                    

"Ekhem, neng ini kunci motornya. Mang Asep lupa kasih "

Mang Asep keluar untuk memberikan kunci motor Farah. Dengan canggung Farah menerima kunci motor. Setelah itu Farah tidak punya keberanian untuk melihat ke arah Pak Haji.

"Tahan sebentar, emang agak perih"

"I...i Iya Pak Haji"

Tidak ada lagi percakapan, semua fokus dengan diri sendiri.

Matahari sudah beranjak naik menandakan waktu sudah siang. Semua pekerja di rumah produksi mulai keluar untuk memanfaatkan waktu istirahat.

"Punten Pak Bos"

"Mau pada istirahat"

Pak Haji yang tadi sedang fokus memberikan obat membalas sapaan pekerja nya.

"Iya Pak Bos, mau makan siang. Si neng luka? Jatuh dimana? "

"Nggih Bu, tadi jatuh di depan. Jalannya licin"

Farah menjawab pertanyaan ibu itu.

"Selamat istirahat jangan sampai telat masuk ya bu? "

"Saya mah ndak pernah telat Pak bos kalau mepet iya"

Si ibu mengakhiri percakapan dengan Pak Haji dengan candaan dan berlalu untuk istirahat siang.

"Nah sudah beres nih, lukanya juga udah ketutup"

Farah melihat lukanya yang sudah tertutup perban

"Terima kasih pak"

Pak Haji mengangguk

"Pak Haji emang ndak ada loker yah? Saya mau ngelamar"

"Belum ada, nanti kalau ada saya kabari"

"Kabari gimana? Ketemu aja jarang. No hp nggak punya" Gumam Farah

"Ini kartu nama saya, kamu kalau mau ngomong sendiri jangan terlalu keras. Sampai saya bisa kedengeran"

Farah tersenyum canggung menerima kartu yang disodorkan oleh Pak Haji.

"Yuk saya anter pulang"

"Loh ndak usah Pak Haji, Farah bisa naik motor sendiri"

"Motor mu biar dianter sama Mang Asep. Kamu pulang sama saya, sekalian saya juga mau keluar"

"Beneran Pak Haji ndak usah dianter lagi"

"Udah ayuk, sini saya bantu"

Pak Haji memegang tangan Farah untuk membantu berdiri, Farah dengan pasrah menerima bantuan Pak Haji.

Pak Haji membawa Farah menuju mobil berwarna hitam yang sering Farah liat lewat didepan rumahnya. Mobil berkaca hitam tidak tembus pandang.

Farah duduk disamping kemudi dengan perasaan campur aduk

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, tidak seperti jantung Farah yang berdetak dengan kecepatan di luar batas

Farah berkelana dengan pikirannya. Bagaimana tanggapan mamak nanti

"Farah"

"Iya Pak Haji"

Farah kembali fokus

"Jangan banyak bengong masih muda, mikirin cowok ? "

"Ndak Pak Haji, saya belum punya cowok"

"Bohong nih biasa nya anak remaja seusia kamu udah punya cowok"

"Farah mah belum punya Pak haji. Farah mah sukanya sama yang umurnya di atas Farah. Biar serasa punya sugar daddy"

Farah cengengesan sendiri

"Berarti kamu suka sama saya? "

"Farah mah ndak tau Pak Haji. Tapi kalau lagi deket sama Pak Haji jantung Farah nggak bisa tenang"

Farah langsung membekap mulutnya

Bodoh aku

Pak Haji tidak bereaksi dengan apa yang baru saja Fatah katakan. Fatah menyadati suasana di mobil secanggung apa

"Maksudnya Farah, kan setiap manusia emang jantungnya berdetak Pak Haji masa jantung diem nanti dikira mayat hidup"

Farah berusaha menjelaskan apa maksud perkataannya

"Saya kira cuman saya sendiri ternyata kamu juga yah Farah"

"Ha..? "

°•°

Hai hai balik lagi nih.

Maaf yah telat banget up nya, minggu kemarin dapat shif malam. Yang biasanya kerja sampai hari jum'at, tapi minggu kemarin sampai sabtu. Sudah pulang minggu pagi, eh hari seninnya masuk pagi.

Kok curhat yah hehehehe

Nah loh siapa yang tau dari maksud ucapan Pak Haji?

Jangan lupa vote dan komennya. Kalau boleh follow juga akun inidino11 yah

Hmm apa lagi yah?

Intinya sehat selalu kalian

Papay

Pak Haji itu DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang