05 || Om?

13.1K 1.9K 355
                                    


12kentang

Happy reading

.
.
.

"Malam, Princess!!" sapa Hansel mencium pipi Retta yang berada di pangkuan bundanya.

Sedangkan Elbi mencebikkan bibirnya ketika melihat itu. "Idih, pipi Retta langsung ternodai sama bibir lo," sindirnya.

"Lo iri? Retta gue cium, sedangkan lo nggak?" tanya Hansel dengan wajah meledek.

"Gue iri? Yang bener aja, Hans! Gue lebih baik dicium kambing daripada dicium sama lo. Ingat, gue masih punya dua abang selain lo," balas Elbi tersenyum miring.

"Dicium kambing ceunah? Besok gue bawa kambing ke sini dan lo harus cium, Bi," tantang Hansel.

"Udah-udah! Kalian bisa nggak, sehari aja damai!" tegur Diva kesal melihat perseteruan kedua anaknya.

"ENGGAK BISA!" jawab Elbi dan Hansel bersamaan. Sedangkan sang bunda mendelik tajam. Bisa-bisanya kedua anaknya meneriaki dirinya.

Albar baru saja ingin menegur kedua adiknya, tapi segera ditahan oleh Arian Ayahnya. Arian memberi kode seperti berbicara 'Biar Bunda yang negur'.

"Elbi, Hansel! slSini kalian!" perintah Diva dengan suaranya yang dilembut-lembutkan. Justru itu yang membuat Elbi dan Hansel waspada. Pasti akan ada kesialan yang akan mereka hadapi setelah ini. Lebih baik bundanya langsung memarahi mereka daripada berada dalam situasi seperti ini.

Elbi meringis lalu perlahan mendekati bundanya, begitu pula dengan Hansel.

Belum sempat Hansel memberi alasan, telinganya lebih dulu dijewer oleh Diva.

"Awssh, Bun, sakiiit. A-awwsh ampun—aduh!"

"Bundaa huwaaaaa telinga Elbi mau copot! Yah! tolongin Elbi huwaaaa a-awwsh!"

"Bundaa, ini Hans yang sala-awwwwh huwaaa, Bang! Kakak! bantuin Elbiii!"

Telinga Elbi ditarik oleh tangan kiri Diva, sedangkan tangan kanan di telinga Hansel.

Elbi dan Hansel terus meringis karena telinganya sudah panas sebab jeweran maut itu. Sedangkan Ayah, Albar, Rion, hanya diam sembari menyimak tanpa niat membantu.

Setelah puas, Diva melepas tangannya dari telinga kedua anaknya.

"Itu peringatan dari Bunda, awas jika kalian kayak gitu lagi. Sebagai hukumannya—"

"Loh, Bun? Tadi bukan hukuman?" Hansel melongo tidak percaya.

"Diam kamu!" balas Diva. Hansel seketika menutup mulutnya rapat-rapat.

"Hukumannya, selama satu minggu ... kalian nggak dapat uang jajan sepeser pun! Untuk Ayah, Albar, Rion, jangan ada yang kasih mereka uang!" pungkas Diva.

Elbi dan Hansel menganga tidak percaya. Bagaimana nasib mereka seminggu kedapannya tanpa uang jajan sepeser pun.
Elbi tidak punya 1k pun uang, begitupun dengan Hansel. Tamat sudah riwayat mereka.

Sedangkan Albar dan Rion hanya tersenyum melihat kedua adiknya.

Elbi menoleh ke Hansel. Ini semua gara-gara Hansel, pikirnya. Baru saja tangannya ingin memberi pelajaran sedikit saja dengan menjambak rambut Hansel. Namun, suara bundanya membuat ia menelan saliva dengan kasar.

"Makan atau nggak bunda kasih makan juga selama seminggu!" sarkas Diva saat melihat gelagat anaknya yang akan kembali berantem.

"Makan, Bun. Makan," jawab Elbi dan Hansel cepat. Setelah itu mereka segera duduk di kursi mereka.

𝐊𝐀𝐋𝐎𝐏𝐒𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang