5 - pénte

28 8 0
                                    

Semua berjalan sesuai takdir dan keinginan Tuhan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Arghhh bisa-bisanya tuh anak ga peduli anjir gue harus ke rumah nya gak ada cara lain masak harus gue gitu yang ngerjain sendiri dih enak banget."

"Tarik nafas..ya buang drey...lo harus sabar ga boleh kesal oke sekarang waktunya tidur."

Hari sudah berganti dan malam pun sudah berganti menjadi pagi

"Wih mama masak apa tuh wangi banget tau." ucap Audrey sambil berjalan ke meja makan

"Cuma masak nasi goreng sama telor dadar drey ga papa kan? Mama ga sempat masak ayam goreng buru-buru soalnya."

"Nggak apa-apa kok ma Audrey suka kok, sejak kapan sih Audrey nolak masakan mama yang paling enak ini, eh tapi ma semangat oke hati-hati juga nanti di jalannya."

"Iya-iya bisa aja kamu, iya pasti dong anak mama yang cantik. Sekarang makan terus berangkat nanti telat."

"Oke ma."

Setelah itu terjadi keheningan karena mereka sudah makan dengan nikmat hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.

Sesampainya Audrey di kelas dia langsung menghampiri cowok yang membuatnya kesal setengah mampus kemarin malam

"Nah ni dia nih cowok nya." monolog nya sambil berjalan ke arah kursi Xavier

"Heh lo gue nge chat lo mau bahas tentang tugas kelompok ye bukan mau caper sama lo."

"Terus?"

"Terus lo bilang?!! Terus?? Lo gimana sih yang namanya tugas kelompok ya di kerjain sama-sama anjir, gini nih kalau orang yang tertutup ga mau bergaul jadi gini nih."

"Terserah lo."

"Oke kalau lo ga mau diskusi sama gue, gue bakalan datang ke rumah lo."

Xavier POV

Aduh bisa gawat nih cewek kalau beneran datang ke rumah gue nanti papa bakalan marah

"Gue ngikut."

"Gitu kek ada ke jelasan ini nggak balas chat aja susah lo pikir bayar apa!!"

"Hm."

"Lo!!! Bajingan kesal gue arghh!!"

Gue hanya natap tuh cewek dengan datar dia gak ada salah sih sebenarnya sama gue tapi ya gue bawaan nya benci aja sama dia anggap aja gue egois ga mau tersaingi dan ga mau ada orang yang lebih unggul dari gue.

Gue memang di didik gini kan? Di tanya capek ya pasti capek siapa coba yang ga capek harus rela in masa mudanya
Padahal mah otak gue ga bodoh-bodoh amat tapi kenapa papa selalu nuntut gue

Xavier POV end

"Pagi-pagi bukan nya senyum malah cemberut lo."

"Ya siapa coba yang ga kesal di gitu in na, gue berasa mau gila."

"Ya maklum in aja kali drey lo tau sendiri kan sifat nya dia."

"Tapi ini masalah kerja kelompok nya yang harus di kumpulin 3 hari lagi Shena 3 hari lagi!!!"

"Tau gue, nasib namanya itu." ucap Shena sambil terkekeh ringan

"Gue benar-benar di fase 5L."

"Hah? Apa tuh?"

"Leleh, letih, lesuh, loyo, letoy"

"Anjir lo kok jadi gini sih kepentok lo ya."

Audrey mengabaikan nya dan memilih membenamkan mukanya di atas meja.

🍁🍁🍁🍁

Melihat gadis di depannya itu hanya terdiam membuat Xavier menghembuskan nafas panjangnya.

"Lo cuma mau diam gitu aja ?"

"Gue gak diam doang ya ini gue lagi mikir." Sarkas Audrey.

"Duh gimana nih gue belum dapat tempat wisata." Ucap Audrey dalam hati.

"Lo belum dapat tempat wisata." Tebak Xavier tepat sasaran.

"Nih orang bisa baca pikiran atau gimana sih kok bisa tau."

"Dih enggak ya gue cuma ga tau mau milih yang mana." Kilah Audrey.

"Ikut gue." Xavier langsung menarik tangan gadis itu.

Sudah cukup waktunya terbuang 20 menit hanya untuk menunggu gadis itu yang katanya sedang berpikir. Gak tau benar berpikir apa enggak.

"Apaan sih Lo main narik-narik tangan gue sakit tau." Kesal Audrey karena Xavier langsung menarik tangannya secara tiba-tiba.

"Bisa diam gak, Lo berisik." Ujar Xavier.

"Gimana gue gak berisik lo narik tangan gue tiba-tiba mana nariknya kekencengan lagi Lo pikir gak sakit."

Tanpa mempedulikan ocehan gadis ber kuncir kuda itu Xavier semakin mempercepat langkahnya dengan menarik tangan gadis itu.

"Pantai ?"

"Tempat wisata juga kan."

"Kenapa lo bisa terpikirkan sama tempat ini."

"Gak tau, tiba-tiba langsung terlintas aja di pikiran gue."

"Yaudah kita review pantai ini aja lagi pula gak ada pilihan juga."

Setelah itu tidak ada lagi suara yang terdengar, keduanya sama-sama terdiam menikmati semilir angin yang menerpa kulit mereka.

"Sebenarnya gue punya alasan kenapa ngajak lo ke pantai ini." Ujar Xavier dengan mata tertuju pada hamparan laut di hadapannya.

Mendengar itu Audrey mengalihkan pandangannya menatap cowok yang ada di sampingnya itu.

"Tadi kata lo gak ada alasan labil banget sih."

"Dulu setiap akhir pekan gue selalu di ajak sama mama gue ke sini walaupun kita cuma mandang laut berjam-jam tapi gue gak pernah bosan asal gue sama mama. Sederhana tapi itu buat gue bahagia."

Sejenak Audrey menatap Xavier yang duduk di sampingnya, merasa heran karena ini kali pertama cowok itu berbicara sepanjang itu kepadanya terlebih berbicara tentang keluarganya.

"Terus sekarang lo masih sering di ajak sama nyokap lo ke sini ?" Pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Audrey.

"Sekarang mama udah nggak ada." Terlihat sedikit raut kesedihan di wajah Xavier.

"Sorry gue gak tau." Ucap Audrey pelan.

"Gak papa." Balas Xavier.

"Lo tau gak hidup itu ibarat laut Yang kadang ombaknya besar kadang juga ombaknya kecil sama kek hidup kadang kita dihadapkan sama masalah besar yang buat kita kewalahan buat ngatasinnya kadang juga cuma masalah kecil yang gampang kita atasi tapi percaya deh Tuhan gak akan ngasih lo cobaan yang di luar batas kemampuan lo Tuhan tau lo mampu makanya lo di uji seperti itu."

Sejenak Audrey menghentikan ucapannya.

"Setiap orang di dunia ini pasti punya masalah entah itu masalah besar atau kecil dan pastinya lo juga begitu tapi ada orang yang milih nyerah sama masalah yang mereka hadapi ada juga orang yang kuat dan gak biarin masalah itu buat mereka kalah dan gue harap lo salah satu orang kuat itu."

Ha-hai aku up lagi hehe udah lama banget ga up sorry ya tugas nya ga ngotak sksks banyak banget 😭 btw G.N semua nya bye bye -Uci& & Kak Ikhaa

émmoni idéa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang